|•Reygana 27

1.6K 70 0
                                    

Kini Nara dan Alsya tengah berjalan di koridor menuju tempat di mana mobil Alsya terparkir.
Alsya memang belum mengetahui bahwa Reygan lah pria yang di jodohkan dengan sahabatnya itu.

Tunggu, Nara kan tidak tahu menahu letak tempat fitting baju itu di mana. Ck, mengapa sang Bunda tidak memberitahunya? Kenapa harus Reygan lagi? Ah rasanya Nara malas mendengar nama itu.

"Tempatnya di mana Nar?" tanya Alsya,

"Emm, di-"

Belum sempat Nara menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja seseorang berlalu dan memotong kalimatnya.

"Ikut gue," bisik pria yang berpapasan dengan Nara.

Nara pun tertegun dibuatnya.
Napasnya terhenti seketika, bersamaan tubuh yang membeku. Bagaimana tidak, saat Reygan membisikkan kalimat itu pada Nara, jarak antara mereka sangatlah minim. Iya Reygan. Namun dengan pergerakan Reygan yang cepat dan cekatan, hingga Alsya pun tidak menyadarinya.

"Lo kenapa Nar?" tanya Alsya yang baru menyadari langkah Nara terhenti.

"Emm- engga kok. Eh gue kesana sebentar yaa ada urusan, lo tunggu aja di sini," ucap Nara kemudian dengan secepat kilat menjauh dari Alsya dan mengikuti arah langkah Reygan dari jarak yang cukup jauh.

"Mau kemana?" tanya Alsya,

"Udah lo tunggu aja di sini." Nara telah mengambil ancang-ancang untuk berlari. Sedangkan Alsya mendengus sebal.

"Ck. mana sih," ucap Nara yang bermonolog,

Nampaknya Nara kehilangan jejak jodohnya itu. Jodohnya? Ah Nara saja geli mendengarnya.

Nara melihat sekelilingnya yang nampak sepi. Oh Nara baru menyadari bahwa saat ini ia berada di halaman belakang sekolah yang jarang dikunjungi oleh para murid.

"Ekhm," tiba-tiba suara bariton milik seorang pria menelusup ke telinga Nara.

Nara memutar badannya dann tepat di situ.
Di belakang Nara sudah ada Reygan yang berdiri dengan tatapan matanya yang langsung beradu dengan mata coklat Nara.

Dalam beberapa detik Nara menahan nafasnya. Memperhatikan setiap inci dari wajah Reygan yang tenang.

"Nau liatin gue sampai kapan?" ucap Reygan yang sontak membuyarkan lamunan Nara.

Dengan cepat Nara menjauhkan tubuhnya dari Reygan dan menetralkan wajahnya serta perasaannya.

"Jadi, mau ngapain lo suruh gue ke sini?" tanya Nara yang pura-pura tidak tahu tentang fitting baju itu.

"Gue yakin lo tau apa tujuan gue," jawab Reygan,

"Gak usah bertele-tele," ujar Nara,

"Gak usah pura-pura gak tau," tembal Reygan,

Nara mendengus kesal.

"Fitting baju?" ucap Nara malas.

"Hmm," jawab Reygan,

"Ck. Urusan sama lo lama ya, udahlah gue pergi sendiri aja," kesal Nara,

"Lo tau tempatnya? Oh dengan senang hati, silahkan pergi sendiri," tembal Reygan,

Sialnya Nara termakan omongannya sendiri. Bagaimana bisa, ia kan tidak tahu di mana tempatnya.

"Gue bisa telpon Bunda buat nanya tempatnya," ucap Nara yang tak mau kalah.

Sedangkan Reygan hanya menggedikkan bahunya seolah tidak peduli.

Nara pun mengeluarkan ponselnya kemudian menelpon sang Bunda.
Ck. Kenapa Bundanya tidak mengangkat telpon dari anaknya sendiri?

ReyganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang