Jika ingin menangis, menangislah. Manusia kuat bukan berarti dia yang selalu bertahan tanpa air mata, bukan dia yang malu untuk unjuk rasa, karena menangis adalah rasa yang memiliki hak untuk tercipta.
___________
Sejak terbongkarnya kebusukkan Kenan, di hari itu juga ia mengundurkan diri dari SMA Adhitama.
Secara otomatis, kepengurusan OSIS pun tak terkendali. Tidak ada ketua dan wakil ketua bukan hal mudah bagi jajaran pengurus OSIS lainnnya.Kalian ingat dengan perkataan Reygan yang akan menggantikan tugas Nara?
Iya, pria itu menepati ucapannya.
Reygan menghandle semua urusan OSIS dengan dibantu oleh Ezra. Pihak sekolah pun hanya bisa mengikuti usul dari mantan ketos itu.Hampir dua minggu Nara terbaring koma, selama itu juga persiapan perpisahan dilaksanakan.
Sudah tinggal menghitung hari untuk acara besar ini terlaksana.Reygan berdiri di tengah lapangan yang luas, memperhatikan petugas dan murid-murid yang sedang membuat juga memasang dekorasi.
Sesuai apa yang sejak awal Nara rencanakan, acara ini khas Indonesia. Namun, dimodifikasi sedemikian rupa agar tidak monoton."Rey, gimana? Aman?" Putra menepuk bahu Reygan dari belakang. Membuat pria itu membalikkan tubuh.
Reygan hanya mengangguk dengan senyum tipisnya sebagai jawaban. Raut wajahnya nampak tak bergairah.
"Lo kenapa sih? Kepikiran Nara?" tanya Putra,
"Gue gak nyangka aja tiga tahun berjalan secepat ini. Setelah ini, kita bakal pergi dengan mimpi masing-masing," ucap Reygan,
Putra terkekeh seraya mengingat kembali masa-masa awal perkenalan Ia dengan ketiga sahabatnya.
"Tapi lo mau kuliah di Indonesia kan? Stay di sini kan, Rey?"
"Dari kecil gue punya mimpi buat kuliah di Amsterdam. Ajaibnya, kemarin Pak Agam nawarin gue buat daftar beasiswa kampus ternama di Amsterdam. Gue punya cukup banyak sertifikat hasil lomba selama dua tahun lebih di sini, Pak Agam bilang itu cukup meyakinkan buat gue lolos seleksi."
"Mungkin sekarang saatnya gue realisasikan mimpi itu," tutur Reygan,
"Tapi Nara?"
"Itu juga yang bikin gue bingung. Mana yang harus gue perjuangkan lebih dulu." Reygan menjatuhkan pandangannya pada lantai lapangan yang ia pijak.
"Lo yang tau diri lo sendiri, Rey. Lo yang tau apa yang paling lo butuhin. Pikirkan matang-matang, jangan sampai lo menyesali apa yang udah lo pilih."
Reygan terdiam. Pilihan yang berat baginya.
Belum selesai kebimbangannya tentang perasaannya pada Nara, kini ditambah pilihan baru yang lebih menyulitkan.______________
"Nya, lo bareng Kak Putra aja ya," ujar Alsya di hadapan Fanya, Putra, dan Vero.
"Loh, kenapa Sya? Lo bawa mobil kan?" tembal Fanya heran,
"Gu–gue tiba-tiba ada urusan nih Nya, biasalah, Mami,"
"Mami kenapa Sya?" tanya Putra,
"Hah? Oh itu, Mami minta gue temenin ke salon. Gak ada apa-apa kok, lo tenang aja, Kak." Alsya tersenyum kikuk, berharap tak ada yang menyadari sikap anehnya.
"Yaudah gue pulang naik ojol aja," ucap Fanya, gadis itu merasa tidak enak hati jika diantar pulang oleh Putra.
Sejak tadi Vero hanya terdiam memperhatikan interaksi antara tiga manusia di hadapannya itu. Vero tau, pasti ada yang Alsya sembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reygana
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] "Cinta memang bukan untuk dipaksa, Tapi cinta bisa datang karena terbiasa." _Ainara Rinza_ Kisah pria tampan yang sangat ramah dan bersahabat, senyumnya yang bisa menghanyutkan para kaum hawa, dan tawanya yang bisa...