"Gimana dok?" tanya Lista pada dokter Faris yang baru saja selesai mengecek keadaan Nara.
"Nara hanya kelelahan, mungkin juga efek dari lukanya," ujar Dokter Faris,
"Luka apa Dok?" tanya Lista bingung,
Si Dokter pake segala bilang luka, kena amuk lagi dah gue_ omel Nara dalam hati.
"Luka yang ada di kakinya," tembal Dokter Faris,
Ah, tatapan yang Lista lemparkan pada Nara sangat tajam.
"Kalau begitu saya pamit," pamit Dokter Faris,
"Oh iya Dok, silahkan," ucap Lista,
Saat dirasa Dokter Faris telah keluar dari kamar Nara, inilah saatnya.
"Kaki kamu luka?"
Nara rasa sebentar lagi akan terjadi hal buruk."I-itu Bun, yang bekas kesandung," elak Nara,
"Mana coba Bunda lihat." Lista menyingkap selimut yang Nara kenakan.
"Eh gak usah diliat Bun, luka kecil doang," cegah Nara,
"Sini Bunda liat dulu," keukeh Lista,
Tamat riwayat gue_batin Nara,
"ASTAGFIRULLAH AINARA! LUKA KAYA GINI DIBILANG LUKA KECIL. PAKE SEGALA BOHONG SAMA BUNDA. KESANDUNG DIMANA KAMU? DIJURANG?!" Tepat seperti perkiraan Nara. Sang Bunda mengomel habis habisan ketika melihat pergelangan kaki Nara yang luka hingga dibungkus oleh perban.
"Iya" refleks Nara yang sontak membuat Lista membelalakkan matanya.
"Eh enggak Bun, maksud Nana tuh enggak gitu," ralat Nara,
"Jujur sama Bunda kenapa kaki kamu bisa sampai luka gitu?" titah Lista yang lebih mengarah pada paksaan.
"Jadi- emm kepala Nana sakit lagi nih Bun, Nana tidur lagi aja yaa," elak Nara,
"Tapi-" Belum sempat Lista melanjutkan protesnya sudah Nara potong lebih dulu.
"Dadah Bunda, Nana mau bobo cantik dulu," ujar Nara kemudian menutup wajahnya dengan selimut.
Lista pun menghembuskan nafasnya kasar. Merasa kesal dengan tingkah putrinya itu.
________
"Cari siapa Kak?"
"Nara," jawab Reygan seadanya,
"Nara gak masuk sekolah," ucap murid perempuan dengan rambut kuncir kudanya itu.
"Alsya?" tanya Reygan lagi,
"Tadi sih ke kantin," ujar siswi itu,
Tanpa sepatah kata lagi, Reygan membalikkan tubuhnya dan pergi menjauhi koridor kelas yang nampaknya itu adalah kelas Nara.
Iya, kini Reygan menuju ke arah kantin. Mungkin untuk mencari Alsya.
"Udah?" tanya Vero saat Reygan kembali ke meja kantin yang tadi ia tempati bersama kawan-kawannya.
"Sepupu lo mana?" tanya balik Reygan,
"Noh." Vero menggunakan dagunya untuk menunjuk meja yang di tempati Alsya dan Fanya.
Reygan pun berjalan menuju meja yang tadi di tunjukkan oleh Vero.
"Nara mana?" ucap Reygan to the point.
"Eh, emm Nara gak sekolah Ka," jawab Alsya yang sebetulnya terkejut dengan keberadaan Reygan yang tiba-tiba.
"Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reygana
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] "Cinta memang bukan untuk dipaksa, Tapi cinta bisa datang karena terbiasa." _Ainara Rinza_ Kisah pria tampan yang sangat ramah dan bersahabat, senyumnya yang bisa menghanyutkan para kaum hawa, dan tawanya yang bisa...