|•Reygana 41

1.5K 66 0
                                    

Seperti permintaan Reygan, kini Nara tengah berdiri di parkiran sekolah. Menyaksikan murid-murid lain mengeluarkan kendaraannya.
Ck. Sialnya Reygan belum juga menampakkan batang hidungnya dan Nara, tetap harus menunggu pria itu.

"Nara!" panggil seseorang yang lantas membuat Nara membalikkan tubuhnya.

"Kenan?" beo Nara,

"Lo lagi nunggu siapa? Mau pulang bareng gue gak?" tawar pria itu,

"Emm gue- gue lagi nunggu-"

"Nunggu gue," sambar Reygan yang datang dari arah belakang Nara.

"Bener Nar?" tanya Kenan,

"Ayo. Jangan lelet," ujar Reygan kemudian memasuki mobilnya.

"Bener Ken, sorry ya gue duluan," ucap Nara,

Kenan mengangguk. "Hati-hati,"

Kini mobil Reygan telah melesat dari area sekolah. Nara bahkan tidak tau kemana arah laju mobil itu.

"Sebenernya kita mau kemana sih?" tanya Nara,

"Suatu tempat," jawab Reygan,

"Lo gak bisa ngomong lebih jelas? Atau lebih spesifik gitu?"

"Gak."

Huh!
Benar-benar menguji kesabaran.

"Gak usah ditekuk gitu muka lo," ujar Reygan yang memecah keheningan.

"Suka-suka gue lah," sahut Nara,

"Jadi cewek kok galak, gak ada anggun-anggunnya," sindir Reygan,

"Jadi cowok kok nyebelin, gak ada romantis-romantisnya," sahut Nara,

"Ooh, jadi lo pengen diromantisin gue?" tuding Reygan sembari mengangguk-anggukkan kepalanya. Otu terlihat menyebalkan di mata Nara.

Dan lagi, Kenapa Nara mengatakan itu tadi? Akhirnya Ia sendiri yang kehabisan kata untuk menjawab ujaran Reygan tadi.

"Hah? Y-ya enggak lah," ucap Nara gelagapan,

"Yakin?" Ah! Kenapa Reygan terus menggoda Nara. Ayo Nara, jangan kehabisan akal!

"Yakin lah. Ngapain gue pengen diromantisin cowok es kaya lo," elak Nara,

"Setau gue, kutub Utara sekalipun kalo terus-terusan kena panas matahari bakal melelah," ujar Reygan,

"Terus?"

"Just info aja sih," sahut Reygan,

"Gak jelas," cibir Nara,

Tiga puluh menit mereka berada dalam satu mobil. Menempuh perjalanan yang entah kemana arahnya, Nara tidak tahu.

"Turun," titah Reygan,

"Oh udah sampe?" tembal Nara,

"Ya lo pikir?"

"Santai kali, garang banget muka lo,"

Bukannya menjawab, Reygan memilih keluar lebih dulu dari mobilnya.
Tentu Nara membuntutinya.

Tunggu. 'Panti Asuhan Kasih Bunda'

Untuk apa Reygan pergi kesini?

"Dari pada bengong mending bantuin gue," ujar Reygan yang berlalu di hadapan Nara,

"Bantuin apa?" tanya Nara tak mengerti,

"Bawa ini," ucap Reygan sembari memperlihatkan barang yang Ia bawa.

Tanpa menjawab lagi, Nara bergegas menuju bagasi mobil Reygan.
Oke. Sekarang Nara mengerti!
Bagasi mobil Reygan dipenuhi dengan tote bag yang berisi makanan pokok.
Ada juga beberapa mainan anak.

ReyganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang