"Jadi ..." Anggi menjelaskan apa yang terjadi sejak awal.
"Mereka ke arah mana?" tanya Reygan. Tidak, kalian masih tidak bisa absen dari nada dingin Reygan.
"Kearah sana Kak." Anggi menunjuk ke arah yang tadi dipilih oleh Nara dan Fanya.
"Kita langsung cari aja. Sebaiknya kita cari sama-sama, kalau berpencar khawatir malah tambah terpisah," ujar Putra,
"Gue setuju. Lebih baik kita cari sama-sama," timpal Kevin,
Reygan dkk, dan Anggi mulai berjalan menyusuri hutan dan melewati pepohonan yang masih setengah basah karena hujan tadi.
"NARA! FANYA!" teriak Vero yang diikuti oleh teman-temannya.
"Ini pita siapa?" tanya Reygan yang berada di belakang dengan mengacungkan pita kecil berwarna kuning, dan sontak membuat semua menengok kearahnya.
"Itu pita Nara," ujar Anggi, memang benar, itu merupakan pita kesayangan Nara.
"Mereka pasti lewat sini," ujar Putra,
"NARA... FANYA... LO DIMANA..." teriak Anggi
"NARA!"
"FANYA!" Putra dan Kevin pun tak henti meneriaki nama Nara dan Fanya. Berharap salah satu dari mereka mendengar seruannya.
"SIAPAPUN TOLONG GUE!" ujar seseorang yang entah dari mana asalnya.
"Lo denger suara itu gak?" tanya Vero pada semua,
"TOLONG!"
"Itu Fanya. Gue yakin itu Fanya," ucap Anggi yakin,
"FANYA! LO BISA DENGER KITA GAK?" teriak Kevin,
"SIAPAPUN KALIAN, TOLONG GUE," Itu benar-benar Fanya,
"Suaranya dari arah sana," ujar Putra dengan menunjuk ke arah yang ia yakini asal suara itu.
"FANYA, LO BISA DENGER KITA KAN?" teriak Anggi sembari terus mencari asal suara Fanya.
"FANYA INI GUE ANGGII," teriak Anggi lagi,
"ANGGI GUE DISINI, GUE MOHON TOLONGIN GUE." Semakin jelas. Suara Fanya terdengar semakin nyaring, Reygan dan yang lain semakin bisa memprediksi dimana Fanya berada.
"Itu Fanya," ujar Vero,
"Fanya!" panggil Anggi sembari berlari kearah Fanya.
"Lo darimana aja Nya?" tanya Anggi,
"Nara dimana?" tanya Reygan,
Fanya pun melerai pelukannya dengan Anggi.
"Tadi gue sama Nara kesesat, kita gak tau arah balik. Tiba-tiba kaki Nara kesandung dan dia jatuh-"
"Terus kenapa sekarang lo gak sama dia?" potong Reygan cepat,
"Dia suruh gue tinggalin dia dan cari jalan keluar Kak," ucap Fanya sembari berurai air mata.
"Kenapa lo mau?!" entahlah, Reygan sadar atau tidak mengatakan itu.
"Dia yang minta gue cari jalan keluar, dia mau gue cari bantuan. hiks..." Fanya semakin merasa bersalah. Kenapa ia bisa dengan bodohnya meninggalkan Nara dengan kakinya yang terluka.
"Mending sekarang kita tentang dulu. Kita cari Nara sekarang juga," ujar Putra,
"Lo tau tempat terakhir lo ketemu sama Nara?" tanya Putra,
"Gue rasa gue masih ingat tempatnya," ujar Fanya,
"Kita cari Nara sekarang, sebelum hari mulai gelap," ujar Kevin,
KAMU SEDANG MEMBACA
Reygana
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] "Cinta memang bukan untuk dipaksa, Tapi cinta bisa datang karena terbiasa." _Ainara Rinza_ Kisah pria tampan yang sangat ramah dan bersahabat, senyumnya yang bisa menghanyutkan para kaum hawa, dan tawanya yang bisa...