Part 1

37 1 0
                                    

Happy Reading 🥰

---------

Alana mencoba terjaga di KRL yang ia naiki karena harus turun di stasiun berikutnya. Untung saja tadi ia mengiyakan tawaran Bram, atasannya, untuk diantar ke stasiun. Jika tidak, ia akan ketinggalan kereta terakhir dan harus pulang naik angkutan umum atau ojek online.

Handphone di kantong jaketnya bergetar. Ia mengeluarkannya dan melihat nama mamanya terpampang disana.

Noor Aysah
Calling...

"Halo Bund..."

"Dimana Nak?" Alana langsung teringat bahwa ia belum berkabar sama sekali hari ini. Pasti Bundanya cemas.

"Masih di KRL Bund. Maaf tadi lupa nggak ngabari, aku pulang besok ya Bund... ini tadi lembur sampai malam." Alana beranjak berdiri mendengar nama stasiun tempat ia turun disebutkan lewat pengeras suara.

"Ohh gitu.. ya sudah nanti Bunda sampaikan ke Jeno. Sampai rumah langsung istirahat ya..." setelah mengiyakan, telfon terputus.

Tepat saat pintu kereta terbuka dan Alana turun. Untung apartemen ia tinggal tidak jauh dari sana, kurang lebih sepuluh menit. Ia mempercepat jalannya agar cepat sampai, karena tubuhnya sudah memberikan sinyal untuk segera beristirahat.

Alana Nareswary. Seorang single mother yang mendedikasikan hidupnya hanya untuk Arjeno Lee, anak laki-lakinya yang sekarang berusia hampir 4 tahun. Semenjak kematian suaminya karena kecelakaan 3,5 tahun lalu, Alana bekerja keras untuk membiayai kehidupan Jeno. Membuat jarak Bandung - Jakarta pun tidak menjadi penghalang.

*

"Jeno... ayo makan dulu!" Teriak Alana sambil membawa piring berisikan sarapan Jeno.

"Iya mam..." Jeno pun meninggalkan truk besar yang ia mainkan dari tadi kemudian menghampiri Mamanya.

"Cuci tangan dan kaki dulu ya..." Alana memberi sabun pada tangan dan kaki Jeno yang penuh dengan pasir, lalu membilasnya sampai bersih.

Weekend adalah quality time mereka. Alana mengambil alih tugas menjaga Jeno sehingga Bunda beristirahat.

"Mama besok masuk?" Tanyanya disela makan.

"Besok Mama masih libur Sayang..."

"Yeyy... Nono senang sekali kalau Mama libur!" Ujarnya sambil tersenyum senang. Matanya begitu bercahaya, membuat Alana ikut tersenyum.

Alana bersyukur memiliki anak seperti Jeno yang begitu pengertian. Meskipun hanya bertemu di akhir minggu, namun Jeno tahu bahwa Mamanya harus bekerja demi dirinya.

"Mam... Jeno pengen main bom bom car," ujar Jeno setelah menghabiskan air putih yang disiapkan Mamanya setelah makan.

"Boleh..." jawaban Alana membuat mata Jeno berbinar. "Nanti malem kita jalan-jalan ya... Mama ajakin Uti nanti."

"Yey!!" Teriak Jeno girang, kemudian berlari kembali ke halaman untuk bermain.

"Kenapa si Jeno?" Tanya Bunda mendengar Jeno berteriak.

"Dia pengen naik bom bom car, aku bilang nanti malem yaa, dia girang begitu..." jawab Alana sambil berlalu ke dapur untuk mencuci piring dan gelas bekas makan Jeno.

"Dari kemarin lusa dia minta main bom bom car terus, makanya happy waktu kamu ajakin. Kalau gitu sekalian belanja ya Na, sabun cuci baju Bunda habis..."

"Siap!" Balas Alana mengiyakan. Dua hari lalu Alana gajian, berarti memang ini waktunya membeli barang-barang kebutuhan rumah.

*

You Complete MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang