Part 11
--------
Happy Reading 🥰
--------
"Gimana?" Tanya Julian sambil menghentikan mobilnya di depan Bapak penjual martabak kesukaan Bunda.
"Udah,"
"Kaget ya?"
"Iyalah..."
"Pesen yang apa nih?"
"Aku aja..." Alana beranjak turun, diikuti oleh Julian.
Setelah memesan, Alana duduk di kursi bakso yang telah disiapkan oleh Julian untuknya.
"Ini pertama kalinya aku kemari setelah lulus." Julian membuka percakapan.
"Aku sudah dengar dari Jungwoo... aku tak menyangka kalian sangat nekat dan hebat," Alana memuji dengan tulus.
"Itu satu-satunya cara untuk mengalihkan pikiran darimu..." pernyataannya membuat Alana membisu.
"Benarkah ia sepenting itu untuk Julian?" Pertanyaan yang sudah beberapa kali muncul di pikiran Alana, yang hanya mampu ia tanyakan dalam hati.
Hening kembali. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing, sampai Bapak penjual martabak memanggil untuk memberitahu bahwa pesanan mereka sudah siap.
Sampai juga mereka di depan rumah Bunda.
Begitu turun, pintu langsung terbuka dan seorang lelaki berlari ke arah Alana yang sudah siap merentangkan kedua tangannya menangkap putra kesayangannya.
"Mamaaa..." teriaknya dengan ceria.
"Hai tampan, Mama merindukanmu!" Alana menciumi wajah Jeno yang putih pucat, membuatnya tertawa geli.
"Hentikan Mam... Jeno sudah besar! Jeno nggak mau dicium..." ujarnya disela-sela tawa.
"Apa kamu bilang? Sudah besar katamu? Baiklah, awas saja nanti minta ditemani tidur yaa..." ujarnya dengan nada menggoda.
"Tidak... Jeno akan tidur sendiri, wlee..." balasnya sambil menjulurkan lidah, lalu berlari masuk karena hendak dicubit oleh Mamanya. Interaksi ibu anak itu tak ada yang luput dari penglihatan Julian.
"Masuk yuk," Alana berjalan mendahului pria dengan lengan kemeja tergulung yang masih mematung sambil membawa bungkusan martabak.
"Bunda, Alana pulang..." ujar Alana setengah berteriak karena saat masuk rumah, tak tampak Bundanya di ruang tamu.
"Iyaa..." Bunda muncul, bersama dengan Jeno di belakangnya, ekspresinya agak terkejut mengetahui putrinya datang bersama seorang pria.
"Selamat malam," akhirnya Julian membuka suara. Ia menyodorkan tangannya untuk mencium tangan Bunda.
"Selamat malam," balas Bunda dengan senyum tulus. Sedikit terkesima dengan ketampanan Julian.
"Ini Julian, adik tingkat Alana di kampus dulu..."
"Ini Bunda, tadi kami beli martabak kesukaan Bunda," Julian menyerahkan bungkusan di tangannya.
"Waa terima kasih ya... duduk dulu, Bunda buatkan minum dulu," Julian mengangguk lalu Bunda pun masuk bersama dengan Jeno. Ia tampaknya malu dengan orang baru, namun sempat mengintip penasaran.
"Duduk dulu, aku ke dalam sebentar," Alana pun melesat masuk, meninggalkan Julian yang langsung menghela nafas lega.
Ternyata begini rasanya bertamu ke rumah ibu calon pacar sekaligus calon istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Complete Me
General FictionApa arti cinta untukmu? Alana - 30 tahun Cinta itu, sesuatu yang abstrak, yang membuat kita jadi 10 tahun lebih muda. Julian - 29 tahun Cinta itu perasaan luar biasa yang bisa membuat sikap keras kita melunak karena dia Johnny - 30 tahun Cinta itu...