Part 4

10 0 0
                                    

Happy Reading 🥰

---------


Tawa tiga wanita di belakang Jungwoo, Johnny dan Julian, membuat mereka menoleh berbarengan ke arah suara.

"Aku jadi rindu Ten-ku," celetuk Johnny membuat kedua pria lainnya melengos.

"Aku tidak ingin bertemu dengannya dalam waktu dekat." Julian mengatakannya seperti sebuah deklarasi. Mengingat kerusuhan yang terjadi sebulan yang lalu gara-gara gadis itu, Julian masih enggan bertemu dengannya.

"Julian, kenapa aku merasa pernah melihat wanita yang duduk di tengah ya...?" Julian dan Johnny hendak menoleh ketika Jungwoo dengan cepat menahan, "Andwe! Dia kemari."

Ketiganya menahan nafas sekaligus mencoba bergerak seluwes mungkin agar tidak terlihat sedang grogi.

Ternyata mereka salah sangka, wanita itu tidak menghampiri ketiganya, melainkan menuju toilet. Namun, Julianlah yang dilanda kepanikan, karena ia mengenal wanita itu.

"Itu Alana," dua kata yang diucapkan sebelum telinga Julian memerah karena senang.

"Pergilah!" Jungwoo menyadarkan Julian yang masih terduduk tak percaya.

*

"Alana..." Julian memanggil untuk memastikan.

Benar saja, wanita itu menoleh.

"Julian?" Dengan wajah sumringah, ia menghampiri wanita yang sedang tersenyum dengan mata membulat, memeluknya tanpa canggung.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Julian sambil melepas pelukannya.

"Aku baik... kamu kok disini? Katanya sedang di Cina?"

"Ternyata urusanku selesai lebih cepat, jadi dua minggu setelah kita saling komunikasi itu, aku kembali kesini..."

"Ahh... begitu rupanya. Waa... aku hampir tidak mengenalimu," Alana masih menatap kagum pria yang lebih muda satu tahun darinya. "Kamu semakin tampan," puji Alana membuat pipi Julian bersemu merah.

"Jangan memujiku," Julian menutup pipinya.

"Masih?" Alana teringat bagaimana setiap kali Julian merasa malu maka pipinya akan bersemu merah.

"Hmm..."

"Tapi kamu memang benar-benar tampan," ulang Alana polos, membuat Julian membalikkan badan untuk menetralisir perasaannya.

"Sudah. Kamu disini dengan siapa?" Julian mencoba mengalihkan topik.

"Aku bersama kedua temanku, wanita yang tadi berteriak histeris di belakangmu..."

"Ahh... jadi itu kamu dan teman-temanmu?"

"Hanna, yang mengadakan acara hari ini baru saja dilamar oleh kekasihnya..."

"Waa... selamat," Julian menggiring Alana kembali ke area restaurant.

"Aku bersama Jungwoo, kamu masih ingat dia?"

"Jungwoo?"

"Sahabatku sejak SMA," Julian mencoba mengingatkan.

"Ahh... cowok cantik itu?"

"Iya..." Julian mengiyakan bagaimana Alana mengingat Jungwoo.

*

"John, kenalkan ini Alana," keduanya berjabat tangan. "Dan ini Jungwoo, si cowok cantik," Alana agak malu ketika Julian mengatakannya.

"Kamu masih mengingatku dengan baik..." Jungwoo memasang senyum paling manisnya saat berjabat tangan, membuat Alana tersipu sekaligus insecure karena wajah Jungwoo yang benar-benar mulus dan glowing, mengalahkan wajah halus Hanna yang rajin perawatan ke salon.

You Complete MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang