Part 10

6 1 0
                                    

Part 10

-------

Happy Reading 🥰

--------

Alana masih memeriksa proposal event Julian yang dikerjakan oleh anggota timnya.

Harusnya Angga yang melakukan koreksi, namun pria itu tengah meeting bulanan dengan direksi, sehingga mau tak mau dirinya yang harus melakukan double check.

"Gimana Bu?"

"Udah nggak ada typo lagi. Kamu print dan perbanyak ya..."

"Baik Bu." Tak butuh waktu lama, cewek yang didapuk sebagai sekretaris itupun langsung melesat kembali ke mejanya untuk melakukan yang diperintahkan Alana.

Handphone Alana bergetar.

J
Calling...

"Halo.."

"Ngapain?" Alana memutar bola matanya mendengar pertanyaan Julian.

"Jam 10 pagi on weekday dan kamu masih tanya aku ngapain?" Kalimat jutek Alana disambut tawa renyah dari ujung lainnya.

"Aku akan ke kantormu nanti..."

"Ngapain?"

"Bukannya ada meeting?"

"Iya... tapi kenapa kamu ikut?" Ini pertemuan ketiga dan sampai dua bulan lalu hanya Jungwoo dan Xiaojun, kepala manajement apartement, yang ikut meeting. Sedangkan Julian yang super sibuk lebih sering berada di luar kota untuk mengurus pertemuan lainnya bersama dengan Jhonny.

Julian menyunggingkan senyumannya, tentunya tak bisa dilihat oleh Alana.

"Aku akan menemani Jungwoo, sekaligus untuk bertemu denganmu."

"Hmm?"

"Bukankah kamu merindukanku?"

"Noooo..." sahutnya dengan suara manja. Julian tertawa gemas mendengarnya.

"Baiklah... aku yang merindukanmu." Ujar Julian langsung dibalas dengan desisan tak percaya dari wanitanya. "Lanjutkan pekerjaanmu. Nanti kita pulang bersama..."

"Kamu tidak sibuk?" Sindir Alana, mengingat tiga hari yang lalu Julian membatalkan janjinya untuk menjemput karena harus segera ke Singapura mengurus sesuatu.

"Hmm..." Julian berpikir sebentar, mencoba mencari jawaban yang keren. "Aku sibuk, namun otakku lebih sibuk memikirkanmu..."

Namun berakhir cheesey. Euhh.

"Kalimat itu sama sekali tidak cocok untukmu. Aku bersumpah!" Alana bergidik membayangkan Julian mengatakannya di depannya,

"Ga cocok ya?"

"Hmm..." jawab Alana datar, namun dalam hatinya sedikit hangat menyadari usaha Julian.

"Yasudah, pokoknya nanti kita pulang bersama."

"Sepertinya aku tak bisa menolak perintahmu ya?"

"Tepat sekali. Sampai ketemu nanti..." sahut Julian dengan nada riang, kemudian sambungan terputus.

"Babay..." gumam Alana pada Julian, lewat handphonenya.

*

Meeting dimulai pukul 1 siang, namun lima belas menit sebelumnya, semua kepala divisi sudah berkumpul. Tampaknya mereka begitu bersemangat karena sudah mendengar bahwa klien kali ini memiliki wajah yang rupawan.

You Complete MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang