Part 14

15 1 0
                                    

Part 14

--------

Happy Reading 🥰

--------

Pukul 6 pagi.

Alana keluar dari kamar tamu sudah memakai seragam kerjanya. Kemeja, blazer dan celana kain serba hitam. Ia menuju ke dapur, berpikir Julian belum bangun, ternyata ia keliru karena pria tersebut sudah sibuk di depan kompor.

"Pagi," sapa Alana cerah. Ia menghampiri Julian lalu berdiri di sampingnya. "Kamu memasak?"

"Hanya membuat telur, tumis sayuran dan roti panggang. Aku ingin memamerkan kemampuan memasakku sedikit," jawab Julian lalu mencium singkat kening Alana.

"Ihh!" Alana memukul lengan Julian sebagai bentuk komplain pada serangan mendadaknya, meski sebenarnya wajahnya memerah. Pria yang lebih tinggi hanya tertawa.

Melihat Julian kembali fokus memasak, ia pun memutuskan membuat teh hangat untuk mereka berdua.

"Done!" Ujar Julian sambil meletakkan dua piring di meja makan.

"Hmm... kelihatannya enak," Alana duduk di kursi setelah meletakkan dua mug teh hangat di meja.

"Selamat makan..." ujar Alana sambil menyuapkan scambled eggs, beberapa saat kemudian matanya membulat, tekstur lembut dan rasa gurih berpadu di dalam mulutnya. "Enak banget ihh..."

Julian menatap wajah Alana dengan tatapan berbinar, perasaan senang wanitanya menular padanya.

Mereka pun fokus pada makanannya.

"Aku akan mencuci piring," Alana beranjak.

"Kau tidak buru-buru?" Melihat Alana sudah menggunakan pakaian kerjanya.

"Hmm... tadi Anka mengabarkan bahwa ia masih di jalan, aku rasa masih sempat untuk mencuci." Julian ikut beranjak membawakan piring kotor ke tempat cuci.

"Pakailah apron disana, agar bajumu tidak kotor," Alana mencari yang dimaksud Julian, kemudian memakainya.


"Aku akan turun duluan," ujar Alana setelah menutup telfon Anka.

"Baiklah..."

"Barangku masih disini, nanti aku akan kembali..."

"Kamu harus menginap nanti."

"Hah?"

"Menginaplah lagi, oke?" Kalimat Julian lebih mirip seperti perintah.

"Baiklah..." ujar Alana hendak menaiki tangga, namun tangannya ditarik Julian sehingga ia menabrak tubuh pria itu.

"Kamu melupakan sesuatu," ujar Julian pelan lalu mengecup bibir Alana.

"Julian..." cicitnya dengan pipi memerah.

"Oke. Pergilah, aku akan menemuimu nanti."

Alana setengah berlari menuju pintu, takut Julian akan menahannya lagi.

Ceklek

Jungwoo berdiri di depan pintu, membuat Alana mematung.

"Noona?" Jungwoo memecah keheningan.

"Aku buru-buru, oke?" Alana segera melesat menuju lift, meninggalkan Jungwoo dengan senyum usilnya menyiapkan berbagai pertanyaan introgasi lalu masuk ke dalam apartemen bosnya.

*

Begitu sampai di rooftop, ia langsung menghampiri Anka, mulai melakukan pengecekan secara menyeluruh.

"Alana," Angga menghampiri.

"Pagi Pak..."

"Aman?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Complete MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang