Part 6

6 0 0
                                    

Happy Reading 🥰

---------


Begitu masuk apartement, Alana segera mandi dan berganti pakaian, baru kemudian menyentuh handphonenya untuk menghubungi Jeno.

Namun perhatiannya tertuju pada grup pesan Whatsapp dengan Lisa dan Hanna yang begitu ramai.

Hannauli Yeppeo
Aku punya berita besar.

Lisa Ng
Hiperbola

Hannauli Yeppeo
Aku serius!

Lisa Ng
Apa??

Hannauli Yeppeo
Aku kenal pemilik restaurant td

Lisa Ng
Teman Taeil Oppa?

Hannauli Yeppeo
Bukan.

Lisa Ng
Lantas?

Hannauli Yeppeo
Teman @alana

Lisa Ng
Siapa? Aku jg mengenalnya?

Hannauli Yeppeo
Kamu bertemu dengannya

Lisa Ng
SIAPA???

Alana tertawa membaca chat Lisa yang sudah kehilangan kesabaran.

Hannauli Yeppeo
Hahahaha...
Galak!

Lisa Ng
PLEASE!

Hannauli Yeppeo
J
U
L
I
A
N

Hanna sengaja mendramatisir chatnya.

Lisa Ng
Oke fix! Lu harus jadi tante girang beb @alana

Kini giliran Alana yang mengumpat.

Tanpa membalas, ia menutup grup dan men-dial nomer bundanya untuk melakukan video call.

*

Alana melirik jam yang terpasang di dinding samping tubuhnya, pukul 11 siang. Sedari pagi ia belum duduk sama sekali. Perkerjaannya benar-benar menumpuk. Begitu sampai, ia menyiapkan bahan meeting dengan klien, setelahnya langsung berkoordinasi dengan tim dekor untuk persiapan event minggu depan. Sekarang, ia berdiri di depan mesin fotocopy untuk menggandakan hasil revisi dari tim dekorasi untuk diserahkan pada tim lainnya.

Ia menoleh ruang pantry yang ada di belakangnya. Membayangkan meminum segelas teh hangat akan menghilangkan sedikit lelahnya.

Pak Angga
Calling...

Alana menutup matanya erat lalu membukanya kembali, melupakan apa yang barusan ia angan-angankan tentang segelas teh panas.

"Iya pak? Sudah pak. Sekarang? Baik pak..." tepat saat ia menutup telfon, mesin fotocopy menadadakan perkerjaan yang diperintahkan telah selesai dikerjakan.

Alana membereskan lembaran yang ia fotocopy lalu meletakkannya di meja Indri.

"Tolong distraples ya, ada 5 bendel, kalau selesai kirim ke semua ketua tim. Saya mau ke lantai 10," ujarnya tanpa memberi kesempatan juniornya untuk sekedar mengiyakan perintahnya.

*

Alana menarik nafas panjang sebelum masuk ke dalam ruangan pimpinan.

Tok tok tok...

"Masuk..." suara Rama, selaku direktur utama, yang renyah menjawab ketukan Alana di pintu.

Ia masuk ke dalam ruangan Rama yang sangat luas dan masih membuat Alana takjub meski sudah beberapa kali ia kesana. Rama dan Angga duduk bersebelahan di kursi yang berbeda, dan tiga orang tamunya duduk di kursi panjang.

You Complete MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang