Part 13

7 0 0
                                    

Part 13

--------

Happy Reading 🥰

--------

Setelah menyelesaikan makan malam dan memastikan semua tim pulang, Alana mengikuti Julian ke tempat parkir untuk pulang.

"Kau janji menjelaskan tentang Mr. Hendery dan Mr. Xiaojun," Alana memecah keheningan area parkir yang masih lengang karena memang apartemen belum dihuni.

"Mereka sepasang kekasih..."

"Benarkah? Bagaimana bisa?"

"Apanya? Dia suka pria? Sebenarnya itu sudah lama, sejak kuliah mereka memang berteman..." Julian menghentikan ceritanya, membiarkan Alana masuk mobil dan duduk di kursi penumpang, kemudian menutup pintu.

Julian mengitari kap mobil lalu duduk di kursi kemudi, memasang safety belt lalu menyalakan mesin. Ia menoleh ke samping, Alana tengah menatap dirinya intens.

Bukannya melanjutkan cerita, ia malah tertawa. Kedua tangannya menangkup wajah Alana yang menggemaskan, kemudian mendekatkan hidungnya hingga menempel pada hidung Alana, mengusaknya pelan.

"Jangan menggemaskan, nanti aku gigit lho!"

"Yaaa... Juliann," Alana menarik wajahnya hingga tangan Julian terlepas. Wajahnya memerah seperti tomat. "Aku kan menunggu ceritamu..."

"Iya iya akan aku lanjutkan..." Julian masih tersenyum senang karena berhasil membuat wanita disampingnya salah tingkah. Ia melajukan si blacky, julukan mobil kesayangannya, dengan kecepatan sedang menjauh dari gedung apartemen. "Awalnya Hendery yang menyadari hal yang berbeda dari dirinya, sempat menjauh juga dari Jun, namun tak berubah. Bahkan saat Jun mempunyai pacar, dia terlihat sedih, murung dan uring-uringan. Kami sampai bingung menanganinya. Sampai akhirnya Jun putus dan ternyata dia juga merasa kehilangan Hendery. Lalu mereka menjalin hubungan sampai sekarang."

"Ahh romantis sekali..."

"Nana, kamu tak sadar aku juga penuh perjuangan sampai di posisi ini?"

"Maksudmu?"

"Aku sudah menunggumu cukup lama, kalau kau lupa..."

"Hmm... terima kasih ya Julian," ucap Alana dengan lembut.

Julian menoleh sekilas, "sepertinya ini moment yang pas kalau kau mau menciumku..." ia menepuk pipi kirinya pelan.

Bukannya melakukan apa yang dikatakan Julian, ia malah menonjok lengan pria itu.

"Aduh! Waahhh tenagamu besar juga yaa..." Sebenarnya pukulan Alana tidak terlalu kencang, namun Julian memang senang menggoda.

"Julian hentikan," ujar Alana dengan nada kesal, namun tak bisa menahan bibirnya melebar.

"Apa sih sayang...?"

"Ihh geli!" Alana bergidik.

"Lalu aku harus memanggilmu apa?"

"Nana saja sudah cukup. Tak ada menanggilku seperti itu..."

"Baiklah Nanaku..."

"Ahh kenapa aku merasa geli saat kau memanggilku dengan nada begitu?"

"Lalu nadanya seperti apa? Teriak? Pelan? Atau mendesah?" Alana melotot lalu memukuli lengan Julian tak perduli pria itu terus meminta ampun.

*

Hampir pukul sebelas malam ketika mobil kembali di area parkir apartement.

Julian melepas safety beltnya, kemudian memandangi Alana yang tengah tertidur pulas. Dalam hati ini ingin langsung menggendong wanita itu dan menidurkannya di ranjang, namun ia tidak siap jadi daging cincang setelahnya.

You Complete MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang