Happy reading 🥰
________
Cuaca cukup cerah siang ini, namun Alana menggunakan kaos lengan panjang dan jaket tebal. Pelayan cafe yang memerina pesanannya sempat sedikit heran, namun melihat wajah pucatnya, ia pun paham.
Setelah membayar, Alana duduk di bagian yang tidak terlalu banyak terkena AC, dengan segelas teh madu hangat berukuran jumbo. Jika tidak ada fakta bahwa Julian dan Johnny adalah rekanan Mr. Hendery, bos besarnya, maka ia pasti sudah merubah jadwal progress yang ia buat sendiri.
Tak berapa lama, Jungwoo menghampiri Alana yang sedang menyesap teh yang ada di depannya.
"Annyong..."
"Hai, kau sudah datang," ia mengangkat kepalanya sedikit lalu menampilkan senyum tipis. Jungwoo menyerngit melihat penampilan wanita yang biasa ia panggil Noona itu.
"Astaga! Kau sedang sakit?"
"Hmm... aku tidak enak badan."
"Harusnya kau membatalkan saja pertemuan kita," Alana langsung menggeleng.
"Agenda progress sudah aku kirimkan ke Mr. Hendery, jika tidak sesuai maka akan panjang urusannya," jelasnya dengan suara pelan.
Jungwoo hendak berbicara lagi, namun tertahan karena pelayan cafe mengantarkan pesanannya. Ice coffee latte double size and extra sugar.
"Terima kasih," ucapnya pada pelayan yang sudah memasang senyum manis sejak tau bahwa itu pesanan untuknya. Wajah Jungwoo membuat para pelayan perempuan langsung berbisik-bisik sambil senyum-senyum.
Jungwoo langsung membasahi kerongkongannya dengan minuman yang ia pesan.
"Ini proposalnya," Alana menyodohkan berkas yang semalam ia siapkan. "Apa aku harus menjelaskannya?"
"Aku akan baca dulu," Jungwoo langsung fokus membaca dengan teliti, membiarkan Alana menyilangkan tangannya lalu terpejam.
"Noona..." Jungwoo memanggil dengan suara pelan, takut Alana tertidur.
"Hmm?" Ia membuka matanya.
"Aku sudah baca. Jadi acara akan dibuka di lobi, lalu semua tamu akan diajak tur berkeliling apartemen, dan berakhir di rooftop untuk acara inti. Cukup simpel tapi unik, ternyata kamu menyadari bagian apartemen yang memang kami buat berbeda dengan apartemen yang lainnya. Julian pasti suka dengan konsep ini..."
"Sebenarnya aku ingin menjelaskan lebih detail," Alana menggantung kalimatnya.
"Pada Julian?"
"Padamu!" Sahut Alana ketus. Tiba-tiba tenaganya terisi penuh saat Jungwoo menyinggung nama bosnya. Sempat terkejut, namun selanjutnya Jungwoo tertawa kencang, dalam hati ia yakin mereka ada masalah.
"Jadi Noona sedang marah pada Julian ya..." ucap Jungwoo tanpa menatap Alana, seolah-olah sedang berbicara pada dirinya sendiri.
"Memang dia ada dimana sekarang?" Suaranya dibuat sedatar mungkin.
"Rumah. Sudah tiga hari ini dia bekerja dari rumah." Jungwoo menatap Alana yang tampak ragu-ragu melanjutkan pertanyaannya. "Kapan Noona terkhir kali bertemu dengannya?"
"Di event tempo hari. Ia datang saat acara puncak, setelah acara selesai, dia sudah pergi tanpa berpamitan. Menyebalkan."
"Benarkah?" Mata Jungwoo membulat, membuat wajahnya yang cantik terlihat lucu.
"Mm hm..." Alana membasahi kerongkongannya yang kering dengan teh pesanannya karena bicara terlalu banyak.
"Noona hebat! Hari itu Julian baru saja kembali dari Osaka, ada meeting dengan klien baru bersama Johnny..."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Complete Me
General FictionApa arti cinta untukmu? Alana - 30 tahun Cinta itu, sesuatu yang abstrak, yang membuat kita jadi 10 tahun lebih muda. Julian - 29 tahun Cinta itu perasaan luar biasa yang bisa membuat sikap keras kita melunak karena dia Johnny - 30 tahun Cinta itu...