06

1.3K 140 9
                                    

Note: Aku jarang banget update di ceritaku ini, tapi mulai hari ini aku akan update acak-acak gitu karena bukan cerita ini aja yang aku pegang namun cerita yang lain juga. Makasih untuk kalian yang baca ceritaku yang acak-acakan ini. Deskripsi cerita ini yang dulu aku ganti yang baru ini dan aku udah ganti. Aku kaya gak srek aja sama deskripsinya dan aku ganti. Jangan lupa vote dan komen sesuka kalian.

———

Miracle

Tak bisa dipungkiri sekarang ini. Renjun yang semalam mencari Jisung kemana dan berakhir ia menemukan sang adik yang pingsan di taman rumah sakit yang dimana Jisung terawat.

Dengan meminta bantuan dengan orang sekitar walaupun orang-orang yang berlalu lalang cuma sedikit tapi Renjun bersyukur ada orang yang mau menolongnya.

Renjun menggigit kukunya gugup dan berjalan mondar-mandir didepan ruang inap adik bungsunya.

Ia memegang ponsel dengan nama yang tertera disana dengan nama 'jeno'.

Ia bahkan bingung dengan saudaranya yang lain yang katanya akan kembali ke rumah sakit untuk besok—ralat nanti Jisung pulang.

Renjun melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 2 pagi dan udara di luar cukup dingin untuknya.

Ia bahkan menelpon Chenle namun tak dijawab oleh yang ia telpon. Ia lalu beralih menelpon Haechan dan sama saja dengan Chenle.

Ia menelpon Jaemin dan Jeno namun hasilnya semuanya sama.

Dan terakhir ia menelpon sang kakak pertama dan

Terangkat.

"Halo kak Mark"

"Halo, kak Renjun?"

Renjun mengkerutkan keningnya bingung.

"Kenapa kak Mark memanggil Renjun kakak?"

Sang lawan bicara terdiam.

"Maksudnya?"

"Sudahlah kak, jangan main-main. Sekarang Jisung aku temukan pingsan di taman rumah sakit"ucap Renjun dengan nada sedikit panik.

"Ha? Aku Jisung bukan kak Mark!"

"Kau orang gila ya!? Tolong berikan pemilik ponsel ini ke orangnya!"

"Aku beneran Jisung bukan Mark!"

"Jangan bawa-bawa nama adik bungsuku!!!"

"Tapi aku adik bungsumu kak ren—"

Tut..

Renjun frustasi dan mematikan sambungan ponselnya secara sepihak. Ia yang mengakhirinya.

Ia mengacak rambutnya frustasi. Ia jadi bingung dan emosinya mendadak memuncak seketika.

Ia pusing dan ada orang gila yang merangkap sebagai adiknya Jisung dengan ponsel kakaknya.

Bahkan ia dapat melihat Jisung yang pingsan di taman belakang rumah sakit.

My Brother Always Happy With Jisung ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang