05

1.5K 163 3
                                    

My Brother Always Happy With Jisung

Note: Kalu Ada typo, mohon dimaklumi




Mark masih-masihnya ia bergelut dengan pikirannya yang bekecamuk menjadi satu.

Seketika otaknya mendidih bagaikan air yang dipanaskan sampai mendidih.

Dia bahkan tidak ingin sekali meninggalkan adik-adiknya barang sedikit pun.

Ia terlalu khawatir akan kejadian atau peristiwa buruk mengenai sang adik-adiknya.

Apalagi si bungsu dan Chenle yang tak sempat mendapatkan kasih sayang kedua orang tua.

Ia bingung, disatu sisi ia harus bersama adiknya namun berakibat nantinya adiknya terluka karenanya

Sisi lainnya, kalau ia menuruti semua peraturan sang Ayah ia bahkna tak bisa mendengar bahkan melihat adiknya pun Ayah akan memberhentikannya.

Jika ia menemui adiknya, ia pasti akan dikirim ke negara lain agar sang saudara-saudaranya tidak bisa mencarinya dan Mark tak bisa pulang karena ia dilarang.

Namun larangan tersebut akan musnah ketika Mark melihat sang Ayah nantinya sudah tiada.

"Apakah aku setuju saja? Kalau aku bersama adik-adikku nantinya salah satu mereka akan celaka"

Tuhan, tolongi lah Mark yang tak sanggup merintai percobaanmu ini.

Ia tak sepinter Jeno yang selalu menyusun rencana dan pada akhirnya Jeno akan selalu menang.

Kalau saja dirinya ada diposisi Jeno, ia akan membuat rencana pembunuhan tanpa diketahui sang Ayah.

Namun itu hanyalah halu semata saja. Ia jadi kangen dengan adik sulungnya itu walaupun masih 2 jam yang lalu Mark menemui adik tercinta.

Mark sekarang berada di rumah sakit dimana Jisung dirawat. Ia langsung menuju ke ruang inap.

Namun di tengah jalan, Mark disekap entah siapa Mark tidak tau dan setelahnya gelap.

Sebelumnya ia bisa mendengar kalau yang menculiknya mengatakan.

"Sudah saya bawa bos anaknya"

Entah wirasat Mark gak enak.

Sedangkan Jisung yang menunggu kakak sulungnya yang tak mengunjunginya 3 jam lalu.

"Kak jaem, kak Mark mau kesini? Tapi kok belum Dateng?"tanya Jisung ke Jaemin yang mengupas apel untuk ia makan nanti.

"Tidak tau, mungkin macet. Sini Aaaa…"Jaemin memberikan apel yang ia sudah potong dan menyiapkan ke Jisung.

"Tapi kakak gak yakin deh, pasti ada masalah. Perasaan kak Jaem dari tadi gak enak terus"ucap Jaemin sambil menatap Jisung dengan senyuman tipisnya.

"Kak jaem juga rasain itu?"

"Kamu juga?"

"Iya, daritadi juga"

Jaemin duduk dengan wajah khawatirnya.

"Apa ini berkaitan dengan Daddy?"lirih Jaemin agar tidak terdengar oleh Jisung. Namun Jisung mendengar apa yang kakaknya ini bicarakan tapi terdengar samar-samar.

"Kak Jaemin bilang apa tadi?"tanya Jisung yang tau kalau kakaknya kini bergumam tidak jelas.

Jaemin sontak agak terkejut. "Tidak! Ini pasti kak Mark beliin Jisung coklat deh jadi terlambat deh ke rumah sakitnya"alasan Jaemin asal saja. Ia tak ingin Jisung—adiknya tau tentang sifat orang yang ia anggap dulu pahlawan keluarga.

My Brother Always Happy With Jisung ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang