09; Birthday spesial

993 112 1
                                    



Kini pemuda beralis camar, Mark alias Jisung sekarang berdiam diri di kasur kamarnya.

Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk dan menghela nafas berat.

Hari ini adalah hari ulang tahunnya alias hari ulang tahun Jisung.

Bukannya ingin sekali merayakan lahirnya dirinya tapi ia merindukan saudara-saudaranya yang lain.

Namun ia tak menyesal untuk mengganti jiwanya dengan jiwa kakak sulungnya.

Ia bertekad untuk membunuh Daddy nya sendiri dan juga melindungi keluarganya yang ia anggap.

"Kapan waktu yang tepat buat bunuh tua Bangka?"tanya Jisung ketiga wanita yang ada di depannya kini.

Wanita yang paling tua diantara mereka mengetuk-ngetuk dagunya tampak berpikir cara mereka membunuh tuan rumah.

"Gimana kalau kamu ikutin aja dia pas naik mobil nanti malam? Dia mau ke masion besar milik saudaramu, kalau didengar-dengar dia bakalan bunuh adik bungsumu"ucap wanita tua diantara mereka, ia bermarga Lee.

Jisung mengangguk-anggukan kepalanya agak ragu. Bagaimana dia melakukan pembunuhan dengan seorang psychopath itu.

"Jangan khawatir Mark, kamu pasti bisa kok. Bagaimana kamu merubah penampilanmu dan namamu saja?"ucap wanita bermarga Choi.

"Tapi aku tak membawa pakaian apapun"

"Apakah kita harus membelikanmu pakaianmu? Berpikirlah Mark, kamu pasti tau apa yang kamu lakukan. Tidak mungkin kan kalau kita yang membelikanmu pakaian di mall dengan keadaan kita seperti ini"ujar wanita yang paling muda, bermarga Park.

Nona Lee melihat intens ke arah cincin yang merekat di jari telunjuk anak muda yang ada di depannya kini.

"Itu cincin apa? Aura nya mencengram sekali"tanya nyonya Lee sambil menunjuk ke arah cincin yang Jisung pakai.

Otak Jisung memutar untuk membuat alasan yang dapat ketiga wanita kini percayai.

"Itu peninggalan ibuku"

Ketiga wanita itu sontak menundukkan kepala mereka bersamaan.

"Maafkan kami karena kami mommy mu meninggal"ucap nyonya Choi dengan perasaan bersalah. Ucapannya diangguki kedua wanita dengan anggukan lesu.

Belum sempat Jisung membuka suara, pintu kamar yang ia tinggali terbuka dan tampaklah seorang pria gagah dengan tatapan tajam, tak lupa wajahnya yang sedatar tembok.

"Mark, hari ini sampai besok kau tidak boleh kabur dari masion Daddy. Jika kau melakukannya, maka nyawa saudara-saudaramu melayang satu persatu"ancam pria itu dan keluar setelah mengancam anak sulungnya.

Jisung mendengus dan mendecih pelan. "Tua Bangka sialan!"

Sedangkan di lain tempat, Jisung alias Mark kini hanya bisa menatap kosong jendela bis yang ia naiki sekarang.

Setelah menjadi seorang Jisung ia tau semuanya dari rahasia Jisung yang terutama kesehatan adiknya itu dan harus sekolah kembali.

Setelah sampai di halte. Ia langsung turun dari bis dan berjalan kaki ke masion peninggalan mommy nya.

Di perjalan is merasa diikuti oleh beberapa orang dan sampailah ia di dalam rumahnya.

Ia mengintip dari kaca jendela yang tampak pria berbadan besar yang bingung dan memandang sekitarnya.

Ia pasti yakin kalau pria-pria itu tak tau masionnya.

My Brother Always Happy With Jisung ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang