03

1.9K 211 8
                                    

—Need a mother figure and her affection—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Need a mother figure and her affection—


Namja muda yang dikagumi oleh kaum-kaum hawa sekarang berada di kantin dengan teman-temannya dengan menggunakan handset di salah satu telinganya.

"Eh sung, lu gak niatan gitu punya pacar?"tanya salah satu teman Jisung.

"Gak sama sekali, cewek sekarang matre semua, mata duwitan gak punya hati emang cewek itu"jawab Jisung dengan suara dingin. Jika berurusan dengan cewek Jisung akan berubah menjadi dingin.

Temannya semua hanya menghela nafas panjang, mereka sudah mendengar perkataan Jisung tadi sudah hampir 297 menjadi 298 kalimat yang mereka dengar.

"Sampai kapan kau akan benci ke cewek. Lu mau nikah sama cowok?"tanya salah satu temannya, Haruto.

"Gue masih trauma"lirih Jisung sambil menundukkan pandangannya.

Teman-temannya yang mengerti maksud Jisung, memeluk Jisung sama-sama. Hanya sahabat Jisung yang tau masalah yang pernah Jisung hadapi di waktu dimana dirinya menginjak kelas 8 SMP.

 Hanya sahabat Jisung yang tau masalah yang pernah Jisung hadapi di waktu dimana dirinya menginjak kelas 8 SMP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namja itu membuka pintu rumah, dan memasuki rumah itu dan juga tak lupa melepas sepatu sekolahnya.

"Jisung pulang"teriak Jisung.

Namja dengan membawa spatula berjalan ke arah Jisung.

"Jangan teriak-teriak, mau hyung pukul kamu sama spatula panas ini?"ancam Jaemin.

Ya, Jaemin yang tadi memasak dan mendengar teriakan Jisung terlonjak kaget untung saja masakannya sudah selesai.

Jisung menggaruk kepalanya tak gatal. "Ya maaf hyung"

"Yaudah kamu ganti sana pakaianmu terus nanti turun, makan"suruh Jaemin. Jisung memberikan pose hormat sebelum berlari ke kamarnya.

Kondisi Jisung agak baik dari pada kemarin. Dia ingin sekali penyakitnya bisa sembuh. Ia tak ingin menjadi orang penyakitan, untung saja ada sahabat-sahabatnya yang menerimanya apa adanya.

Dia pernah ke rumah sakit dengan uang yang ia tabung untuk memeriksa penyakit apa yang ia idap.

Dia merahasiakan ini dari semua termasuk keluarganya kecuali sahabatnya.

My Brother Always Happy With Jisung ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang