"Hidup memang sebuah pilihan. Namun hati bukan tuk dipilih."
ㅡFiersa Besari
●●●
"Yaudah, karna gue udah ketemu si pengirim suratnya, kita pacaran aja yuk?"
Kedua mata besar Minju semakin terbelalak mendengar lontaran kalimat Hyunjin barusan. Se-enteng itu kah Hyunjin ngajak pacaran disaat dia masih punya pacar?
Enteng banget. Kayak ngajak ke warung doang.
"Nggak lucu, " Akhirnya Minju hanya bisa berkata demikian. Ia tahu mungkin maksud Hyunjin hanya bercanda. Tapi bagi Minju yang selama ini masih menyimpan perasaan untuk Hyunjin, candaan itu sama sekali nggak terdengar lucu.
Hyunjin yang sadar bahwa Minju mengiranya sedang bercanda jadi mengubah rautnya menjadi serius.
"Gue serius elah,"
"Sinting."
"Kok sinting?" Hyunjin mengerutkan alis bingung.
"Ya pikir aja sendiri." Minju memilih bangkit duluan, kembali melanjutkan langkahnya di bibir pantai. Semilir angin pantai membuat rambut panjangnya ikut berterbangan.
Lagi-lagi Hyunjin ikut menyamakan langkahnya dengan Minju.
"Kalo lo nungguin gue sama Siyeon putus gimana?" Tanya Hyunjin.
Apalagi ini? Minju pengen menghindari topik ini. Tapi kayaknya Hyunjin mau terus menerus membahasnya. Minju emang udah lama nunggu Hyunjin nembak dia, tapi sekarang saatnya lagi nggak tepat.
"Kak, bisa nggak, jangan bahas ini. Kita kan mau have fun di sini." Ucap Minju tidak nyaman.
"Yaudah maaf kalau ini ngebuat lo nggak nyaman. Tapi gue mau bilang kalo selama gue balikan sama Siyeon, sebenernya gue masih suka sama lo. Gue masih suka perhatiin lo walau mungkin lo nggak nyadar." Hyunjin jujur mengatakannya.
"Yang di pikiran gue cuma ada lo." Ucap Hyunjin final.
Pusing. Minju pusing kalo begini jadinya. Masalahnya Hyunjin kalau lagi serius gini malah makin ganteng sial.
"Bukannya gue nggak nunggu ini, gue udah nungguin Kak Hyunjin ngomong ini ke gue. Tapi sadar nggak sih, ini semua bakal nyakitin hati kak Siyeon?" Lirih Minju.
"Gue bakal putusin Siyeon. Lo mau nungguin?"
"Kak jangan gini, kita nggak boleh egois-"
"Jangan berpikir kalo gue ngejadiin lo selingkuhan gue, Ju." Hyunjin menekan ucapannya. Terdengar sangat mengerikan. "Gue cuma minta lo untuk nunggu. Bisa?"
Minju menghela napas. Kenapa posisinya sekarang begini? Ia memang bukan dijadikan selingkuhan Hyunjin, tapi ia akan menjadi tokoh antagonis bagi Siyeon. Tapi di sisi lain Minju juga menginginkan Hyunjin. Ia tidak bohong, ia sangat menunggu Hyunjin mengatakan ini.
Oleh karena itu Minju mengangguk perlahan diiringi senyum tipis. Melihat itu Hyunjin pun ikut tersenyum.
Tanpa ragu Hyunjin menggenggam jemari Minju yang sedaritadi menganggur. "Tungguin gue ya."
Dan dibalas Minju dengan anggukan serta senyuman canggung.
"Eh awas ada ombak besar!" Hyunjin memberi peringatan saat melihat ombak besar yang mulai mendekat. "Lariii!" Seru Hyunjin menarik pergelangan tangan Minju berlari sehingga gadis itu mau tak mau ikut berlari.
Walau ujung-ujungnya mereka tetap kalah karena ombak besar itu sudah terlebih dahulu menyapu bibir pantai dan tentu saja mengenai Hyunjin dan Minju.
"Yah basah deh," Keluh Minju saat menyadari jeans nya nya ikut terkena air laut cukup banyak. Begitu juga dengan Hyunjin.
Hyunjin tertawa senang. "Cuma basah disitu doang. Untung tadi sepatunya ditinggal."
"Huuu tapi ini sampe ke betis basahnyaaa." Rengek Minju.
"Yaudah balik ke atas aja yuk sambil ngeringin ini. Sunset nya juga udah lewat daritadi." Ajak Hyunjin. Minju bahkan tidak sadar bahwa mereka sudah melewati pemandangan matahari terbenam. Padahal tadi tujuan Minju mau ngelihat sunset.
Akhirnya Minju menyetujuinya dan keduanya memutuskan untuk kembali ke tempat awal.
"Lo mau jagung bakar nggak?" Tawar Hyunjin saat melihat ada yang jualan jagung bakar.
"Boleh."
"Oke, tunggu di sini ya, calon pacar."
Minju melotot mendengar panggilan itu. "Heh ngeledek!"
"Loh terus bilang apa dong? Nggak mungkin selingkuhan kan?"
"Ck, Kak Hyunjin udah ah!" Minju tak tahan akhirnya mencubit perut Hyunjin berkali-kali membuat pemuda itu mengaduh kesakitan.
"Awh! cubitnya jangan sampe bawah dong!" Ringis Hyunjin
"Yaampun, gue berubah pikiran ya?"
"Iya, ampun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secondly
FanfictionKita adalah protagonis di kisah hidup kita sendiri. Orang lain belum tentu antagonis, tetapi yang pasti kita adalah pemeran protagonis utamanya.