Dua Minggu berlalu sejak hari dimana Hyunjin menyuruh Minju untuk menunggu. Tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda pemuda itu akan memutuskan Siyeon. Parahnya, akhir-akhir ini malah mereka lebih sering terlihat bersama. Wajar memang karena mereka adalah sepasang kekasih. Tapi di sini ada Minju, yang statusnya digantung oleh Hyunjin.
Minju bingung. Ingin menjauh, tetapi saat baru memantapkan niat, pemuda itu malah datang. Baru optimis, pemuda itu pergi lagi. Begitu terus hingga kini Minju lelah menunggu.
"Maaf, gue baru tidur jam dua tadi malem." Ucap Hyunjin dari seberang telepon. "Minggu depan deh, janji."
Minggu lalu Hyunjin dan Minju sudah berencana untuk jogging pagi. Ini sudah pukul 8 pagi dan Hyunjin baru bangun karena tidur terlalu larut.
"Gapapa. Mandi gih, biar kepalanya nggak pusing lagi." Sahut Minju. Sebelumnya Hyunjin sempat mengeluh kepalanya pusing karena tidur terlalu lama.
"Tante Eunbi masih belum balik?"
"Mama masih di rumah nenek. Lusa baru pulang. Kenapa?"
"Lo di rumah sendirian? Gue temenin ya?"
"Hah nggak usah. Gue udah biasa ditinggal sendiri. Lagian gue nggak bener-bener sendiri kok, ada Mba Mut juga." Ucap Minju meyakinkan.
"Anggap aja gue lagi nebus kesalahan karna bangun kesiangan. Gue takut lo marah." Hyunjin jujur mengatakannya.
"Astaga gue nggak marah sumpah!" Minju terkekeh. "Kan katanya bisa Minggu depan."
"Hm. Janji."
"......"
"......"
"Tapi gue main ke rumah lo ya?"
"Iya deh, sarapannya disini aja ya."
"Oke."
Sambungan telepon terputus. Perlahan senyuman Minju memudar. Setelah itu ia bergumam.
"Jangan buat janji kalo akhirnya nggak pernah lo tepatin."
●●●
Minju mengambil tisu lagi. Menghapus air mata yang sedikit keluar dari ujung matanya karena banyak tertawa. Mereka sedang menonton film di ruang tengah. Ini sudah film ketiga setelah tadi menonton Suck Speed, Speed Scandal, dan sekarang mereka menonton film lokal.
"Hal yang paling menyakitkan adalah pura-pura bahagia ketika melihat orang yang dicintai mencintai orang lain."
Minju diam-diam tersenyum pahit. Ia jadi menunduk, berpura-pura mengecek layar ponsel karena menahan air matanya. Mendadak ia ingin menangis hanya dengan mendengar kalimat barusan.
Karena Minju tak hanya sakit, tetapi juga lelah.
●●●
Jam 4 sore. Hyunjin dan Minju kini sudah berjalan di jalanan komplek yang ramai dengan anak-anak kecil bermain. Keduanya berjalan beriringan menuju rumah Minju sambil menikmati es krim yang dibeli di minimarket.
Hyunjin menghabiskan es krimnya. Membuang stiknya ke dalam tong sampah. "Besok pulang bareng ya."
Minju terdiam. Bingung ingin menjawab apa, jadi ia berpura-pura menikmati es krim yang tersisa sedikit lagi.
"Ju,"
"Hah?" Minju mendongak kala Hyunjin menyenggolnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secondly
FanfictionKita adalah protagonis di kisah hidup kita sendiri. Orang lain belum tentu antagonis, tetapi yang pasti kita adalah pemeran protagonis utamanya.