Lapangan sekolah sudah ramai oleh gerombolan siswa kelas sepuluh yang siap menonton demo ekskul, mengingat sekarang sudah memasuki tahun ajaran baru. Penampilan untuk demo ekskul cheerleader baru saja selesai. Diganti dengan ekskul basket yang paling ditunggu-tunggu oleh adik kelas.
Ryujin juga termasuk siswi yang akan mempertunjukkan skill basketnya pada demo kali ini. Jadi Minju janji akan menontonnya bersama Yuri.
Sambil menyelam minum air. Selain bisa menonton Ryujin, Minju juga jadi bisa melihat Hyunjin yang memang salah satu anggota ekskul basket.
Hyunjin :
lo dimana?Minju :
di bawah pohon mangga
sama yuri. gue nonton kokkMinju :
semangat yaaaaHyunjin :
maacih 😘Minju :
ew cringeHyunjin :
😘Hyunjin meletakan ponselnya di dalam tas. Merasa semakin bersemangat setelah tahu bahwa kini Minju menontonnya. Setelah ia dan timnya berdoa bersama, mereka mulai menampilkan skill basket mereka di depan kumpulan siswa-siswi baru.
Minju sangat suka saat melihat Hyunjin ketika berada di lapangan. Pemuda itu terlihat nyaman dan santai saat memasukan bola ke dalam ring. Sama sekali tidak memerlukan effort besar. Tak heran jika Hyunjin selalu mendapat banyak sorakan.
Akhirnya penampilan mereka berakhir dengan sukses. Beberapa murid mulai meninggalkan lapangan. Termasuk Minju dan Yuri yang juga ingin kembali ke kelas.
"Permisi, Kak." Seorang pemuda jangkung tiba-tiba menghampiri mereka.
Dilihat dari penampilannya saja, sudah ketahuan kalau pemuda ini adalah murid kelas sepuluh. Terlihat dari warna seragamnya yang masih putih bersih.
"Iya, kenapa?" Sahut Minju.
"Kak, Saya mau daftar jadi anggota PMR. Tadi kata kak Sei daftarnya ke sini." Kata pemuda itu to the point.
"Hah, yakin mau ikut PMR? Nggak basket atau Paskib aja?" Ini Yuri yang ngomong. Kaget karena adik kelas mereka ini punya tubuh tinggi yang bisa dibilang di atas rata-rata. Kan sayang banget kalau nggak dimanfaatkan.
Minju menyikut Yuri saat menyadari sikap sok akrabnya mulai keluar. Yuri meringis.
"Ehehe sorry jadi sokap..." cicit Yuri.
Adik kelas bertubuh jangkung tersebut terkekeh. "Nggak apa-apa, Kak. Nggak minat aja."
Mendengar itu, Minju segera mengeluarkan buku jurnal dari dalam tas selempangnya.
"Nama sama kelas?" Minju bertanya, sudah siap mengisi jurnal tersebut.
"Kang Minhee, 10 IPS 4."
"Oke, Minhee, besok lusa jam istirahat kedua nanti kumpul di depan UKS ya." Ucap Minju setelah selesai mengisi jurnal.
"Kalau gitu permisi ya, Kak." Pemuda bernama Minhee itu pamit dengan sopan sebelum akhirnya pergi.
Tepat setelah itu, Yuri berseru. "Cakep, njir! Kenapa ikut PMR sih!"
●●●
"Kayaknya Minhee naksir lo deh, Ju."
Perkataan Chaeryeong barusan membuat kening Minju berkerut samar. "Kok lo bisa ngomong gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secondly
FanfictionKita adalah protagonis di kisah hidup kita sendiri. Orang lain belum tentu antagonis, tetapi yang pasti kita adalah pemeran protagonis utamanya.