Melihatmu dengannya
Rasanya hati enggan untuk menerima'Angkasa '
Matahari pagi bersembunyi dibalik birunya awan yang tergelap menandakan hujan akan tiba membasuh tumbuhan lalu terjatuh ketanah,memberikan banyak manfaat bagi seluruh alam semesta,dibalik keindahan hujan sosok gadis dengan jaket hoodie itu terduduk lesu di halte bus menunggu berharap hujan akan reda.
"Karna ka Arga Anya harus tunggu disini."Kesal Anya karna Arga tidak sempat mengantar adiknya itu sampai kesekolah sebab pekerjaan mendadak dari kantornya.
"Udah malah tambah deres,kalo telat gimana nih?."Bingung Anya.
Dikala keheningannya Anya melihat sebuah mobil berhenti dihalte bus itu menampakkan sosok Bara dengan setelan jacket abu abu dan jangan lupakan topi hitam yang menjadi ciri khasnya.
Bara turun dari mobil sport hitamnya berjalan mendekati Anya dengan asisten yang memegangi payung disampingnya agar Bara tidak terguyur hujan.
Bara berdiri dihadapan Anya dan memberi isyarat kepada asistennya untuk kembali kemobil.
"Butuh tumpangan."Tawar Bara sembari memberikan tangannya berharap Anya menerimanya namun Anya menolak mentah mentah.
Anya sekilas menengadah keatas melihat wajah Bara lalu mengalihkan pandangannya kearah lain."Gak perlu."Cuek Anya.
Bara tersenyum kecil memang gadis didepannya ini sudah berubah bukan lagi Anya yang dulu bahkan kini lebih cuek.
"Nyesel loh."Ujar Bara dan kini duduk disamping Anya.
"Ngapain sih duduk,tuh udah ditungguin."Anya menunjuk dengan dagunya pada mobil hitam Bara.
"Ya gue lagi nungguin lo."Ucap Bara.
"Untuk?."Tanya Anya yang kini menatap Bara yang dibalas senyuman kecil dari Bara.
"Untuk berangkat bareng."Jawaban Bara membuat Anya malas.
"Gak perlu udah sana."Usir Anya sembari mendorong lengan bahu Bara.
"Gue ngajak lo buat bareng,lo nolak?."Tanya Bara dengan menatap lekat Anya."Kenapa?."Tanyanya lagi.
"Ya karna gue gak suka aroma mobil."Ucap Anya membuat Bara tertawa kecil.
"Gak ada yang lucu."Sontak Bara berhenti tertawa.
"Yaudah gimana kalo jalan aja gak jauh juga kan paling 10 menit sampai."Ajak Bara.
"Gak liat kalo hujannya deres?."Tanya Anya.
"Tinggal pake jas hujan,gue bawa kok didalam mobil."Bara memanggil asistennya itu dan menyuruh untuk mengambil jas hujan miliknya.
"Gue gak bisa."Ucap Anya.
"Gak bakal kebasahan lagipun lo pake ini kan."Bara menunjukkan jas hujannya pada Anya
"Hujannya terlalu deres.Ntar gue gak bisa liat apa apa."Ucap Anya dengan memandangi hujan yang turun dengan deras.
"Eh panda lo itu jalan bukan naik motor."Bingung Bara dengan ucapan gadis disampingnya ini.
"ya tetep aja kalo nanti !,Gue gak bisa liat karna hujannya deres terus tiba tiba ada yang nabrak gimana."Ucap Anya.
"Jangan ngomong gitu lo tau gak sih omongan itu doa."Ucap Bara sembari memakai jas hujannya.
"Udah cepetan ini pake."Bara meyodorkan jas hujan berwarna biru itu ke Anya.
"Lo mau telat?."Tanya Bara.
Terpaksa Anya mengikuti ucapan Bara dan memakai jas hujan biru itu.
"Kalo gue kenapa napa lo yang salah."Kata Anya sembari melepaskan sepatu nya.
"Hm iya panda."Ucap Bara.
"Berhenti panggil gue dengan sebutan itu."Kesal Anya.
"Whay?."Sungguh cowok didepannya ini ingin sekali Anya tonjok tapi karna Anya anak yang baik dam lembut jadi Anya urungkan niat itu.
Bara dan Anya berjalan berdampingan dibawah hujan yang terus menerus jatuh hingga sedikit menghalagi pandangan mereka berdua.
Sesekali Anya mengusap kedua matanya untuk menghentikan air yang terus jatuh tepat diwajah mungilnya.
Bara seakan terposana melihat Anya yang mengusap wajahnya yang dibasuhi beningnya air hujan.
"Sini gue bantu."Bara menarik lengan Anya dan mengusap perlahan wajah mungil Anya.
Kini Angkasa mengendarai motornya dengan hujan yang terus mengguyur seluruh tubuhnya.
Angkasa tidak menggunakan helm full face nya yang menyebabkan air hujan sedikit masuk ke kedua matanya membuat Angkasa kehilangan keseimbangannya.
"Awaaaaassss!."Teriak Anya sontak dengan sigap Bara menarik Anya kedalam pelukannya.
Motor Angkasa jatuh tepat mengenai pinggiran jalan.
Untungnya Angkasa tidak mengalami cedera serius hanya lecet goresan dibeberapa lengan dan kakinya.
"Lo gak kenapa napa?."Tanya Bara yang masih memeluk Anya yang syok.
"Eng-engga."Gugup Anya.
"Yaudah tenang jangan takut."Bara mengusap pelan bahu Anya untuk menenangkannya.
Angakasa membenarkan posisi motornya yang terjatuh dan berjalan perlahan sembari mendorong motor kesayangannya itu.
"Berandalan?."Kaget Anya yang melihat Angkasa yang terjatuh dari motor itu.
Angkasa menatap datar melihat Anya dalam pelukan Bara dan melanjutkan untuk mendorong motornya.
"Lo tadi kecelakaan?."Anya menghampiri Angkasa.
"Lo buta?."Sinis Angkasa.
"Ya bukan itu maksud gue,lo gak patah tulang atau apa gitu?."Ntah kini Anya begitu khawatir.
"Lo doain gue patah tulang."Ucap Angkasa.
"Kenapa sih lo,gue kan nanya baik baik."Kesal Anya.
"Gak usah sok peduli."Cuek Angkasa dan pergi sembari mendorong motor miliknya.
"Yeuhh dasar berandalan."Teriak Anya.
Bara menghampiri Anya yang menatap Angkasa."Lo kenal?."Tanya Bara.
"Gak tau,orang asing."Anya berjalan pergi meinggalkan Bara sendirian.
"Eh panda tunggu."Panggil Bara.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia angkasa
Teen FictionKarya - 4 Sebelum mampir Foollow dulu readers manis..^_^] Happy reading•^_^• - - Dia Angkasa langit Lelaki dengan bola mata coklat,hidung mancung,dan rahang yang tegas, ditambah sifat cuek dan gaya badboy yang banyak beranggap bahwa angkasa adalah...