Nahan malu.

373 14 0
                                    

Anya telah sampai dirumahnya dan melihat Motor hitam terparkir diperkarangan rumahnya.

"Kayak gak asing."Lirih Anya.

Disela fikirannya,Anya merasa ada yang tidak beres dengan perutnya karna sedari tadi Anya merasa mulas,Anya langsung berlari menaiki tangga menuju kamar atas

Ia tak menyadari bahwa ada Angkasa dirumahnya bahkan sebelum Anya selesai jogging.

Angkasa yang melihat Anya berlari terburu buru itu melongo tak percaya bagaimana tidak dengan tubuhnya yang mungil Anya mampu melompati dari satu tangga ketangga tiga dari tangga tiga ketangga enam,sungguh luar biasa.

"Sudah kebiasaan Anya dari kecil."Ucap Lea yang melihat Angkasa melamun.

Angkasa membuyarkan lamunannya lalu beralih menatap Lea.

"Saya cuman mau kembaliin ini."Angkasa menyodorkan sekotak makanan.

"Gimana keluarga kamu suka gak?."Tanya Lea.

"Emm suka kok Tan."Ucap Angkasa.

"Syukurlah."Lea tersenyum lega karna ini kali pertamanya Lea membuat Salad buah.

"Saya pamit pulang dulu."Pamit Angkasa namum Lea mencegahnya.

"Cepet banget mampirnya,mau makan siang bareng disini ya."Ucap Lea.

"Gak usah Tan."Tolak Angkasa.

"Gak usah malu,makan disini ya sekalian Tante  mau kenalin kamu sama kakaknya Anya."Ucap Lea sembari menarik lengan Angkasa menuju dapur.

"Lagipun Tante mau buat kue bolu."Ucap Lea.

"Maaf Tan tapi saya harus per—."Ucapan Angkasa terpotong karna suara teriakan dari kamar atas.

"Mamahhhh!."Teriak Anya.

Lea dan Angkasa langsung berlari keatas,tidak.
bukan Angkasa tapi Lea karna Angkasa tau pasti Anya akan berteriak dan memakinya habis habisan lalu berakhir dengan pertengkaran.

"Kenapa sayang?."Tanya Lea khawatir.

Suara Anya terdengar parau."Mah kayaknya Anya datang bulan."Ucapnya.

"Terus memangnya kenapa Anya."Heran Lea.

"Anya lupa beli stoknya."Ucap Anya dibalik pintu.

Lea menghembuskan nafas pelan,"Astaga mamah kira kenapa sayang."Lega Lea.

"Yasudah Mamah belikan dulu ya."Ucap Lea.

"Cepetan ya Mah."Ujar Anya.

"Iya iya sayang."Lea turun dari tangga disambut Angkasa dengan wajah yang khawatir.

"Kalo boleh saya tau,Anya kenapa Tan?."Tanya Angkasa khwatir.

"Gapapa biasalah anak perempuan."Kekeh Lea membuat Angkasa tak mengerti.

"Yaudah Tante mau keminimarket dulu,Tante titip Anya ya,jagain dia soalnya anaknya panikan."Ucap Lea.

"Tap—

"Dirumah ada Arga kok bukan cuman kamu sama Anya,jadi kalian bertiga."Ucap Lea seolah tau apa yang ingin diucapkan Angkasa.

Lea pun pergi dan kini hanya tersisa Angkasa didapur,Anya yang dikamar dan Arga?,Ntahlah Angkasa pun belum kenal mana orangnya.

Hingga dimana Angkasa merasa bosan dan ia pun memainkan pisau diatas meja makan namun tak sengaja tergores dijarinya dan Angkasa pun menghampiri wastafel untuk membersihkan darah yang bercucuran itu.

"Mah Arga pergi dulu ya,mau ketemu rekan bisnis dulu."Ucap Arga yang terlihat buru-buru.

"Mah jangan kecapean,cuci piringnya dilanjut Anya aja Mah."Ucap Arga sedikit teriak karna mendengar suara kran air dari dapur.

Dia angkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang