Ketemu dia.

447 19 0
                                    

Kini Anya dan Bara telah sampai ditujuan mereka.Mall

Anya berlari kecil diikuti Bara dibelakangnya yang terkekeh melihat tingkah Anya yang sungguh menggemaskan itu.

"Awas jatuh."Ucap Bara.

Brukk**

Bara melihat Anya tertabrak seseorang dengan Topi dan masker hitam didepannya.

"Anya lo gak kenapa-napa."Khawatir Bara sembari menuntun Anya berdiri.

Seseorang yang melihat kejadian itu tersenyum miring dan berjalan pergi tanpa sepatah kata apapun.

"Minta maaf donk."Teriak Anya.

"Udahlah jangan kayak anak kecil."Ucap Bara.

Anya melihat samar samar nama yang tertulis dipunggung jacket seseorang yang menabraknya."Alaska?."Batin Anya.

"Lo kenapa?."Tanya Bara yang melihat Anya terdiam.

"Lupain aja,sekarang kita mau kemana."Tanya Anya.

"Yaudah kita Makan dulu aja."Bara menarik lengan Anya untuk mengikutinya.

"Jangan gandeng gandeng ntar baper loh."Ledek Anya sontak Bara melepaskan tangan Anya.

"Takutnya lo ilang."Ucap Bara dan berjalan pergi.

"Eh tungguin."Panggil Anya.

Dilain sisi Angkasa menghampiri gengnya itu yang sedang makan diresto Seafood

"Lang sini."Panggil Bintang.

"Ice koffe."Ucap Bara pada pelayan yang menghampirinya.

"Eh gimana sama cewek yang lo bilang wak-."Tanya Lintang penasaran namun ucapannya terhenti karna Bintang menyenggol lengannya.

"Paansi lo."Kesal Lintang.

Bintang tak tau lagi dengan sifat kakaknya itu walaupun kasar dan liar namun disatu sisinya Lintanglah yang paling peduli pada sesama apalagi menyangkut nama besar The geng Alaska.

Siapapun berani menganggu sekalipun itu lelaki atau wanita akan Lintang habisi hingga tersisa nama saja.

"Lupain aja lah,udah lama juga."Ucap Bintang.

"Baru gue mulai."Angakasa tersenyum miring.

"Oh iya sikriting mana?."Tanya Angkasa yang sedari tadi tidak melihat batang hidung Indro.

"Gak ikut boss."Ucap salah satu anak buah Angkasa yang berbeda meja.

"Kenapa."Tanya Angkasa pada Rangga.

"Katanya dia gak punya uang buat makan disini."Ucap Rangga.

Rangga dengan sifatnya yang tak kalah dingin dan cuek dari Angkasa memiliki sifat tak peduli bahkan terhadap wanita sekalipun kecuali ibundanya.

"Kan gue udah bilang biar gue yang bayar kalian tinggal makan aja apa susahnya sih."Kesal Angkasa.

"Lo tenang,mungkin Indro ngerasa ngerepotin lo."Ucap Bintang.

"Tolong bungkus 2 paket lengkap."Ucap Angkasa pada pelayan itu.

"Baik ka ada tambahannya."Tanya Pelayan itu.

"Gak."Ucap Angkasa.

"Gue penasaran sedeket apa sih mereka."Batin Angkasa.

"Lang lo udah tau kalo abang lo balik kesini lagi?."Tanya Rangga pelan.

"Hm."

"Udah 3 hari yang lalu."Ucap Angkasa.

"Jadi apa rencana lo buat hancurin Geng itu."Tanya Lintang.

"Gue belum tau,tapi gue udah punya umpannya."Angkasa tersenyum miring.

"Senyum lo nyeremin."Ucap Lintang.

Plak**

Angkasa meneplak kepala Lintang menggunakan garpunya.

"Mau gue hajar?."Tanya Angkasa.

"Yaelah lo serius amat dah."Ucap Lintang sembri mengelus elus kepalanya.

Dilain sisi kini Bara dan Anya sedang bermain game basket.

"Kok gak bisa ya."Bingung Anya karna sedari tadi Ia telah menggesekkan kartunya.

"Udah lo isi emang."Tanya Bara.

"Emang harus ya,gue kira kalo kita udah beli kartunya gak harus diisi lagi."Ucap Anya.

"Ck,sini biar gue isiiin ulang."Bara mengambil alih kartu digenggaman Anya.

"Dan ini lo pegang."Bara memberikan kantong belanjaan pada Anya.

"Saya mau isi ulang kartunya."Ucap Bara.

"Ganteng banget.....

"Kulit apa salju tuh putih amat....

Begitulah ucapan para karyawan wanita yang melihat Bara.

"Bisa dipercepat?."Tanya Bara dingin.

"Ah eh iya yank eh mas."Gugup kasir wanita itu.

"Huhh...."Bara menghebuskan nafasnya pelan.

"Ini Mas."Ucap Kasir itu sembari menyodorkan kartunya.

"Kembaliannya ambil aja."Ucap Bara lalu pergi namun kasir wanita itu memanggilnya kembali

"Eh Mas."Panggilnya.

Bara menatapnya seolah bertanya ada apa.

"Masnya kesini sama siapa ya."Tanyanya dengan agak centil.

Bara menghampiri kasir itu."Istri saya."Ucap Bara yang sedikit menekan kata Istri.

Kasir itu langsung menduduk malu."Maaf Mas."Ucapnya.

Bara berlari menghampiri Anya,lalu Bara melihat Anya sedang memandangi anak kecil disebelahnya yang sedang diajarkan basket oleh Ayahnya.

"Ini."Ucap Bara.

"Eh iya makasih."Ucap Anya,namun Anya tetap saja menatap anak kecil disampingnya bersama ayahnya.

"Sini gue ajarin."Bara memegang kedua tangan Anya lalu menuntun nya untuk melemparkan bola basket itu keRing.

Anya syok dimana kini Bara berada dibelakangnya sembari memegang lengannya.

"Jangan liatin ntar lo suka."Ucap Bara menatap Anya.

Tatapan mereka saling bertautan hingga suara peringatan dari bagian kasir menyadarkan mereka.

"Cek.. cek....Mohon perhatian sebentar,30 menit lagi kami akan tutup,terimakasih."

"Udah mau ditutup tuh ayo pergi."Bara mengambil tas belanjaan namun lengannya ditahan Anya.

"Kan masih ada waktu 30 menit lagi,boleh ya."Anya menunjukka pupy eyesnya.

"Hufftt...yaudah cepetan."Bara mengalah karna tidak kuat melihat Anya seperti itu.

Reflek Anya memeluk Bara tiba-tiba hingga bara melongo tak percaya."Makasihhh."Ucap Anya senang lalu pergi mencoba beberapa game disana.

Bara tersenyum sembari mengelus tubuhnya yang baru saja dipeluk Anya.

Dari kejauhan Angkasa menyaksikan itu dan ntah hatinya begitu panas melihat Anya memeluk erat Bara.

"Awas lo."Lirih Angkasa.


Tbc

Oke janlup teken votenya
Ya gaes biar akutuh makin semangat
Ngetiknya

Saranghae....

Dia angkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang