Hukuman.

505 19 0
                                    

Hay hay gaesss

Ktemu lagi kita

Udh siap baca kelanjutannya?

Tarik nafas dulu

Jangan dibuang mubazir

Oke selamt membaca,Enjoyyy🐼

Angkasa menutup pintu itu dan berjalan mendekati Anya."Hai bocah."Sapa Angkasa.

Anya berusahan tidak gugup dan membenarkan posisi duduknya."Ngapain sih lo."Tanya Anya.

Angkasa menarik kursi disebelah Anya."Mau hukum lo."Ucap Angkasa.

"Salah gue apa coba."Tanya Anya.

"Lo buat gue jadi bahan tawaan banyak orang tadi,gk inget?."Ucap Angkasa.

"Kapan coba,udah gue mau pergi."Baru sempat Anya berdiri namun jas osisnya ditarik.

"Lepasin."Ujar Anya.

"Gak mau."Angkasa dengan tersenyum jail.

"Lepasin atau gue teriak."Ancam Anya.

"Silahkan,lagipun diluar banyak anak buah gue."Ucap Angkasa lalu melepaskan jas osis Anya.

"Hufftt...lo mau gue apa."Pasrah Anya.

"Emm menurut lo hukuman apa yang cocok."Angkasa berjalan sambil melihat lihat beberapa piala yang tertata rapih itu.

"Menurut gue lo gak usah repot repot kasih gue hukuman."Kesal Anya.

"Gimana kalo lo jadi pacar gue."Ucap Angkasa dengan wajah yang datar.

Anya yang mendengar itu rasanya mau pingsan sekarang juga."Hhh Engga."Ucap Anya.

"Alasan?."Tanya Angkasa.

Anya memalingkan wajahnya lalu tersenyum kecut."Gue gak suka sama lo."Jawab Anya.

"Yaudah jadi istri gue gimana,setuju?."

"Engga mau,orang gak suka kok dipaksa."Rengek Anya.

"Ngegemesin banget sih."Batin Angkasa menatap Anya yang merengek seperti bayi.

"Kalo gue bikin lo suka gue gimana."Kata Angkasa sembari duduk diatas meja.

"Gak usah ngada ngada deh."Kesal Anya.

"Udah cepet hukumannya apa."Tanya Anya yang sebenarnya bukan karna ingin tau hukuman apa yang diberikan Angkasa tapi Anya hanya ingin Angkasa cepat pergi dari hadapannya.

"A."Usul Angkasa dengan raut wajah bodohnya.

Anya melongo tak percaya bagaimana bisa dirinya disuruh menjadi asisten."Tutup mulut lo ntar masuk lalat aja."Ucap Angkasa.

Benar saja Anya batuk tapi bukan karna lalat melainkan ucapan Angkasa itu."Uhuk uhkk..uhkk.. yang lain aja."Ucap Anya.

"Oke deal."Angkasa memaksa tangan Anya untuk bersalaman.

"See you asisten."Pamit Angkasa lalu pergi meninggalkan Anya.

"Mimpi apa gue semalem."Lirih Anya.

Anya ingin merehatkan fikirannya sejenak lalu memutuskan untuk pergi keruangan yang tanpa seorangpun tau keberadaannya kecuali Meli.

"Keperpus aja lah."Anya berjalan lesu dengan tas yang diseret.

"Anya!."Panggil Meli.

"Si Angkasa ngomong apa sama lo."Tanya Meli penasaran.

"Minta diajarin matematika."Ucap asal Anya lalu berjalan lagi.

"Anya gue mau kekantin lo mau nitip apa."Teriak Meli.

"Roti sama susu."Teriak Anya tak kalah kencang.

Anya memasuki ruangan yang hening dan menurutnya membuat hati tentram,Perpustakaan.

"Aromanya bikin tenang."Anya menghela nafas pelan."Jadi kangen Ayah."Lirih Anya.

Anya meletakkan tas pinknya diatas meja,melepaskan jas osis yang Ia tenggerkan dikursi.

Anya berjalan perlahan menikmati setiap susunan rapih yang bertuliskan nama nama buku,mencoba melihat apa yang akan Anya baca kali ini.

Senyuman kecil itu melengkung keatas,Anya senang bukan main bisa menemukan buku yang ia cari."Yes ketemu!."

"Gue dulu."Seseorang itu mengambil dengan cepat buku yang hampir Anya pegang.

"Lo lagi."Ucap Anya.

"Masih sama aja lo."Ucap Bara sembari membuka beberapa lembar halaman.

"Jangan ganggu deh."Kata Anya sembari mengambil buku yang lain.

"Gue mau baca buku bukan ganggu."Bara menarik kursi dan mulai membaca setiap kata perkata dibuku itu.

Anya yang melihat kefokusan Bara sudah terbiasa,jangan salah meski dengan sifat yang jail dan tengil itu bisa dibilang IQ Bara lumayan tinggi meski penampilan dan sifatnya bertolakbelakang dengan kepintarannya.

"Tumben lo kesini."Ucap Anya sembari menarik kursi disamping Bara.

"Tadi ada yang nyari lo keruang osis?."Tanya Bara yang masih Fokus dengan bukunya.

"Angkasa?."Tanya Anya.

"Iya."Ujar Bara menatap Anya.

"Dia ngomong apa sama lo."Ucap Bara sembari melepas Topi hitamnya.

"Gak ngomong apa apa."Ucap Anya yang Bara yakini bahwa Anya sedang berbohong.

"Gak bohong kan lo."Bara memajukan wajahnya hingga Anya sedikit memundurkan kursi yang ia duduki.

"Ya enggalah."Anya menutupi wajahnya dengan buku yang ia pegang.

"Buku lo kebalik."Bara membalik arah buku yang Anya pegang.

"Eh iya."Malu Anya.

"Dia bilang apa sama lo."Kini Bara menatap Anya lekat.

Anya yang melihat kedua mata bara dengan alis tebal yang hampir menyatu itu dibuat terpana."Mata nya cakep banget."Batin Anya

Bara yang melihat tatapan Anya tersenyum kecil memandangi setiap sudut wajah gadis didepannya ini.

"Ekhm..jangan mesum disini."Suara Meli mengagetkan mereka berdua.

"Napa tuh bocah."Heran Meli yang melihat Bara pergi begitu saja.

"Nih pesenan lo."Meli menyodorkan roti dan susu coklat.

"Makasih."Anya menunjukkan deretan giginya.

"Eh tadi waktu gue kewarung gue denger gerombolan Angkasa pada nyebut nama lo."Ucap Meli.

"Ya Tuhan apa lagi ini."Anya menghembuskan nafasnya gusar.

Tbc

Oke bolehlah tinggalkan
Jejak kalian dengan cara vote
And komen

Saranghaeeee...


Dia angkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang