Cemburu?.

542 20 2
                                    

Angkasa mencuci tangannya diwastafel dan membasahi rambutnya namun Angkasa terdiam memandang dirinya didepan cermin merasa ada yang salah dengan dirinya.

Angkasa menyerngit kala terlintas bayangan Bara dan Anya yang berpelukan.

"Ngapain coba pelukan dijalan?,mau cari mati apa."Kata Angkasa dengan menggaruk kepalanya frustasi.

Pintu toilet terbuka yang ternyata Bara dengan membawa baju gantinya,Angkasa melirik Bara dengan malas Bara yang melihat tatapan sinis itu tersenyum miring lalu memutuskan untuk mengganti pakaiannya.

"Sok jadi pahlawan."Lirih Angkasa sembari mengibaskan kedua tangannya layaknya burung yang bersiap untuk terbang.

Bara keluar dengan pakaian gantinya."Kenapa lo."Tanya Bara sembari menepuk bahu Angkasa.

"Oh iya lo kenal Anya."Tanya Bara sambil merapihkan rambut dengan sela jarinya.

"Bukan urusan lo."Jawab Angkasa dan pergi namun langkahnya terhenti dan berbalik menatap Bara."Selera lo yang begituan ya ternyata."Ucap Angkasa.

"Maksud lo."Bara mendekati Angkasa.

"Hhh yaa gue kira selera lo itu tinggi ternyata..."Ucap Angkasa gantung.

"Jangan asal ngomong lo,gue gak ada rasa sama Anya."Ucap Bara.

"Oh ya?."Angkasa memajukan wajahnya.

"Mau gue suka ataupun engga emang kenapa bukan urusan lo kan."Tanya Bara.

"Lagi pun lo bukan paca—

Bughh**

"Jangan banyak omong lo."Angkasa memukul wajah Bara hingga pelipisnya sedikit membiru.

Angkasa pergi dengan membanting pintu membuat para siswa tercengang melihat Angkasa yang keluar dengan wajah yang merah padam.

"Aneh lo lang."Bisik Bara pada dirinya.

***

Anya mengutuk dirinya sendiri karna terlalu lama dihalte bus membuatnya ketinggalan dua pelajaran sekaligus bahkan saat ini tengah jam istirahat.

Anya berlari kecil menuju ruang osis sembari memakai jas osisnya raut wajahnya terlihat khawatir berharap rapat hari ini tidak terlambat.

"Semoga gak telat semoga."Lirih Anya.

Anya menabrak dada bidang seseorang didepannya membuat Anya terhuyung kebelakang.

Suara serak itu menggelenggar digendang telinga Anya."Buta lo?."Ucap Angkasa.

Anya menengok keatas melihat Angkasa yang menatapnya dengan raut wajah yang marah."Gue punya mata,lo kali yang buta."Kesal Anya.

"Dasar bocah."Ucap Angkasa yang justru mendapat pelototan dari Anya.

"Yak! Siapa yang lo sebut bocah?."Anya memajukan wajahnya.

"Siapa kalo bukan lo."Kini Angkasa sedikit membungkuk-kan tubuhnya memajukan wajahnya pula mengikis jarak diantara mereka berdua.

"Ekhem,jang-jangan asal bicara lo."Gugup Anya.

"Ngomong sama bocah cuman buang buang waktu."Ucap Angkasa lalu pergi namun kaki Angkasa dihadang oleh kaki Anya membuat Angkasa terjatuh.

Banyak siswa siswi yang sedikit tertawa melihat adegan itu."Udah berani ya lo."Angkasa menunjuk tepat didepan wajah Anya.

"Ha apa mau ngomong apa lagi lo ha."Tanya Anya beruntun.

"Ikut gue."Angkasa menarik paksa lengan Anya.

"Oyy."Suara bariton mengalihkan perhatin mereka.

"Maksa orang terus kerjaan lo ya."Teriak Bara.

"Gue gak ada urusan sama lo."Angkasa menarik paksa lengan Anya."Ayo."

"Lo bukan siapa siapa nya."Bara menarik lengan Anya yang satunya.

"Lepasin tangannya!."Ucap Angkasa dengan mata elang nya yang tajam.

"Tangan gue udah keburu nyaman."Bara tersenyum menatap Anya.

"Aaaaaaaaaa baperrr akuhhhh ikiiii massss."Kompak para siswi yang menyaksikam adegan itu.

"Lelucon basi."Angkasa tertawa renyah.

"Urusan kita belum selesai."Angkasa pun pergi.

Ntah Anya harus berterimakasih atau tidak
Pada Bara tapi yang jelas kini Anya sangat kesal dengan ucapan Bara tadi.

"Ngomong apa lo tadi."Tanya Anya dengan ekspresi kesalnya.

"Gak perlu diulang nanti yang ada lo baper."Ucap Bara sembari membenarkan topi hitamnya.

"Andai aja ucapinnya ke gue baper parah makkk."Teriak salah satu siswi dikerumunan tersebut.

"Kurang sehat lo."Anya memegang kening Bara.

"KeRusia gih lo minta obat kepuskesmas disana."Ucap Anya lalu pergi meninggalkan Bara yang cengo sembari mencerna perkataan Anya.

"Tolong cariin puskesmas didaerah Rusia."Suruh Bara pada siswi didekatnya.

"Asiappp bos."Ucap siswa itu yang terlihat senang.

Anya membuka knop pintu yang bertuliskan Ruang osis itu namun tak terdapat sedikitpun orang didalamnya .

Anya terduduk menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu menenggelamkan wajahnya dengan mengatupkan kedua matanya perlahan,Anya mendengar suara pintu terbuka yang Anya yakini pasti itu sahabatnya,Meli.

"Tumbenan telat?."Meli menarik kursi disebelah Anya.

"Lo gak liat hujan deres tadi."Tanya Balik Anya.

"Iya sih,yaudah nanti gue kasih tau hasil rapat tadi."Ucap Meli.

Pintu kini terbuka lagi sontak Meli dan Anya menengok kearah pintu dan mendapati Angkasa yang berdiri disana.

"Ketemu lagi kita."Ucap Angkasa.

Anya dan Meli saling tatap seolah ingin bertanya satu sama lain.

"Lo keluar."Angkasa menunjuk Meli dan bodohnya Meli menuruti perkataan Angkasa.

"Mel sini."Panggil Anya namun Meli hanya menyengir lalu pergi.

Angkasa menutup pintu itu dan berjalan mendekati Anya."Hai bocah."Ucap Angkasa.

Tbc

Hay hay gaessss

Janlup teken votenya
Udh?

Oke saranghaee...💚

Dia angkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang