Suara gaduh yang berasal dari satu orang yang bernama Alvino Gabriel Airlangga, membuat Adit menatap cowok itu dengan sebal.
"Lo bisa diam gak sih?" desisnya dengan sebal.
"Mulutnya gak punya rem. Biarin aja, asal dia gak buat masalah." sahut Vino, walaupun ia juga risih. Ia mengerti, memang seperti itulah sifat adiknya.
"Lo belain dia tuh, nah makin gila orangnya." Adit menatap aneh tingkah Vano yang tengah menari-nari tidak jelas didepan kaca full bodymilik Adit.
Akhirnya, Vano melepaskan pandangan matanya dari buku tebal yang berada di pangkuannya. Menatap datar kembarannya itu.
"Dia lagi dance Korea. Biarin aja. Emang gitu tingkahnya."
Adit melongo. Baru dua minggu keluar dari rumah sakit, dan sekarang melihat tingkah Adiknya Vino yang hikin geleng-geleng kepala.
"LET'S KILL THIS LOVE!!!"
"TENG TERENG TENG TERENG. RAMPAMPAMPAMPAMPAM!!!"
Adit yang sudah tidak tahan melihat tubuh Vano yang berjoget lentik seperti itu, melempar bantal gulingnya.
"Diam bangsat! Lo pikir gue sendirian dirumah?!"
Vano merengut. Dengan langkah malas ia memungut bantal guling Adit, lalu mengembalikannya.
"Yaelah. Lagian lo juga dianggap apa enggak sebagai orang dirumah ini?" pertanyaan Vano berhasil membuat Adit diam.
Sekali ngomong waktu sebel bisa sampe nusuk ke ulu hati nih anak.
Vino menatap Vano tajam. Tatapan penuh peringatan. Adiknya ini, memang mulutnya susah di kontrol.Setelah pertanyaan Vino. Adit semakin berpikir keras. Kenapa saat keluarganya hancur ia merasa sendirian? Mamanya sudah menikah, dan memiliki keluarga baru yang hangat.
Begitupula dengan papanya. Ia mendapat kabar, bahwa Papanya sudah bertunangan dengan wanita barunya.
Apalah arti dirinya. Hanya anak sampah? Anak yang dulu sangat disayang kedua orang tuanya, sekarang terlantar bagai sampah yang dibuang ketika mereka telah menemui keluarga yang baru. Inilah Adit, cowok sadis yang menyedihkan. Tak punya kebahagiaan adalah takdirnya.
~~~•••~~~
Seseorang berpakaian hitam tengah melambaikan tangannya kearah seorang gadis berambut pendek sebahu diseberang jalan.
"Hai." sapa gadis tersebut.
"Hai. Semuanya pasti pagi mencari gue."
Gadis tersebut memperhatikan langkahnya. Lalu memandangi wajah lelaki yang ia suka ini. Bekas luka yang ada diwajahnya, selalu menarik perhatian gadis berambut sebahu ini.
"Lo, natapin luka gue?"
Gadis tersebut terkejut. Kepalanya refleks menggeleng pelan. Sedangkan cowok ini malah tertawa.
"Tegang amat!" ujarnya seraya mencubit kedua pipi gadis ini.
Tangan gadis ini memegang kedua pipinya yang bersemu. Kalau begini kan ia semakin banyak berharap. Tapi, ia cukup takut juga bermain dengan cowok ini, karena ia berbahaya.
"Lo penasaran?" tanya cowok ini dengan lembut.
Menggangukkan kepalanya, ia jujur. Memang sangat penasaran. "Kalau boleh tau apa penyebabnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVAGE BOY? [TAMAT]
Подростковая литература"Percuma otak gue pinter dalam matematika, kalau gue gak bisa pinter ngejaga hati orang yang gue suka." Awal pertemuan Sera dan Adit tidak ada bagusnya. Semuanya berantakan, saat mereka bertabrakan di koridor. Sejak saat itulah Sera membenarkan seti...