9

38 9 7
                                    

Hari ini adalah hari yang paling kelas Sera tidak sukai. Bisa di lihat dari semua wajah teman-teman Sera yang cemberut, sebal, ada juga yang datar. Contohnya Bella.

"Bel, lo enggak sebel gitu?"

Bella menoleh sejenak pada Jena, lalu menggelengkan kepalanya.

"Ngapain sebel. Orang seru kok, kan nambah ilmu." jawabnya seadanya.

Dino berdecak kagum. "Bel, tukaran otak yok! Sumpah! Gue abis upacara gini mending belajar B.Indo aja, daripada fisika. Rasanya otak gue kebakar."

"Ogah! Kalau gue kasih otak gue ke lo juga enggak guna. Buat apa pinter tapi malas."

Dino terdiam. Ia sedikit menarik mundur kursinya. "Bel, ucapan lo bikin gue tertampar, terjungkal, terguling."

Sera menahan tawanya, begitupula dengan Jena.

"Makanya, jadi orang tuh jangan malas! Kayak gu-"

"Lo sama aja Jen!" potong Bella dengan cepat, membuat gadis tersebut cengengesan.

"Lo kayak sensi amat. Kenapa?" tanya Sera yang penasaran dengan wajah murung Bella.

Yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya seraya melempar senyuman tipis.

"Gak apa-apa kok."

Sera mengangguk mengerti. Mungkin gadis tersebut memang ada masalah.

"Kalau lo punya masalah, jangan takut untuk cerita. Bakalan kita dengerin kok." ujar Sera dengan lembut.

"Iya Bel. Jangan di pendem sendiri, entar lo stress." sahut Jena ikut menanggapi.

Gue emang stress.

"Biasa, masalah rumah. Gak apa-apa kok, udah biasa."

"SERA LO DICARIIN KAK ADIT!!!" Seru seorang cowok yang Sera ketahui bernama Vero.

Jena dan Dino memandangi Sera iba. Kasihan Sera, masih pagi udah denger musibah begini.

"Sabar yah Ser. Gue tahu lo kuat. Sebelumnya maaf nih, kita gak bisa bantu kalau udah sama Kak Adit."

Bella hanya diam. Ia kembali sibuk menulis. Sera menganggukkan kepalanya, langsung pergi keluar.

~~~•••~~~

S

era baru saja sampai di depan kelas Adit. Keadaan kelas sangat sunyi, sampai Sera harus mengintip dari jendela kaca. Ia pikir kelas ini tidak ada orangnya. Ternyata semuanya lagi membaca buku.

Rajin amat dah mereka.

Sera mengetuk pintu pelan seraya mengucapkan salam.

"Lambat! Gue udah gak mood ketemu muka lo."

Heh! Itu mulut pengen Sera lakban.

"Tap-"

"Balik sana ke habitat lo! Semakin lama lo disini, semakin gak betah gue liat muka lo!"

"Hush! Balik sana!" timpalnya lagi mengusir Sera seperti mengusir kucing.

Sera menghembuskan napasnya. Udah terlanjur di permaluin Adit, efeknya kok bikin dia pengen bunuh orang.

Sebelum melangkah pergi, Sera menyentuh wajahnya.

"Muka gue gak ada apa-apa. Apa gue gak liat coretan mungkin? Ah kaca!" seru gadis tersebut berlari pelan menuju kelasnya.

Sementara Nio, lelaki tersebut menatap Adit tajam. "Lo bisa gak sih kalau ngomong sama cewek enggak usah begitu amat! Dia punya hati-"

Adit menampilkan smirk diwajahnya. "Semua orang memang punya hati. Bukan dia doang. Gue mau nanya nih sama lo, emang lo sendiri punya hati, ngerebut pacar temen sendiri itu kayaknya suatu hal yang menyenangkan, yah?"

SAVAGE BOY? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang