29.

7 2 0
                                    

Nio menatap Sera yang berlari menerobos koridor yang sedang ramai menatap kearah ruang guru sambil berbisik-bisik.

"Eh, bisikin apa sih?" tanya Nio penasaran, ia menarik salah satu tangan cewek random yang berada di dekatnya.

Cewek ini natap Nio dengan pandangan terpana. "Cogan, njir!" Nio terbelalak, sampai gadis itu sadar.

"Eh, anu. Itu loh Kak, lagi pada bahas Kak Adit. Katanya tadi berantem di depan sekokah sama anak luar." jelasnya sambil menatap wajah Nio lamat-lamat. Biar ia rekam dulu keindahan wajah ini.

Nio terdiam sejenak. Lalu, melepaskan genggaman tangannya. "Makasih, yah." ujarnya sambil bergegas berlari menyusul kepergian Sera.

"Vivi lo natapin siapa sih?" tanya temannya yang heran melihat Vivi menatap ruang kosong lurus diantar kerumunan dua kubu siswa.

"Gue liat cogan," ujarnya dengan wajah yang berbinar.

"Gue gak mau mandi ah, gilakkk tangan gue digenggam tuh cogan, tadi!" serunya sambil melompat-lompat girang.

"Stres lo Vi!" temannya Vivi menggelengkan kepalanya. Ada-ada aja.

•••

"Sera! Sera!" seru Nio berkali-kali menongolkan kepalanya pada setiap ruang kelas yang ia masuki. Tetapi, semuanya nihil. Sera tidak ada disana.

"Woy yang lagi mojok!"

Dua insan yang tengah berpelukan mesra terkejut atas seruan Nio. Mereka bergerak takut, takut bahwa Nio akan melaporkan mereka ke BK. Hampir saja mereka ciuman.

"Ke-kenapa y-yah?" tanya cowok dengan wajah pucat itu.

"Lo liat Sera gak?"

"Ini..." cowok itu menunjuk cewek di depannya. "Sera, kan?" tanyanya memastikan.

"Sera!" Nio dengan cepat menarik tangan gadis tersebut. Namun saat melihat wajahnya, ini mah Sera palsu!

"Pacar gue!" protes cowok itu saat Nio tiba-tiba memeluk pacarnya.

"Modus lo!" sebal cewek itu dengan pipi yang memerah. Dipeluk cogan sekolahkan Lumayan.

"Eh, sorry salah orang. Lagian gue itu nanya Sera adik kelas, bukan nih cewek!"

Nio lagi-lagi berlari mencari sosok gadis itu. Kemana ia pergi, sampai seorang Nio lelah mencari ke seluruh tempat.

"Gue cari kemana lagi yah?" gumam Nio sambil mengelus dagunya. "Gue udah datengin semua tempat, kecuali Perpustakaan,"

Mata Nio membulat, tubuhnya bereaksi lebih cepat. Ia berlari sambil berseru, "Perpustakaan!"

Tok tok tok

Nio lalu membuka pintu perpustakaan, melemparkan senyuman pada guru-guru agar terlihat lebih sopan. Image Nio dimata guru itu sangat bagus. Jadi terpaksa ia harus Jaim.

Mata Nio menelusuri seluk-beluk perpustakaan. Sampai ia menemukan seorang gadis yang tengah menelungkupkan wajahnya diatas buku. Ia mengenali gadis ini.

"Sera," bisiknya pelan sambil menyentuh bahu gadis itu.

Sera bangun, wajah gadis ini tidak baik-baik saja. Matanya memerah dengan air mata yang masih membasahi pipinya. Nio tidak suka melihatnya.

"Sera, kamu kenapa?" tanyanya lembut. Jempolnya bergerak sendiri tanpa ia perintah menghapus jejak air mata di wajah Sera.

Sera masih diam sambil menggelengkan kepalanya. Nio menghela napasnya. Kalau begini, ia harus pintar mencari kondisi yang tepat.

SAVAGE BOY? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang