23

16 3 0
                                    

Cahaya mentari sudah menembus lewat jendela kaca yang tertutupi hordeng biru muda itu. Perlahan angin lembut menyapu kulit putihnya. Mata gadis ini terlihat menghitam karena kurang tidur. Tubuhnya masih terlentang diatas kasurnya, terlalu malas untuk beranjak.

Mengacak rambutnya frustasi, Sera bangun dari tiduran. "Gue bisa gila kali yah!" serunya dengan kencang.

Bagaimana mungkin, sejak semalam pikirannya terus mengarah pada wajah kecewa Adit.

Apa-apaan ini?

Keputusannya udah benar, kan?

"Huaaaa Kak Adit!!!" Sera menenggelamkan wajanya dalam bantal, berharap wajah cowok itu hilang dari pikirannya.

FLASHBACK

"Sepertinya, gue salah. Gue udah salah menganggap lo berbeda. Lo, sama kayak cewek lainnya. Mau berakhir disini aja?"

"I-iya."

Setelah mengucapkan hal itu, Sera memberanikan mengangkat wajahnya. Ia penasaran dengan ekspresi wajah Adit, namun yang ia lihat adalah ekspresi penuh kekecewaan?

"Kak..." panggil Sera, kenapa perasaannya menjadi tidak enak?

Adit memberikan sebuah senyuman padanya, tapi yang ia lihat adalah senyuman palsu. Apa-apaan ini? Sera tidak kuat rasanya.

"Hubungan kita berakhir disini. Boleh gue peluk lo untuk terakhir kalinya?"

Sera hanya diam, Adit langsung memeluk tubuh Sera yang membeku. Sambil merasakan kehangatan dari gadis ini, tangannya mengelus rambut Sera penuh kasih sayang.

Bibir Adit mendarat di kening Sera. Mereka sama-sama terpejam. Entah kenapa butiran kristal bening mengalir membasahi pipi Sera. Kenapa rasanya sangat menyakitkan? Sera mendorong tubuh Adit dan dengan cepat menghapus air matanya.

"Kak Adit pulang sana! Udah malam."

Sera membuang mukanya, setelah mendengar suara deruman motor. Barulah ia menatap kepergian Adit dengan butiran air mata yang membasahi pipinya lagi.

"Sera begok!" umpatnya untuk dirinya sendiri.

FLASHBACK OFF

Sejak semalam gadis ini hanya membalikkan tubuhnya ke kanan dan kiri. Tidur hanya 3 jam, pantas saja matanya seperti mata panda.

Deringan ponsel memecahkan lamunannya. Dengan malas tangannya bergerak mengambil benda pipih yang tergeletak diatas kasurnya. Matanya membulat.

"GUE TELAT!!!"

Saking bingungnya harus ngapain dulu, ia lupa membawa handuk saat masuk ke kamar mandi. Astaga, sehari saja sudah kacau.

Sesuai dugaannya, ia akan mendapatkan hukuman. Membersihkan halaman sekolah. Menyapu dedaunan kering bersama siswa telat lainnya. Bodo amat, ia menebalkan wajahnya.

Saking fokusnya, ia bergerak salah menyapu. Yang penting kan bersih!

"Kak Adit gila!"

"Kak Adit setan!"

"Argh, gue harus ngumpatin dia pakek apalagi sih?! Kenapa dia penuhin otak gue?!" sapu itu ia lempar dengan ganasnya.

Tanpa ia sadari ada seorang cowok yang tersenyum melihatnya. Ia mendengar umpatan gadis itu, yang ditujukan untuknya.

"Lucu." gumamnya sambil menarik kedua sudut bibirnya.

Adit memajukan wajahnya sampai berada disisi telinga mantan pacarnya. "Adit tampan."

SAVAGE BOY? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang