28.

9 3 0
                                    

Kegelapan malam sama seperti hati seorang cowok yang tengah melahap mie ayam di pinggir jalan ini. Sambil menuangkan saos karena merasa tidak pedas, ia mulai berpikir. Jadi, Sera itu suka sama Adit. Adit itukan dirinya sendiri, kenapa ia malah menjauh?

"Dasar goblok!" desisnya mengumpati dirinya sendiri.

Melilitkan mie kuning yang berkuahkan saos itu Adit membuka mulutnya lebar. Baru saja menyentuh lidah dan dikunyah pelan, rasa ledasnya menyerang dengan cepat.

"Begok lo Dit!" umpatnya lagi. Tangannya meraba-raba meja ini, namun tidak ada air mineral gelasan.

"Bang! Air panas dong segelas!" pesan Adit sambil mangap-mangap. Pedas ini rasanya membakar mulut Adit, untungnya belom sampai tertelan.

"Eh, ini air panasnya yah," Abang mie ayam meletakkan segelas air yang masing mengepul asapnya di sebelah mangkok mie ayam Adit.

"Makasih Bang!"

Abang mie ayam hanya bergumam, Adit meniup pelan air panas yang berada di gelas bening ini. Baru mau nelan air minumnya ada sebuah notif dari Sera yang bahkan bikin ia tersedak.

Sera
Aku kangen Kak Adit, hehe =)

"Ini cewek mulai gila yah?" Adit saja sampai bingung, ini matanya gak salah kan?

Mengusap-usap matanya, apa yang ia lihat dari isi chat an dari Sera tetap sama. Tanpa Adit sadari ada seorang cowok yang menggunakan masker hitam di depannya tengah menatapnya sambil tersenyum miring.

"Ketemu lagi nih, bisa dibilang jodoh?"

Adit mengalihkan pandangannya. "Jodoh?"

•••

Senyuman cerah langsung menghiasi wajah cantik milik Sera. Bayangan wajahnya di cermin sangat segar untuk di tatap. Entah ada magnet apa di kaca, sampai hampir semua cewek suka memandangi wajah mereka dikaca.

"Gue cantik,"

Tangan Sera memolesi bibirnya dengan liptint.

"Gue tambah cantik,"

Tangan Sera mengikat rambutnya erat, lalu menjepitkan sebuah jepit rambut biru.

"Cantik, cantik, cantik. Perfect!" Setelah siap, Sera melangkahkan kakinya keluar dari toilet perempuan.

Beberapa pasang mata cowok menatapnya, ia tidak mau ambil pusing. Dia cantik, jadi wajar aja kalau jadi pusat perhatian.

"Heh, Sera!" panggil Jena menyapa. Ditangan perempuan itu sudah terdapat dua bungkus makanan ringan kesukaannya.

Tangan Sera mencomot jajanan Jena. "Lo kalau jajan, kagak ngajak-ngajak!" sebalnya Sera sambil mulutnya mengunyah kripik kentang milik Jena.

"Udahlah, enakan minta punya temen. Gak usah sok iyes deh!" sebal Jena yang sudah sedikit paham dengan sahabatnya ini.

"Eh, Dino mana?" Sera sedikit penasaran.

"Eh, bentar!" Jena memandangi sekitar mereka, kenapa natapin Sera semua sih?

"Ser, lo kenapa ditatapin semua orang?" bisik Jena pelan membuat Sera mengernyitkan dahinya.

SAVAGE BOY? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang