24

16 3 0
                                    

TYPO BERTEBARAN!!!

"Kak Adit pacaran sama Ayu?" bibir Sera tersenyum hampa. Sungguh ia memang bodoh. Mungkin, ini memang rencana mereka. Pasti! Tujuannya hanya ingin menghancurkan Sera.

"Woy!" suara Dino terdengar keras di telinganya. Sera mengusap telinganya sambil menatap tajam cowok berponi disampingnya ini.

"Bisa gak sih, lo enggak usah diteriak di telinga gue?!"

Dino cengengesan. "Sorry lah Ser."

Sera hanya mendengus dan kembali fokus pada buku diatas mejanya. Dino memperhatikan halaman yang dibaca Sera, seketika wajahnya muram.

"Mata lo sehat Ser?"

Sera menoleh dengan malas. Matanya tidak mempunyai riwayat penyakit. "Enggak."

"Mabok lo bisa baca buku yang isinya bahasa apaan tuh? Kenapa banyak X,Y, Z? Fikss pusing gue liatnya."

Sera hanya memutar kedua bola matanya. Dino terlalu lebay menanggapi rumus-rumus yang ada di buku itu. Padahal swmua itukan biasa.

"Stop stop stop,"

Jena menjauhkan berbagai macam alat tulis diatas meja Sera. Lalu meletakkan sebuah kantong plastik yag berisi berbagai macam roti dan susu kotakan.

"Bel, lo ambilin kursi buat gue!"

Bella menoleh sejenak dan mengangguk. Ia menyeret dua kursi, satu untuknya dan satu lagi untuk Jena.

"Wih!" Dino mulai memunguti satu persatu makanan tersebut tanpa izin.
Dengan cepat Jena menepis tangan Dino dengan tatapan tajam.

"Bayar!" serunya dengan yangan yang menengadah meminta uang dari Dino.

Sera tertawa kecil. "Makanya No, jadi cowok tuh harusnya lo yang ngantri dikantin beliin ini semua. Bukan temeb cewek lo!" ejek Sera dengan sengaja menggigit rotinya di depan wajah Dino.

"Emm, enak nih. Makasih Jena!"

Jena tersenyum, lalu berubah datar kembali wajahnya saat melihat wajah memelas Dino. "Apa? Sini mana duit lo? Bayar!"

Dino berdecak, sambil memeriksa ssakunya mengambil beberapa lembar uang sepuluh ribuan. "Nih! Sisanya ambil aja. Ikhlas gue!"

Jena dengan senang hati menyambut uang Dino. Lalu memberikan beberapa roti dan sekotak susu coklat untuk Dino. "Nih, sesuai ucapan lo yah, kembaliannya buat gue."

Bella membuka bungkus rotinya. Ia hanya menghela napasnya mendengar perdebatan Jena dengan Dino itu sudah biasa baginya. Namun, baru saja ia hendak menggigit roti yang berada beberapa senti lagi dari mulutnya. Tetapi, rasa mual sudah terlebih dahulu melanda.

"Eh, lo kenapa Bel?" tanya Sera dengan raut yang penuh kekhawatiran.

Bella menggelengkan kepalanya. "Gue gak apa-apa. Gue ike toilet duluan yah, kayaknya perut gue bermasalah."

Jena dan Dino menatap kepergian Bella yang sangat terburu-buru. Sera hanya menghela napasnya, lalu menatap Jena dengan kening berkerut.

"Bella makan apa aja tadi?" tanyanya.

Jena terlihat termenung. Berusaha mengingat apa saja yang temannya itu lakukan dikantin. Lalu menggeleng. "Gue rasa, tadi di kantin si Bella enggak beli atau makan apapun." ujarnya dengan yakin.

"Lah, terus tuh anak kenapa?" celetuk Dino yang ikut penasaran. Mulutnya terlihat lincah mengunyah makanannya.

Sera mengedikkan bahunya. "Mungkin sarapannya yang bermasalah. Atau dia punya asam lambung, telat makan."

SAVAGE BOY? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang