15

20 5 0
                                    

"Gimana perkembangan hubungan Adit dan Nio? Masih sama?" tanya seseorang diseberang telpon.

Gadis berbut pendek itu tersenyum.
"Gue sih yakin, masih sama. Stuck di situ doang."

"Bagus. Lo harus tetap kabarin gue, setiap hari tentang pergerakan Adit. Jangan sampai lengah! Night baby."

Menahan senyumnya. Gadis berambut pendek tersebut membalas pelan. "Night too."

Setelah bunyi terputusnya telpon mereka. Ia menatap foto target sang kekasih. Tangannya mengambil sebuah pin mading, lalu menusuknya di wajah Adit.

"Lo harus yang pertama!"

~~~•••~~~

"Sera! Fokus kamu kemana?!" tegur sang guru olahraga.

Sera hanya bisa meringis. Lagian salah Adit sih, kenapa sekarang terlihat keren saat lari-lari ngelilingin lapangan basket. Mana pakek baju basket doang.

"Maaf Pak!" serunya sambil berdoa di dalam hati. Semoga saja Adit tidak menyadari tatapan matanya yang terlaku fokus pada laki-laki itu.

Sebuah senggolan dibahunya, membuat ia menoleh. "Apa?" bisikmya pelan.

"Jangan bilang lo suka Kak Adit?" tanya Jena yang ikut berbisik.

Sera berdecak. "Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan."

Jena mendengus. "Fakta itu di depan mata gue. Buktinya lo natapin dia terus." pandangan Jena beralih pada seorang lelaki yang mengenakan seragam basket, tengah berlari-lari mengelilingi lapangan basket. Sera ikut terpancing.

"Lo liatin keringatnya. Behhh, gitu aja ganteng. Ya kan?"

Tanpa Sera sadari, kepalanya mengangguk. Menyetujui apa yang dikatakan oleh Jena.

Jena tertawa pelan. Sera terjebak.
"Katanya gak suka. Taunya diam-diam suka, ya kan? Ngaku ajal-"

Jena semakin tertawa, melihat Sera yang kabur dengan wajah masamnya. "Aelah, temen gue demen sama yang sadis." ujarnya dengan menghela napas dalam.

"Siapa yang suka siapa?"

Tiba-tiba kepala Dino muncul didepan wajah Jena. Gadis itu mengelus dadanya. "Dino suka Dino!" jawabnya asal seraya berbalik mendekatu Bella yang waras.

Dino mengerutkan keningnya. "Wah, ini Dino anak kelas mana? Parah sih, dari namanya kayaknya cowok ssuka sama cowok. Anjir, merinding gue."

~~~•••~~~

Nio memandangi lapangan basket. Niatnya pengen pergi ke toilet. Eh, malah nemu doi diujung lapangan sambil kipas-kipasin wajahnya.

Berbalik menuju kantin, ia sengaja membelikan air mineral untuk gadis tersebut. Senyumannya mengembang sepanjang perjalanannya sampai di tengah lapangan. Namun, saat ia kembali menatap gadis yang ia suka. Ternyata ia kalah cepat.

Adit melemparkan sebotol air mineral yang langsung ditangkap oleh Sera. Lalu, Adit menatapnya sambil tersenyum remeh.

Nio berbalik. Membatalkan niatnya. Mungkin belom saat yang tepat untuknya berada di sisi Sera.

SAVAGE BOY? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang