delapan

4.5K 757 37
                                    


"Sini! Sini! "

"Kenapa sih lo narik gue kemari? "

"Gue denger suara orang terisak gitu di sini, kayaknya di dalam gudang ini deh" nunjuk gudang yang di kunci dari luar.

"Terus?"

"Lo cek deh, takutnya ada orang yang ke kunci"

"Kenapa harus gue?" tanya nya bingung.

"Takut, entar yang muncul malah dedemit. Gue gak mau di teror sendiri lagian ini udah sore. Lo juga yang nyuruh gue kemari buat ambil bola basket"

"Terus kenapa lo gak ambil? "

"Udah dibilangin takut, makanya ajak lo kemari. Cepet periksa, biar cepet pulang. Katanya mau ambil bola basket sekolah buat latihan di rumah. Kenapa gak beli yang baru aja sih? Lo juga gak miskin-miskin amat. Kan lo–..."

"To.. Tolong... Tolong aku"

Suara orang minta tolong terdengar dari dalam gudang membuat salah satu berdiri di belakang temannya.

"Tuh lo dengar sendiri kan" sambil memegang bahu temannya.

"Lo sih berisik"

Buk... Buk..

"Apa ada orang di luar? To..tolong"

Lagi, terdengar suara gedoran pintu pelan dan suara yang terdengar lemah dan terdengar kesakitan. Salah satu dari mereka yang berani lantas memeriksa gudang itu, dia memcoba melepaskan kunci gembok dengan memukulnya memakai batu.

Dirinya heran, sejak kapan gudang olahraga itu dikunci gembok seperti ini?

Pintu berhasil di buka dan menampakan seseorang yang sedang kersungkur di lantai dengan memar di wajahnya dan penampilan yang sangat kacau.

Mereka berdua kaget, lantas keduanya mendekati orang itu dengan keadaan panik.

"Woi masih hidup gak nih?" sambil mengecek keadaan orang itu.

"Mana gue tau elah! Eh astaga renjun! Kenapa bisa kayak gini! Bawa dia kerumah sakit sekarang!" paniknya saat tahu orang itu adalah renjun.

"Lo kenal?" tanyanya sambil menggendong renjun dan membawanya ke parkiran karena saat ini renjun tidak sadar.

"Iya! Iya! Lo temenin dia di belakang, gue yang bawa mobil" ucapnya dan masuk ke dalam mobil di ikuti temannya yang menaruh renjun dengan perlahan.













###


Chenle dari tadi menangis di pelukan chani. Dia tidak menemukan renjun, haechan hanya terduduk lemas. Mereka saat ini sedang berada di rumah chenle termasuk guanlin.

Saat jam istirahat, mereka sama sekali tidak menemukan renjun. Bahkan renjun belum kembali ke kelas saat jam terkhir pelajaran. Guanlin seperti orang kesetanan saat mencari renjun, dia benar-benar terlambat, dia takut. Baru kali ini dia merasa takut karena seseorang.

Karena tidak bisa menemukan renjun, mereka pulang dan berkumpul di rumah chenle. Haechan merasa bersalah, seharusnya dia menemani renjun ke toilet tadi, seharusnya dia mengiyakan ajakan renjun yang meminta mengantarkannya, tapi sudah terlambat. Dia menyesal, seharusnya dia melindungi renjun.

Chenle tidak hentinya menangis sedangkan chani menenangkan kekasihnya itu. Guanlin hanya diam, tapi tatapannya penuh dengan kesedihan dan penyesalan.

Drrtt.. Drrtt..

Hp milik haechan berbunyi, dia menemukan nama kekasihnya tertera di situ.

"Halo" suara haechan terdengar serak dan lirih.

"..."

"Aku gapapa, ada apa? "

"..."

"Benarkah? Syukurlah, aku akan segera kesana dengan yang lain"

"..."

"Iya, makasih sayang"

Pip!

Haechan segera berdiri "Renjun udah ketemu, dia sekarang berada di rumah sakit. Kita harus kesana! "

Sontak ketiganya langsung menatap haechan dan mengucapkan syukur. Mereka bergegas berangkat dengan chani yang menyetir.

"Siapa yang menemukannya?"

"Pacar gue dan temannya, mereka bilang renjun saat itu ada di gudang olahraga yang dikunci. Keadaan nya sungguh tidak baik"

Guanlin yang mendengarkannya merasa resah, dia akan membunuh siapa saja yang menyakiti renjun.

"Lo udah ngasih tau bibi tentang keadaan renjun?" tanya chenle

Haechan menggeleng "Belum, gue gak mau kalau bibi sampai drop lagi. Lo kan tau, beliau gak boleh banyak pikiran apalagi kesehatannya saat ini gak stabil"





























Tbc...

Nerd But I Like [Guanlin X Renjun] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang