enambelas

2.1K 353 57
                                    

Guanlin sekarang bahagia. Dia berhasil mengajak renjun jalan walaupun cuman kepasar malam dan bioskop tetap terasa menyenangkan (karena uangnya sedang menipis padahal dia orang kaya tapi ingat dia di mengasingkan diri dari rumah jadi pemasokan gak ada).  Renjun juga gak keberatan dia dibawa ke pasar malam karena dia tau keadaan guanlin karena saat dirumah, ayah renjun yang memberitahukan nya.


.....

Renjun hanya menatap ayahnya yang sedang memeluk guanlin erat. Berasa bapak yang ketemu anaknya.

"Ayah kenal guanlin?"

"Kenal dong, dia kan anak rekan kerja ayah. Nak sini duduk dulu, om mau nanya sesuatu sama kamu"

"Om jangan om!"

Ayah renjun memukul ringan lengan guanlin "ngawur kamu, emang om apain kamu?"

Renjun, chenle, dan haechan hanya tertawa mendengar itu. Bunda yang lagi bikin kue didapur sampai tertawa.

"Ya saya gak biasa panggil paman dengan sebutan om. Tadi tuh kesannya paman lagi godain saya" canda guanlin.

"Yaudah terserah kamu, paman aja"

Ayah renjun mengajak guanlin duduk di sofa terlebih dahulu. "Kamu berantem ya sama papa kamu? Sampe kamu pergi dari rumah"

Guanlin tersenyum kecut "paman pasti tau dari papa kan? Dia pasti bicara tentang kelakuan buruk aku kan ke paman?"

Renjun dan haechan mendengarkan dengan serius, enak juga ya denger cerita masalah rumah tangga orang. Beda lagi dengan chenle yang memang sudah tau seperti apa keluarga guanlin.

Ayah renjun tersenyum "papa kamu gak pernah ceritain tentang kamu yang buruk, malahan papa kamu tuh ngebanggain kamu tapi emang sifatnya keras dan gengsi dia jadi lupa kalau kamu butuh di perhatiin. Dia juga cerita kalau dia menyesal karena udah mukul kamu, udah bentak, dan malah ngusir. Maafin papa kamu ya, dia saat itu emang lagi banyak masalah di kantor jadi gak bisa ngontrol emosi dia. Segera pulang dan temui dia, paman lihat sekacau apa papa kamu saat kamu pergi dari rumah"

Guanlin diam, jika menyangkut ayahnya dia masih memiliki rasa kecewa. Tapi di hatinya, dia masih menyayangi ayahnya sendiri karena semenjak ibunya pergi, ayahnya masih mau merawatnya bahkan membiayainya.

"Iya paman nanti guanlin pulang kok"

"Yaudah, sekarang kamu pergi. Katanya mau ajak anak paman jalan-jalan"

"eh iya, ayo Jun. Makasih ya paman udah ngasih tau aku"

.......



Guanlin mengajak renjun ke kursi taman yang tersedia. Mereka juga membawa es krim sebagai pelengkap. Hari ini guanlin mau menembak renjun, dia tidak mau berlama-lama nanti renjun keburu di tembak sama yang lain.

Jantungnya udah deg-degan, bahkan sekarang rasa gugup menguasai nya. Dia suap es krim kemulutnya aja tangannya tremor.

Sedangkan renjun menikmati es krim nya dengan tenang sambil sesekali melihat anak kecil yang lari-larian sama temennya. Guanlin sampai tidak berkedip melihat bagaimana rupa renjun yang cantik bahkan dari samping. Sungguh indah.

"Kenapa liatin aku terus?" Renjun langsung menghadap ke arah guanlin dan membuat guanlin kelagapan.

"Eh itu anu aku... Apa? Aku lupa? Tunggu aku?" Guanlin bingung sejak kapan dia menggunakan kata 'aku'.

Renjun memiringkan kepalanya dan menatap guanlin bingung. Seketika guanlin terkena serangan kelucuan dari renjun.

"Ka..kamu mau.. e itu, apa namanya? Kamu mau gak ja..jad–..."

"aku mau kok"

Guanlin kaget, dia belum selesai bicara tapi renjun sudah menjawabnya. Lu sih Lin kelamaan.

"Kok kamu tau?"

"Aku tau, terlihat dari wajahmu" renjun tersenyum manis.

Guanlin bahagia, ternyata cintanya gak di tolak "sekarang kita resmi pacaran kan?"

Pertanyaan guanlin dijawab anggukan antusias dari renjun. Gak hanya guanlin yang bahagia tapi renjun juga, dia merasa nyaman dan aman saat bersama guanlin. Renjun menyukainya ah.. bukan, tapi mencintainya.

Guanlin langsung memeluk renjun, tidak peduli dengan tatapan orang-orang. Dia senang, secara tidak langsung hatinya mengatakan akan membahagiakan renjun selagi dia bisa menjaga kekasih nya.



=#=#=

Guanlin masuk kedalam apartemen dengan hati yang berbunga-bunga, senyum di wajahnya terus merekah, auranya bahkan lebih bersahabat.

"Kesambet apaan lu senyam-senyum gitu? Creepy njir, berasa lihat pedopil" 

Guanlin pura - pura tuli dan tidak menggubris ucapan ngawur Chani. Dia duduk di sofa terus membuka hp nya bahkan senyum nya tidak luntur sedikitpun. Giginya kering aja dia tidak peduli.

Chani sedikit bergidik ngeri, melihat guanlin tersenyum seperti Chuky membuatnya curiga kalau guanlin kerasukan dedemit. Kayaknya Chani harus bawa guanlin buat di ruqiah.

"Om Chani, ini koper haruto mau disimpan dimana?"

"Am om am om! Jangan panggil gua om dong haruto, panggil aja kak Chani!"

"Tapi kata bunda manggilnya harus om Chani"

"Terserah"

Guanlin tau suara ini, baru saja tadi siang dia mendengar suara ini tapi sekarang dia mendengar nya lagi. Guanlin melihat bocah SMP itu dari atas kebawah, ini keponakan Chani? Lebih ganteng keponakan nya daripada Chani, tapi lebih ganteng dia daripada bocah itu.

Bocah SMP yang pernah menggagalkan aksi ingin mencium renjun. Kalau di ingat lagi guanlinjadi kesal.

"Loh kakak? Bukannya kakak dengan kakak cantik itu kan?" Haruto langsung mengingat guanlin.

"Dia lu panggil kakak, sedangkan gua lu panggil om! Ah gak adil!" Protes Chani.

"Ohh~ seumuran om dong. Halo paman, kakak cantik yang waktu itu sama paman mana ya?" Haruto langsung menanyakan keberadaan kakak cantik nya. Renjun.

"Gak ada, gak ada kakak cantik. Lu Hartono pergi aja Sono, ngapain ngungsi di sini?!" Guanlin agak kesal dengan bocah bernama haruto ini.

"Haruto Lin, btw kakak cantik yang dia maksud siapa sih?" Tanya Chani penasaran

"Renjun"

"Ooohhhhh~"



















TBC..

Baru muncul ini, udah lama gak up lagi wkwk.
Masih ada yang baca kan? Hehehe
Makasih banyak yang mau bersabar nungguin cerita ini up hehe

See ya

Nerd But I Like [Guanlin X Renjun] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang