Renjun berjalan menuju halte sambil membaca novel kesukaanya. Karena keasikan membaca dia tidak menyadari ada seseorang yang berjalan santai di belakang nya.
Tiba-tiba seseorang menariknya ke samping dan menarik buku novel dari renjun.
"Jangan baca sambil jalan, tuh! Lo hampir nabrak tiang listrik"
"guanlin? "
Guanlin menatap renjun "kenapa?"
"Gapapa, kamu gak pulang?"
Pertanyaan renjun tidak digubris oleh guanlin malah guanlin menukar posisi mereka, yang tadinya renjun dekat dengan jalan raya kini guanlin yang berada di situ.
"Kalau jalan tuh hati - hati! Nanti kalau lo kenapa-napa siapa yang susah?! " guanlin mengomel dengan menatap renjun sambil berjalan hingga dia tidak sadar kalau didepannya ada tiang listrik. Saat menghadap kedepan kepalanya langsung kejedot tiang listrik.
Duk!!
"Pfftt.. " renjun menahan tawa
"Aww!! Shit! " guanlin mengusap kepalanya
"ANJAY TIANG KEPENTOK TIANG! MAKANYA KALAU JALAN LIAT PAKE MATA HAHAHAHA" chani berteriak ke arah guanlin sambil mengendarai motornya dengan chenle di boncengannya.
Guanlin hanya meringis sambil memaki chani dalam hati. Renjun mendekat ke arah guanlin sambil menahan tawanya.
"Makanya kalau jalan tuh liat pakai mata, kan jadi kepentok"
"Iya ya" guanlin hanya merengut, sakit juga kepentok tiang listrik.
"Pfft hahahahaa" tawa renjun pecah meligat ekspresi guanlin. Cukup langka menurutnya.
"Seneng lu? "
Renjun hanya mengangguk sambil terus tertawa membuat guanlin memutar matanya malas tapi diam dia tersenyum melihat renjun tertawa sebahagia itu.
#####
Mereka berdua duduk bersama di halte bus dengan suasana sunyi tapi tidak canggung. Cukup nyaman.
Guanlin mengeluarkan earphone dari sakunya dan menatap renjun.
"Ekhem.. E.. Lo mau ini? " guanlin memperlihatkan sebelah earphone nya ke renjun.
"huh? "
Renjun menatap earphone itu dan guanlin secara bergantian dengan ekspresi bingung.
"Ini maksudnya" guanlin mengaitkan earphone itu ditelinga kanan renjun.
Renjun sedikit kaget tapi langsung tersenyum setelah mendengar lagu kesukaan nya diputar.
"Oh ini, aku suka lagu ini. Kau menyukainya juga? " tanya renjun dengan senyum manisnya.
"Iya"
Renjun memperhatikan wajah guanlin dan atensinya berhenti pada dahi guanlin yang sedikit memar karena kepentok tadi.
"Dahi kamu memar, pasti sakit" lirih renjun dengan mendekatkan wajahnya dan meniup pelan memar di dahi guanlin pelan.
Guanlin menatap intens wajah renjun dan menatap minat pada bibir peach itu. Sadar dengan tatapan intens guanlin, renjun menjauhkan wajahnya dan membuang pandanganya kemana saja agar tidak bertatap lngsung dengan mata guanlin.
Guanlin menahan tengkuk renjun dan perlahan memajukan wajahnya. Renjun dapat merasakan hembusan nafas guanlin membuat jantung renjun berpacu lebih cepat. Renjun menutup matanya dan beberapa senti lagi kedua belah bibir itu akan menempel.
GUBRAK!!!
"HUAAA!! MAMA!!! "
Renjun langsung mendorong guanlin dan mengalihkan pandanganya ke arah anak SMP yang terjatuh dari sepeda. Dengan wajah panik renjun berlari mendekati anak tersebut dan berjongkok didepannya.
Di sisi lain, guanlin hanya menggeram kesal karena tidak berhasil mencium bibir renjun. Tinggal sedikit lagi tapi sayang dia terlalu lama.
"Dasar bocil!" batin guanlin saat melihat anak itu menangis dengan ditenangi oleh renjun.
"Aduhh jangan nangis lagi ya dek, yang mana sakit?" tanya renjun penuh kekhawatiran
"Hiks.. Ka...kaki aku sakit kak" anak itu sedikit lebih tenang karena renjun mengelus kepala dan punggungnya. Guanlin yang melihat itu gedek, iri, pengen di elus juga sama renjun.
"Kita duduk dulu disitu ya, sini kakak bantu berdiri"
"Sepeda aku? "
Renjun menatap guanlin yang masih duduk anteng di halte. "Guanlin, tolong bawain sepedanya ya?"
Guanlin tersenyum paksa dan mengikuti apa yang renjun suruh.
Renjun membawa anak itu duduk di kursi halte dan berjongkok untuk melihat luka lecet dilutut anak itu. Renjun mengambil plester luka dan menempelkannya di lutut anak itu.
Renjun duduk disamping anak itu dan tersenyum sambil mengelus surai anak itu. "Udah di kasih plester, jangan nangis lagi ya"
Anak itu mengangguk sambil menyunggingkan senyum manisnya "Iya"
"Nama kamu siapa?"
"Haruto, nama kakak siapa? "
*Bayangin aja ya kalau disini haruto itu pendek terus masih smp hehehe..
"Nama kakak renjun"
"Kakak cantik, ruto jadi naksir hehehe" puji haruto
"Cih caper! " batin guanlin sambil menatap haruto sinis yang ditatap malah makin gencar caper ke renjun.
"NARUTO!! EH.. HARUTOO!! SINI!! " teriak salah satu teman haruto yang berpakaian SMP bersama gengnya dengan melambai-lambaikan tangannya.
"Eh kak aku udah dipanggil teman-teman, aku kesana ya kak"
Chup
Haruto mengecup pipi renjun dan tersenyum sambil berlari menuju teman-teman nya. Guanlin yng memeprhatikan hanya melotot marah, dia saja belum mencium pipi renjun malah keduluan bocil.
Renjun yang dicium wajahnya bersemu malu plus kaget.
Gak lama haruto balik lagi mau ambil sepedanya"Eh lupa sepedanya dibawa hehehehehe"
Haruto mengambil sepedanya dan kembali mengecup pipi renjun "bye kak" haruto pergi menjauh
"Hati-hati!" teriak renjun.
Guanlin hanya bisa kesal dan cemburu. Bisa-bisanya dia kalah dari bocil. Tepat setelah haruto pergi bus datang dan membuat guanlin makin gedek, belum puas pdkt sama renjun.
"Guanlin, aku diluan ya" renjun pamit ke guanlin dan memasuki bus. Renjun melambaikan tangannya ke arah guanlin dengan wajah ceria dari kaca bus. Guanlin balas tersenyum dan melambaikan tangannya juga ke arah renjun.
Setelah bus yang ditumpangi renjun pergi, guanlin menghela nafasnya dan terduduk lesu. Dia mengambil handphonenya untuk menelpon seseorang.
"Chan! Jemput gua di halte bus! Gapake lama! " setelah mengucapkan itu guanlin langsung menutup telponnya tanpa menunggu respon dari chani.
Tbc..
Gimana?
Duh maaf banget gw lambat up nya....
Gegara maraton drakor wkwkwk
Stay safe ya buat kalianSee ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd But I Like [Guanlin X Renjun]
RandomPertemuan tidak sengaja di perpustakaan membuat seorang guanlin bisa merasakan cinta untuk pertama kalinya. mau tau ceritanya? ayo silahkan baca WARNING!! BXB AREA! BUCIIINNN TYPO TYPO AND TYPO