lima

5.7K 892 159
                                    


PLAK!!

Sakit dan perih menjalar di pipi kiri guanlin. Bahkan sudut bibirnya sedikit terluka akibat tamparan keras dari ayahnya.

Guanlin menatap sang ayah dengan tajam. "Anda menampar saya hanya karena masalah seperti ini?! "

"Jaga bicara mu guanlin! Apa kau tidak bisa belajar lebih serius!! Ini ke sepuluh kalinya ayah di panggil ke sekolah karena ulah nakal mu itu anak sialan!! " bentak sang ayah

Guanlin hanya diam. Dia malas membantah sang ayah, biarpun guanlin menjelaskannya sang ayah tidak akan pernah mengerti. Dia hanya lelah, tidak bisakah ayah nya mengerti kenapa dia melakukan ini semua.

"ANAK SIALAN! TIDAK TAU DIRI! SELALU BUAT MALU KELUARGA!! AYAH BISA BRANGKUT JIKA MERAWAT ANAK TIDAK TAU DIRI KAYAK KAMU! " teriak sang ayah.

"Kalau anda malu punya anak kayak saya! Kenapa tidak mengusir saya saja dari rumah ini!! ANAK SIALAN INI JUGA TIDAK PERNAH MAU PUNYA AYAH KAYAK ANDA!! "

PLAK!!

"JAGA BICARA MU GUANLIN!! Pergi saja dari rumah ini anak sialan!!"

Kali ini pipinya benar - benar perih. Sudut bibirnya berdarah dan guanlin lakukan hanya mendecih. Dia pergi keluar tapi langkahnya terhenti.

"Jangan pernah mencari saya dan saya tidak akan pernah mau kembali ke rumah ini! Ambil semua uang anda saya tidak butuh"

Tanpa menatap sang ayah, guanlin kembali melanjutkan langkahnya keluar dari rumah. Dia melajukan mobilnya menuju ke suatu tempat.



===####====


"OH Tuhan ku cinta dia,  ku sayang dia, rindu dia, inginkan dia~. Utuhkan lah rasa cinta di hatikuuuuu~. Hanya padanya untukANJING!! NGAGETIN LO BANGSAT!! "

Chani yang sedang asik karaoke di apartemen nya di kagetkan dengan munculnya guanlin secara tiba-tiba. Dan lebih kaget lagi liat guanlin yang kacau dengan luka di sudut bibirnya.

"Kenapa dengan bibir lo itu? " tanya chani sambil mematikan lagu karaoke nya.

Guanlin langsung menaruh kopernya di samping tempat tidur chani dan merebahkan dirinya di kasur. Guanlin sudah menyiapkan semuanya dari awal jika tiba - tiba dia di usir dari rumah, dia menyimpan setengah bajunya di koper dan memasukannya ke bagasi mobilnya bahkan dia menarik seluruh uangnya di ATM karena dia tahu setelah ini pasti ayahnya akan memblokir kartu kreditnya. Dan mungkin mobilnya itu akan di tarik juga, tapi guanlin tidak peduli karena dia masih memiliki sebuah mobil dan motor yang dia dapat dari hasil balapan liar yang dia titip ke chani tanpa spengetahuan ayahnya.

"Gue di usir dari rumah".

Chani hanya melotot mendengar perkataan guanlin yang terdengar santai. Sangat santai malahan.

"Tuh luka dari bokap lo berarti?"

"Dia bukan bokap gue lagi"

Chani hanya menggelengkan kepalanya, dia mengetahui semua masalah guanlin. Masalah anak dan ayah itu terjadi semenjak ibu guanlin meninggal karena melihat sang suami berselingkuh dan kecelakaan. Guanlin mengetahuinya karena dia saksi itu semua, dia bersama ibunya yang menangis di dalam mobil sampai kecelakaan itu terjadi. Guanlin selamat tapi tidak dengan sang ibu, dan dari situ sifat guanlin berubah dan tidak menyukai ayahnya.

Chani adalah sahabat guanlin dari kecil. Bahkan orang tua chani akan mengangkat guanlin jadi anak mereka saat tidak sengaja mendengar guanlin bercerita kepada chani. Tapi guanlin tidak mau, dia berkata akan berusaha memperbaikinya. Orang tua chani tidak memaksa, mereka tersenyum dan akan selalu menganggap guanlin anak mereka sendiri.

Guanlin beranjak dan mengambil kunci mobilnya. Membuat chani bingung. "Kemana? "

"Kepo"











####====####



Guanlin memasuki pekarangan rumahnya lagi. Dia hanya mengembalikan mobilnya agar orang-orang suruhan ayahnya tidak mengambil mobilnya paksa. Itu membuatnya malu.

Guanlin menuju satpam di rumahnya "Tolong kasih ini ke dia, bilang jangan kirim orang suruhannya buat mengawasi saya"

Guanlin memberikan kunci mobilnya ke satpam dan pergi dari sana dengan berjalan kaki. 

....


Guanlin melangkahkan kakinya menuju minimarket dan duduk di depan minimarket yang sudah di sediakan tempat khusus.

Bruk!!

Guanlin mengalihkan atensi nya dan melihat pemuda manis kini memungut barang belanjaan nya yang terjatuh. Senyum guanlin merekah dan membantu pemuda manis itu.

"Sini biar gue bantu"

Renjun kaget karena tiba-tiba guanlin sudah memungut belanjaannya dan memasukkannya ke dalam kantong belanjaan.

"Nih" guanlin memberikan belanjaan itu dan di terima renjun.

"I..iya makasihEh.. Bibir kamu kenapa? " refleks renjun menyentuh bibir guanlin yang terluka dan membuat guanlin meringis.

"Ma..maaf,  ayo sini"

Renjun menarik lengan guanlin dan mendudukannya di kursi. "Tunggu di sini, aku mau beli sesuatu dulu. Nih belajaan ku titip ya"

Renjun langsung lari ke dalam minimarket tapi tidak lama dia datang dengan membawa alkohol, kapas dan salep obat.

"Sini aku obatin"

Renjun menuangkan sedikit alkohol ke kapas dan mengusapnya di luka guanlin. Tatapan guanlin terkunci ke wajah manis renjun. Sangat cantik.

Tanpa sengaja mata renjun menatap guanlin yang menatapnya intens. Gerakan renjun terhenti, mereka seakan menyelam masuk kedalam sebuah tatapan yang membuat keduanya seperti merasa tersengat aliran listrik dan jantung yang berdegum kencang.

Renjun langsung memutuskan kontak mata dengannya. Tiba - tiba dia merasa gugup. "Su.. Sudah selesai, salepnya kamu isi sendiri aja"

Buru - buru renjun bangkit dan mengambil belanjaannya tapi langkahnya terhenti saat sebuah suara memanggilnya.

"Tunggu renjun"

Guanlin bangkit dan tersenyum ke arah renjun yang sudah sangat gugup. "Makasih ya"

Guanlin mengusap rambut renjun dan mencubit pipi cubby itu. Dan renjun yakin wajahnya pasti sudah memerah.


































Tbc..

Nerd But I Like [Guanlin X Renjun] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang