sembilan

4.8K 760 161
                                    


Matanya mengerjap, membiasakan cahaya yang masuk. Bau obat langsung masuk kedalam indra penciumannya. Kepalanya terasa sangat berat, dan yang pertama kali dilihat adalah langit-langit ruangan yang putih. Satu kata terlihat di otaknya, rumah sakit.

Tangannya di infus dan kepalanya masih terasa sakit. Terakhir dirinya ada di gudang. Siapa yang membawanya kerumah sakit?

"Oh kau sudah sadar?" seseorang masuk dan duduk di samping renjun yang bingung.

"Aku dan jaemin yang membawa mu, kau tau dia kan? "

Renjun hanya mengangguk "Di mana jaemin?"

"Dia sedang membeli air, eh iya aku sunwoo"

"Renjun, terimakasih telah menolong ku sunwoo" renjun mencoba bangun tapi rasa sakit langsung menyerang kepalanya.

"Eeh eh jangan gerak dulu, kepala lo pasti sakit. Tidur aja dulu" sunwoo mencoba menidurkan renjun kembali dengan perlahan.

"terimakasih" renjun tersenyum dan membuat seorang sunwoo terpaku.

Cantik. Batinnya, renjun tetap terlihat cantik dan manis saat tersenyum.

"Renjun, lo udah sadar? Gimana keadaan lo? Gapapa kan?" tanya jaemin yang baru masuk dan langsung mendekati renjun.

"Gapapa jaem, makasih ya udah nolongin aku"

"Iya, lo kenapa sampai bisa ada di gudang? Dan badan lo bisa memar-memar kayak gitu?" jaemin berdiri di sebelah sunwoo dan memberikan pemuda itu air.

Sedangkan renjun hanya diam tanpa menjawab pertanyaan dari jaemin. Dia takut melibatkan masalah ini pada orang lain.

"Jangan bilang lo dirundung"

Perkataan tepat jaemin membuat renjun terkejut dan menatapnya. Dan itu sudah menjadi jawaban renjun kalau benar dirinya di rundung.

"Gapapa njun, bilang aja lo dirundung  sama siapa? Ini pasti ada kaitannya dengan foto lo sama guanlin"

Renjun hanya diam, tapi sebuah tangan mengelus lembut bahunya dan orang itu adalah sunwoo yang tersenyum lembut ke arah renjun.

"Gapapa bilang aja" ucapnya lembut.

"Na..nancy" gumam renjun.

Sunwoo dan jaemin saling tatap, ternyata dugaan mereka benar. Nancy dan antek-antek nya yang melakukan ini pada renjun, bukan sekali nancy melakukan perundungan. Dia akan melakukan pada seseorang yang mendekati guanlin, gadis itu gila, dia hanya terobsesi.

"Udah, lo istirahat aja dulu. Perlu gue telpon bibi?"

"Jangan! Biarin aja, aku gak mau bunda khawatir"














Bruk!

"RENJUNIEE!!!"

"HUEEE INJUNNN!! "

"Astaga jangan teriak, ini rumah sakit" tegur jaemin sedangkan chenle dan haechan hanya nyengir dan langsung memeluk renjun.

"Renjun, gue kira lo kenapa-napa? Maafin chenle gak bisa jaga injun"

"Gue juga minta maaf, seharusnya gue yang antar lo ke toilet. Lo gapapa kan? Kenapa muka lo ada memar gini? Pasti sakit, siapa yang lakuin? Bilang sama kita!"

Haechan menatap wajah renjun yang memar dan itu membuat haechan meringis.

"Aku udah gapapa kok, kalian tenang aja" renjun tersenyum tapi malah membuat haechan dan chenle makin kejer nangis.

"Siapa yang lakuin?" tanya guanlin dingin dan semua pasang mata menatapnya. Dan guanlin merasakan sakit saat renjun menatap tak suka padanya dan mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Lah kok ada si tiang dan tangan kanan nya disini?" tanya jaemin

Chani mendelik saat jaemin bilang dia tangan kanan guanlin. Mana mau dia, memangnya dia babu guanlin?.

"Tadi dia anterin kita kemari" seru haechan

Jaemin mengusap kepala haechan dengan lembut dan tersenyum. "kamu udah makan? Kenapa pipi kamu tirus gini? Belum makan siang pasti?"

"Gapapa, belum lapar juga"

"Kamu jagain renjun ya, aku beli makanan dulu di kantin"

"Tolong jangan menebar bunga di sini" celetuk sunwoo yang kehadirannya hampir di lupakan.

"Sirik amat lo item" sewot haechan

"Ngaca" saut sunwoo.

"Udahlah, yok woo anterin gue"

"Gak mau, lo aja. Gue nitip" jaemin hanya menatap datar sunwoo yang selalu merasa mager.

"Lo aja! Yok temenin gue"

Belum sempat chani menjawab, dirinya langsung dirangkul dan ditarik oleh jaemin. Biarlah toh juga dia pengen makan.

"Kamu istirahat aja dulu, jangan terlalu banyak bicara. Badan mu masih lemah"

Renjun mengangguk menuruti ucpan sunwoo. Dia tidur dengan haechan yang mengelus rambutnya. Guanlin menatap tidak suka pada sunwoo sedangkan sunwoo hanya bersikap bodo amat dengan tatapan permusuhan yng di berikan guanlin.

Tidak lama jaemin dan chani kembali membawa makanan. Mereka makan bersama dengan tenang kecuali guanlin, dia hanya duduk sambil memainkan hpnya tapi kadang dia melirik ke arah brankar renjun.

"Bibi udah tau keadaan renjun?" tanya jaemin sambil menyuapi haechan.

Haechan menggeleng "Tidak, tadi bibi nelpon nanyain renjun. Tapi aku bilang renjun lagi nginap sama aku karena orang tua ku pergi di luar kota. Aku gak salah kan bohongin bibi, jaem? "

Jaemin tersenyum "Gak kok, renjun juga bilang tadi jangan ngasih tau bibi"

"Ekhem" itu suara sunwoo

Haechan hanya menatap sewot sunwoo. Itu manusia kenapa selalu membuat haechan merasa kesal.

"Oh iya kok bisa renjun ada di gudang?" tanya chani

"Pelakunya nancy dan gengnya. Mereka merundung renjun sampai menguncinya di gudang dengan keadaan renjun yang seperti itu. Bahkan sampai mengancam renjun untuk menjauhi guanlin" sunwoo berbicara sambil menatap guanlin sengit.

Guanlin yang mendengar itu, mengepalkan tangannya. Dia benar-benar membuat perhitungan dengan nancy dan gengnya atau dia akan membunuh wanita gila itu.

"Mereka keterlaluan" chenle memasang wajah dinginya bahkan haechan sampai mengepalkan tangannya. Liat saja mereka akan membalas perbuatan nancy lebih kejam.

Sedangkan chani dan jaemin yang duduk di samping chenle dan haechan hanya bergidik. Para uke kalau udah balas dendam itu menyeramkan.

Sunwoo menatap sendu renjun yng masih terlelap dan guanlin menatap sunwoo tidak suka. Dia tidak suka dengan tatapan yang di berikan sunwoo pada renjun.



































Tbc...

Yang ngira pacar haechan itu mark siapa? Wkwkw

Mark kecolongan dulu, jadinya yang dapet jaemin

Nerd But I Like [Guanlin X Renjun] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang