17

1.3K 160 4
                                    

"injun." panggil jaemin.

"ah jaemin."

"lu lagi ngapain?" tanya jaemin kemudian mendudukkan dirinya di samping renjun.

"duduk duduk aja." jawab renjun.

"gue dengar dari managernim, sore tadi lu pergi sama jeno."

"ah i-itu, kami hanya membeli beberapa cemilan." jawab renjun. dia tidak bohong dong karena memang sehabis dari rumah jeno mereka kembali ke salon ten untuk merubah penampilan renjun kembali dan setelah itu mereka mampir ke super market untuk membeli beberapa cemilan.

"ah begitu."

"lu sendiri? bagaimana dengan drama nya?" tanya renjun.

"ini akting pertama gue, jadi gue masih sangat gugup." jawab jaemin.

"gue percaya kalau lu bisa kok jaem, semangat!!" ucap renjun.

"kalau begitu lu mau bantuin gue gak?"

"bantuin apa?"

"lu peranin oh miri dan gue peranin han daegang yh. biar gue gak terlalu gugup besok." pinta jaemin.

"tapi gue gak bisa akting jaem."

"gak papa, lu liat script nya aja. mau yah njun. pleasee." rengek jaemin.

renjun yg tidak bisa melihat jaemin merengek atau bahkan ber aegyo itu pun hanya bisa mengangguk setuju. hal itu tentu saja membuat jaemin senang.

"kalau begitu kita mulai dari scene ini." jaemin menunjukkan dan memberikan script itu pada renjun.

"ayo bicara." Ucap han daegang.

"Oh."

"Bukankah kita seharusnya saling berhadapan?" Tanya daegang.

"Tentang yg kemarin aku katakan--"

"Aku tau kok. Kau melakukan agar tidak kelihatan mencurigakan kan?" Potong oh miri.

"Tidak, aku bersungguh sungguh. Laki laki biasanya tidak bertindak seperti itu pada perempuan yg tidak menarik bagi mereka." Ucap daegang.

"Kau juga tau bahwa aku menyukai euntae kan?"

"Aku tak peduli, meskipun kau menyukai Eun Tae. Tapi, aku suka kamu lebih dulu." Ucap daegang.

"Saat pertama kali kita bertemu, apa kau ingat?" Lanjut daegang.

"Jika saat itu kau tidak meminjamkan pensil, mungkin aku tidak akan lolos di universitas. Ketika kita bertemu lagi, ketika kau memegang tanganku, sebenarnya aku merasa senang. Sejujurnya aku tidak suka dada ayam. seperti itu aku ingin terus mendengar cerita darimu. Dan hari itu, rasanya hatiku seperti ingin meledak. Jadi hari itu aku sangat marah saat kau menganggap kita hanya teman." Jelas daegang.

"Aku mencoba menghindarimu, aku mencoba untuk membencimu, tapi sepertinya aku tidak bisa. Karena itu aku menyatakan perasaanku. Karena hanya dengan begitu, kita bisa memulai atau mengakhiri ini semua. Jadi, cukup sampai disini, hubungan palsu kita." Ucap daegang kemudian berbalik dan pergi meninggalkan oh miri.

"maaf jaemin, gue gak bisa nangis hehe." ucap renjun.

"gak papa njun, namanya juga latihan." jawab jaemin.

"kalau begitu kita lanjut ke scene yg oh miri nelpon daegang yah?" ucap jaemin.

"oke."

"Han dagang, ada yg ingin aku katakan padamu. Aku di depan rumahmu." Ucap renjun memulai aktingnya sebagai oh miri.

" Tapi kalau kamu tidak mau melihatku, tolong dengarkan baik baik apa yang akan ku katakan." oh miri terus saja berucap, sedangkan daegang sudah berdiri di belakang oh miri tanpa ia tau.

"Kau tau, aku sebenarnya suka-- suk_" ucapan miri terpotong saat daegang menyentuh pundaknya. miri pun dengan segera memutar badannya hingga kini mereka saling berhadapan.

"Rumahku sebelah sana." Ucap jaemin atau Han dagang :v

"Oh, ternyata disana."

"Tutup telponnya."

"Ah." miri pun langsung mengakhiri panggilannya.

"Apa yang mau kau katakan?"

"I-itu, kenapa kau tidak masuk hari ini?" Tanya renjun atau oh Miri :v

"Itu karena flu. Aku takut akan menular."

"Kalau begitu, kenapa kau tidak menjawab telepon ku." Tanya miri.

"Karena hati ku terlalu lemah." Jawab daegang datar.

Beberapa saat hanya ada keheningan diantara kedua nya.

"Hanya itu yg ingin kau katakan?" Tanya daegang kemudian membuang mukanya kesamping.

miri yg melihat daegang membuang mukanya dengan seketika menangkupkan tangannya diwajah daegang dan mengarahkan untuk menatapnya.

"Kau pernah bilang, kita harus saling berhadapan. Aku akan mengatakannya sekarang, jadi dengarkan baik baik." Ucap miri.

"Aku menyukaimu Han daegang."

"Maaf karena aku terlambat menyadarinya. Jadi meskipun kau bilang kau membenci ku, daripada mencari cara untuk membenci mu, aku akan mencari cara untuk membuatmu menyukai ku lagi." Lanjut miri dengan tegas.

oh miri menghela nafasnya kasar dan melanjutkan kalimatnya lagi.

"Langkah pertama adalah menyatakan perasaan dengan tulus."

"Ah, aku ingin membuat cerita bersamamu, genre nya adalah sweet campus romance. Tentu saja akan ada horror, atau mungkin sedikit action-- tapi jika bersama mu, aku akan tetap menyukainya." Ucap miri panjang lebar.

"Mau kah kau mencobanya denganku?" Tanya miri lagi. Namun lagi lagi daegang hanya terdiam.

"Butuh berapa lama kau akan menjawab nya?"

"Sehari? Dua hari? Satu tahun?"

Bukannya menjawab, daegang justru mendekat kearah miri.

"Aku sudah tidak flu lagi." Jawab daegang kemudian menangkup wajah miri dan mempertemukan kedua belah bibir mereka. Renjun tentu saja terkejut karena di scripsi ceritanya, Han daegang dan oh Miri hanya berdekatan agar terlihat seperti berciuman. Tapi saat ini jaemin benar benar mencium bibir renjun bahkan sedikit melumat nya.

"ja-jaemin." ucap renjun terbata dan mencoba mendorong tubuh jaemin.

"ma-maaf njun, gue terbawa perasaan." ucap jaemin gugup.

"gak papa kok, kalau begitu lebih baik sekarang kita tidur, udah jam 1 pagi." jawab renjun gugup dan langsung berlari ke kamarnya dan jeno.

jaemin hanya tersenyum dan memegang bibir dan juga jantungnya yg saat ini berdetak sangat cepat.

"manis." gumam jaemin.

tanpa mereka sadari, sedari tadi jeno berada di pojok ruangan dan melihat semuanya. cemburu, itulah yg jeno rasakan sekarang.

secret! ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang