4

395 54 11
                                    

Red Block Hotel merupakan sebuah hotel mewah berbintang yang menjadi tempat tinggal sekaligus lahan bisnis bagi gangster Red Viper. Hari ini suasananya terlihat berbeda, semua kamar sengaja dikosongkan. Pasti karena orang itu, The Secret Client yang biasa disebut Pak Tua itu sepertinya berkunjung lagi hari ini.

Tak lama, sebuah pesan masuk di ponselku. 'Bersiaplah, kita akan meeting dengan Pak Tua.' Bunyinya. Dan tentunya pesan itu dari ketua gangster sialan ini, Watanabe Haruto. Lelaki dengan darah campuran Korea-Jepang itu.

Ku tatap jam tanganku. Tersisa 20 menit, batinku. Segera aku menekan tombol lift dan menuju lantai 67. Di kamar VVIP itulah aku tinggal selama ini.

******

Sebuah layar menyala ketika meeting dimulai, wajah dan suara Pak Tua yang disembunyikan dengan siluet pada layar besar itu adalah hal yang biasa bagi kami.

Ia menyembunyikan identitasnya karena alasan pribadi. Ya kadang aku  berpikir mungkin juga karena ia jelek.

"Golden card." Ucapnya memanggilku

"Ya." Jawabku ketus.

"Kau siap menuju Seoul bukan?" Tanyanya

Aku melirik ke arah Haruto, ia hanya menatapku dengan tatapan tajam tanda mengancam. Aku menghela nafas sembari mengepal tanganku geram dalam diam.

"Kau siap?" Tanya Pak Tua mengulang.

"Ya. Saya siap." Jawabku

Tawa kecil keluar dari mulut pria tua itu, ia bertepuk tangan dan mengajak para gangster lainnya turut serta.

Aku hanya diam dan menatap Haruto penuh dendam, kurang ajar lelaki itu. Suatu hari nanti ia akan membayar apa yang telah dilakukannya padaku.

******

"Lusa kita berangkat." Ucap Haruto masuk ke kamarku setelah mengetuk pelan. Ia terlihat santai dan merebahkan tubuhnya di kasurku.

Aku hanya diam mengabaikannya, sembari menuangkan wine pada gelas kristalku. Ia turut bangkit mendekatiku. Wajahnya mendekat dan menyudutkanku. Saat bibirnya hendak menciumku, aku berpaling dan menepisnya.

"Jangan kelewatan." Ucapku mendorong tubuhnya.

Ia diam, dan tertawa kecil setelahnya. Ku lihat ia kesal namun sengaja tak diungkapkan karena harga dirinya yang terlalu tinggi.

Ia mengambil botol wiski yang ada di lemari es kamarku dan menenggaknya dengan ganas. Ia menatapku sebentar lalu beranjak pergi.

Aku hanya menghela nafas ketika ia pergi dan segera menutup rapat-rapat pintu itu, meski tau bahwa ia juga punya cardlock dari semua kamar yang ada di hotel ini. Terserahlah, aku hanya refleks. Karena hidup berdampingan dengan bajingan ini, adalah neraka yang sebenarnya.

Outside X Watanabe Haruto || Completed✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang