tikungan tajam🔪

39 24 12
                                    

Terkadang kita terlalu sibuk mengejar yang tak pasti hingga kita lupa ada seseorang yang rela tulus menanti.
🌻🌻🌻

"Ada waktunya kok lo ketemu sama orang tua lo," ujar Albert sambil menepuk pelan pundak Calista.

"Sini duduk," ucap Albert. Calista menggeleng.

"Terus lo mau berdiri kaya gini aja? Atau mau jadi patung?" tanya Albert bercanda.

"Gw mau bikin mie instan, gw laper..." ungkap Calista sambil mengedipkan mata genitnya.

"Kalo dari tadi lo nangis gara-gara laper, tinggal bilang aja. Ngga usah pake drama gitu," tandas Albert sambil mencubit pipi Calista gemas. Setelah itu, Albert pergi ke kamarnya guna mengganti seragam dengan kaos biasa. Calista berjalan menelusuri dapur, mencari panci yang akan ia gunakan untuk memasak mie. Setelah Calista berhasil menemukan pancinya, ia langsung mengisinya dengan air yang ada di kamar mandi🤣 emang jorok, tapi kan mau dimasak ini. jadi no problem deh.

Jarak dari kamar mandi ke dapur cukup jauh. Calista berjalan pelan-pelan supaya air yang ada di panci tidak tumpah.

Brak!!!

Calista terpeleset karena lantai rumah Albert sedikit licin. Kini tubuh Calista basah kuyup karena air yang ada di panci tumpah semua ke tubuh Calista. Albert yang mendengar suara nyaring itu langsung menghampiri sumber suaranya.

Albert melihat Calista dengan keadaan terlentang. Ia langsung mendekati Calista sambil tertawa kecil.

"Kok bisa begini sih Ta?" Tanya Albert sambil membantu Calista untuk berdiri dan merangkulnya.

"Gara-gara lantai rumah lo tuh yang licin!" Gumam Calista kesal.

Albert membawa Calista ke kamar.

"Al, gimana nih? Seragam gw basah kuyup," rengek Calista kebingungan.

"Pake bajunya gw mau ngga?" Tawar Albert. Calista berfikir sejenak.

"Yaudah deh, daripada ngga ada lagi," jawab Calista pasrah.

Albert pun mengambilkan kaos untuk Calista. Tapi langkahnya terhenti karena ada sesuatu yang harus ditanyakan lagi.

"Daleman lo basah juga?" Tanya Albert membuat Calista melotot mendengar pertanyaan itu.

"Te-tenang dulu Ta. Maksud gw gini, kalo daleman lo basah, nanti gw ambilin kaos yang agak tebal," jelas Albert.

"Iya basah," jawab Calista sedikit malu.

Setelah Albert mengambilkan Kaos untuk Calista, ia langsung menyuruh Calista ganti di kamar mandi. Albert pergi ke dapur, memasak mie dan menyuruh pembantunya membersihkan tumpahan air tadi.

Calista duduk di atas sofa, sambil menonton TV dan menikmati cemilan yang ada di atas meja.

Albert datang menghampiri Calista dengan membawa dua mangkok di tangan kanan dan kirinya yang berisi mie. Calista yang melihat Albert kerepotan spontan membantunya.

"Gw bisa sendiri kok, emang elo?" Sindir Albert membuat Calista cemberut dan memukul pundak Albert.

"Kuy ah makan," ajak Albert. Calista mengambil mie itu dan memakannya dengan lahap.

"Eh, btw, nyokap ama bokap lo mana?" Tanya Calista. Albert melihat muka Calista kemudian langsung mengambil tisu dan mengusap bibir Calista yang penuh dengan  kuah mie. Alias blepotan.

"Nyokap gw lagi ada seminar, tapi gw ngga tau dia seminar dimana. Kalo bokap gw lagi ngantor," jelas Albert.

"Ta, gw boleh nanya ngga?" Tanya Albert.

CalistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang