curiga

45 28 26
                                    

Berjalanlah jangan berlari. Karena hidup itu perjalanan, bukan pelarian☺️
❣️
❣️

Pagi ini Calista berangkat dengan Albert. Sedangkan Raina, ia berangkat bersama Deandra. Calista dan Raina sudah siap dari pukul 06:00 pagi, karena mereka tak ingin dipandang buruk oleh seorang lelaki. Jika saja Calista pagi ini berangkat bersama Raina, pasti dia masih tidur pulas di kasur empuknya itu. 

"Tin-tin." Suara klakson motor sudah menyapa rumah Calista. 

Raina membuka pintu rumah, dan terlihatlah kedua lelaki yang sedang mengacak-ngacak rambutnya yang berantakan. Ya, mereka berdua adalah Albert dan Deandra yang datang bersamaan. Raina memberikan senyuman pada keduanya, ia pun menyuruhnya masuk. Tapi tawaran itu di tolak oleh Albert.

"langsung berangkat aja kuy," ujar Albert. Raina pun masuk ke dalam rumah mengambil tasnya.

"Cal! Udah di jemput noh ama si Albert," teriak Raina. Calista pun langsung keluar dengan keadaan yang sudah siap untuk berangkat sekolah. Calista menghampiri Albert sambil tersenyum manis. Albert langsung mengenakan helm ke kepala Calista.

"aduh, sweet bet sih lo Al," celetuk Deandra. Albert tersenyum dan sesekali melirik Calista.

"cepet naik," suruh Albert. Calista pun langsung naik di motor ninja yang dibawa Albert. Albert menarik tangan Calista dan di lingkarkan ke pinggangnya. Calista kaget, ia langsung menarik kembali tangannya. 

"pegangan, nanti jatuh," kata Albert sambil melirik muka Calista dari kaca spion, Calista menggeleng kencang. Albert tersenyum dan langsung berangkat menuju sekolah.

Di sepanjang perjalanan, Calista hanya menutup matanya takut karena Albert mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Di tengah perjalanan, Albert berhenti dadakan. Membuat ban belakang terambang di udara. Spontan Calista langsung memeluk erat perut Albert dengan mata tertutup. Albert tersenyum kemenangan.

"Albert! Gw takut," ujar Calista menenggelamkan kepalanya dalam punggung Albert.

"bentar lagi nyampe kok," sahut Albert.

Lampu hijau menyala, Albert langsung memulai aksinya lagi, Calista memeluk erat tubuh Albert, Albert mengurangi kecepatannya karena sebentar lagi sampai di sekolah.

Albert mulai memasuki wilayah sekolah, semua mata memandang ke arah Albert dan Calista. Calista turun dari motor dengan keadaan kaki yang gemetar sangat hebat, Albert melepaskan helm yang ada di kepala Calista sambil mengacak-ngacak rambutnya.

"Gila lo ya! Pengen bunuh gw lo?!" Tanya Calista darah tinggi.

"Sorry baby," jawab Albert membuat bulu kuduk Calista merinding.

"Jijik njirr," Calista langsung pergi ke kelas meninggalkan Albert. Para siswa yang melihat kemesraan Albert dan Calista langsung menjadi trending topik terbaru.

"Ta, beruntung banget jadi lo," ujar salah satu teman kelasnya.

"Emang kenapa? Hidup gw kan gini-gini aja," respon Calista sambil menatap layar hp.

"Bisa deket sama anak basket, primadona sekolah, pinter, dll."

"Hah? Siapa?" Tanya Calista heran.

"Si ka Albert itu," jawab temannya membuat Calista membelalakkan matanya.

"Apa lo bilang? Albert jadi primadona sekolah ini?" Tanya Calista tak percaya membuat lawan bicaranya menepuk jidatnya sendiri.

"Yaelah, masa lo ngga tau. Entar kalo lo ketemu ama dia, gw nitip salam, bilangin kalo gw naksir. Ok?" Perempuan itu langsung pergi meninggalkan Calista.

CalistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang