kau berbeda

58 32 20
                                    

Kenapa harus takut gelap kalau ada banyak hal indah yang hanya bisa dilihat sewaktu gelap?
💗
❣️

Albert kembali menoleh ke Ammara sambil berkata...
"Aku masih akan mengenalmu. Tapi, bukan sebagai pacar, melainkan mantan." Seketika itu pun Albert menepis tangan Ammara kemudian pergi meninggalkannya.

"Al! Gw masih mau pacaran sama elo!" Teriak Ammara sembari menangis.

"Gw ngga mau pacaran sama pembunuh!" Kata-kata yang keluar dari mulut Albert langsung menancap di dalam hati Ammara.

Albert pergi menuju UKS, guna melihat keadaan Calista saat ini. Di sepanjang perjalanan, banyak ocehan dari para siswa mengenai perbuatan pacarnya, yaitu Ammara. Bagaimana tidak? Albert adalah primadona di mata para gadis di sekolah ini. Biarpun banyak ocehan, Albert tak menggubrisnya. Ia tetap berjalan dengan wajah cool nya. Jika mereka semua terus direspon, itu semua hanya bisa membuat nya emosi dan menumpuk masalah hidupnya.

"Gimana keadaan Calista?" Tanya Albert kepada Raina ketika sampai di UKS.

"Dia pingsan, karena kekurangan oksigen dan mukanya pucat banget," jawab Raina khawatir. Albert memegang kepalanya, "dasar Ammara!" Batin Albert.

"mumpung sekarang jamkos, kita bawa dia pulang aja kuy," ujar Albert.

"duh, bukannya gw ngga mau. Tapi, tadi gw ke sekolah pake motor," sahut Raina bingung.

"tenang aja, gw bawa mobil kok. Nanti lo jagain Calista di belakang. OK ga?" Raina mengangguk. mereka berdua dan anggota UKS lainnya menggotong Calista ke mobil Albert. Raina duduk di belakang bersama Calista. Sedangkan Albert, ia berperan sebagai supirnya.

~Rumah

Calista dibaringkan di atas kasur dengan posisi terlentang. Di samping kanan ada Raina, dan di samping kirinya ada Albert.

"Ta, bangun ta, kalo lo ngga bangun-bangun, gw terpaksa harus ngasih lo nafas buatan," ujar Albert sambil menggenggam tangan Calista.

"SEMBARANGAN!!" timpal Raina ketika mendengar ucapan yang menjijikan dari Albert.

"kenapa? Emang salah kalo gw pengen bantu dia sadar?" tanya Albert.

"niat lo ngga salah! Tapi cara elo yang salah!!! Dasar kakel BEGO!" Geram Raina ingin mencubit ginjal Albert.

"elo tuh yang nyebelin!" balas Albert tak mau kalah. Hingga akhirnya mereka adu mulut dan tak menyadari bahwa Calista sudah tersadar dari pingsannya.

"lo berdua bisa diem ngga si? Kepala gw pusing tau denger kalian ribut terus!" ujar Calista sambil memegang kepalanya yang masih pusing. Raina dan Albert menengok ke arah Calista.

"Calista!!!" teriak Raina sambil memeluk erat Calista.

"gw kira, ini pertemuan terakhir kita," celetuk Albert yang langsung mendapat tatapan tajam dari Calista dan Raina.

"gara-gara pacar lo sih!" Ujar Raina pada Albert.

"udah Ra... jangan mancing keributan. Lo boleh ribut ama Albert setelah gw bener-bener sembuh." sahut Calista dengan suara yang begitu lemah.

"kalo gitu gw pulang dulu deh," pamit Albert sambil tersenyum pada Calista. Calista pun membalas senyumanan itu. Setelah itu Albert pergi meninggalkan Calista dan Raina.

"lo ngga berangkat ke sekolah lagi Ra?" tanya Calista. Sedangkan Raina sudah mengganti seragamnya.

"ga, gw khawatir sama keadaan lo," kata Raina yang sebenarnya hanya alasan semata.

"halah, BULLSHIT," ujar Calista yang sudah tau tak-tik satu temannya ini.

"Ra, gw ngga enakan nih sama Albert. Katanya, dia putus sama Ammara," kata Calista mulai curhat.

"lo tau dari mana?" tanya Raina heran. Padahal sejak tadi Calista berada di UKS.

"ini lagi jadi trending topik di sosmed," jawab Calista sambil memperlihatkan layar hp nya yang memperlihatkan detik-detik Albert memutuskan Ammara.

Calista bangkit dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandi, namun Raina mencegahnya.

"Istirahat dulu aja Cal," ujar Raina. Calista tersenyum. "Gw gak papa kok."

Hp Calista di taruh di atas kasur. Tiba-tiba saja ada pesan masuk di hp Calista. Raina mengintip pesan itu. Ternyata pesan itu dari Albert. Dia mengatakan, "aku akan menemui mu sore ini." Raina terkejut ketika Calista membuka pintu kamar dan melihat ku yang sedang mengintip hpnya.

"Ngapain lo liat-liat?" Tanya Calista curiga. Raina mengatakan bahwa ada pesan masuk di hpnya.

Calista mengambil hp itu kemudian membalas pesan dari Albert.

Calista
Mau ngapain lo kesini?

Albert
Membicarakan hal penting.

Calista
Tentang?

Albert
Masa depan yang menjadi samar.

Calista
Maksudnya?

Albert
Nanti juga kau tau.

READ!!!

"Dasar orang aneh," batin Calista. Ia pun duduk di depan kaca besar dengan aksesoris miliknya.

"tumben lo dan-dan, mau ngapel sama pacar baru ya..." ledek Raina sambil  menyipitkan matanya.

"apaan sih lo! Kalo ngomong ngga usah ngelantur deh..." ujar Calista kesal.

"nih gw kasih tau, kalo lo punya pacar, hidup lo bakal enak. Misalnya nih, lo mau makan di restoran, lo tinggal bilang sama pacar lo, pasti diturutin," kata Raina sampai membuat Calista sedkit percaya.

"beneran Ra?" tanya Calista dengan mata yang berbinar-binar.

"tapi tergantung hidup cowo nya dulu. Kalo dia tajir melintir, pasti yang lo minta, bakal diturutin." Raina cekikikan melihat mimik Calista yang percaya dengan omongannya.

"BTW... gw mau es krim nih Ra," ujar Calista sambil cemberut.

"pas banget. Entar kalo ada Albert, lo minta sebanyak-banyaknya. Ok?" pertanyaan Raina langsung diangguki oleh Calista.

"Ta! gw dateng." panggilan khas itu terdengar jelas di kuping Calista. Calista langsung turun menemui orang yang memanggilnya tadi.

"ALBERT..." girang Calista ketika bertatap muka dengan Albert dan langsung memeluknya erat.

"kesambet setan apa lo? Tiba-tiba meluk gw," heran Albert sembari mencoba melepas pelukannya.

"sini-sini duduk," ujar Calista mempersilahkan Albert duduk. Kelakuan Calista membuat Albert bingung sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

"oh iya Al, maaf ya... gara-gara gw, lo jadi JOMBLO," kata Calista.

"adanya juga gw yang minta maaf, gara-gara pacar gw, lo hampir mati," sahut Albert yang langsung mendapat tatapan tajam dari Calista.

"ngga, gw ngga mau maafin lo!" kata Calista sambil membuang muka dan melipat kedua tangannya di depan dada. Albert menepak keningnya.

"kalo lo berharap bisa di maafin sama gw, lo harus pergi beli es krim bareng gw!" ancam Calista membuat Albert memutar bola matanya malas.

"ya udah iya. Tapi belinya nanti, kalo gw berangkat sekolah," ujar Albert.

"berarti nanti kita berangkat sekolah bareng dung?" tanya Calista dan mendapat anggukan dari Albert.

CalistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang