truth or dare?

35 18 18
                                    

Kadang rasa nyaman bisa bikin lupa, kalau status kita cuma TEMAN.

✨✨✨

Inilah hari di mana Calista bisa tidur sepuasnya, tanpa harus di ganggu oleh waktu sekolah. Jam menunjukkan pukul 09:00, Calista masih santai di atas kasurnya. Sedangkan Raina, ia sibuk memainkan ponselnya di samping Calista.

"Ra, lo udah mandi?" tanya Calista.

"Yaelah Cal, gw kan langganan bangun pagi dan mandi duluan," sahut Raina menyombongkan diri. Calista duduk, menggaruk-garuk rambut yang sangat acak-acakan, berusaha mengumpulkan nyawa terlebih dahulu.

Calista melangkahkan kakinya, bersiap untuk bertemu dengan peralatan mandi.

"Cal!" panggil Raina. Calista menengok ke sumber suara.

"Apaan?" Tanya Calista.

"Tuh," tunjuk Raina ke arah seprai kasur. Calista membuka matanya lebar.

"Huh! Menyebalkan!" Dengus Calista sambil membuka seprai kasur yang terkena darah kotornya.

Deerrtt.

Ponsel Raina berdering, menunjukkan ada panggilan masuk.

Deandra.
Ra, bukain pintunya.

Raina.
Hah? Pintunya siapa yang dibuka?

Deandra.
Pintunya Calista.

Raina.
Emang lo ada di mana?

Deandra.
Di teras rumah Calista!

Raina menutup panggilannya, ia segera membukakan pintu untuk Deandra yang mungkin sudah dari tadi berada di rumah Calista.

Raina menunjukkan cengiran kudanya ketika melihat wajah Deandra.

"Maaf," ucap Raina.

Calista keluar dari kamar mandi dengan membawa ember jumbo keluar rumah dan rambutnya yang di gulung dengan handuk. Ia menjemur semua pakaian yang baru saja di cuci.

"Ta!" Panggil seseorang. Calista yang merasa di panggil namanya, langsung mencari orang yang memanggilnya. Panggilan dengan sebutan 'Ta' itu sudah tak asing lagi di kuping Calista.

"Eh, elo. Ngapain ke sini?" Tanya Calista ketika sudah menemukan orang yang memanggilnya tadi.

"Mau main doang, emang nya kga boleh ya?" tanya Albert.

"Boleh, masuk aja ke dalem," jawab Calista.

"Nanti lah, gw mau liat bidadari jemur baju dulu," tutur Albert. Calista sedikit tersenyum.

"Apaan sih lo! Geli tau!" Tukas Calista menggidikkan bahunya.

"Kuy masuk," ajak Calista setelah selesai menjemur pakaian.

Calista masuk ke dalam rumah di susul dengan Albert. Calista menghentikan langkahnya saat melihat Deandra ada di ruang tengah.

"Kak Dean? Kapan datengnya?" tanya Calista sambil menyelipkan poninya di belakang telinga.

"Waktu lo di kamar mandi," jawab Deandra.

CalistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang