umpan permainan

77 30 21
                                    

Di dunia ini tak ada yang abadi, baik itu bahagia ataupun luka

💝💝💝

"naik atau kita jadian?" albert member Calista pilihan dengan muka serius sembari menatap lekat mata Calista.

"ngarep!" kata Calista sembari naik ke motor Albert.

"kga ada," jawab albert singkat dan langsung menuju rumah Calista.

Disepanjang perjalanan Calista menikmati udara segar yang ia rasakan, rambut yang tergerai pun sedikit berantakan karena tertiup angin. Sejuknya suasana membuat rasa kantuk datang.

"Ta! Jangan tidur, rumah lo dimana?" tanya Albert sambil mengendarai motor.

"lurus terus aja, kalo lo nemu perempatan, tinggal belok kanan, terus cari rumah yang bernuansa baby blue," jawab Calista. Calista tak bisa menahan rasa kantuk nya, tidur adalah pekerjaan nya yang sangat diprioritaskan dalam hidupnya. Tanpa sadar, kepala Calista menyandar dipunggung belakang Albert.

Albert kaget, dia kira Calista sengaja menyandarkan nya. Saat melihat lewat kaca spion, ternyata Calista terlelap dalam mimpi.

Selang beberapa menit, Albert melihat rumah yang bernuansa baby blue seperti yang tadi Calista jelaskan. Albert segera menuju rumah tersebut. Ketika sampai di depan rumah Calista, Albert melihat motor satria di depan gerbang rumah Calista dengan keadaan pintu rumah yang terbuka lebar.
" TA, TA! Rumah lo ada pencuri!" Albert turun dari motornya, Calista hampir terjatuh karena punggung yang dijadikan sandaran Calista hilang begitu saja. Dengan raut wajah yang tidak bisa dikondisikan dan arwah yang belum terkumpul sempurna. Calista masih terdiam di motor, sedangkan Albert, ia segera masuk ke dalam rumah Calista dengan membawa sapu lidi. Saat sudah berada di dalam rumah Calista yang teramat megah, ia melihat seorang lelaki dan perempuan sedang menonton tv dan sembari menikmati makanan ringan diatas sofa yang empuk.

"Woi! Siapa lo?!" teriak Albert lantang. Kedua orang itu menengok kearah Albert dengan muka datar. Albert membuka matanya lebar, ia mengenali kedua orang itu. Dia adalah Raina bersama pacarnya, Deandra.

"Raina? Kok lo ada disini?" tanya Albert heran. Sapu lidi yang tadinya terangkat, perlahan mulai diturunkan, setelah Albert tau bahwa mereka berdua bukan seorang maling, melainkan temannya sendiri.

"ini rutinitas gw, setiap pulang sekolah gw selalu ke sini," jawab Raina.

"ngapain?" tanya Albert.

"main," sahut Raina singkat karena mata nya sangat fokus pada tayangan sinetron yang sedang ia lihat

"terus, kenapa tadi pulang sekolah lo ngga nungguin Calista?" tanya Albert lagi dan lagi.

"kepo amat lo ama urusan gw!" bentak Raina karena ia merasa terganggu saat Albert terus mengajukan pertanyaan yang tidak penting.

"dilarang berisik, ini rumah gw, bukan tempat pacaran lo berdua," tegur Calista saat memasuki rumah.

"hehehe, udah terlanjur nyaman sama rumah ini," sahut Deandra sambil menunjukan cengirannya.

"yang penting ngga nyaman sama yang punya rumah ini," celetuk Raina.

"dan lo! Silakan pulang, dan makasih atas jasa OJEK nya," ujar Calista sembari menunjuk pintu rumah pada Albert.

"enak aja ojek, kalo kga ada gw, lo ngga bakal bisa pulang," sahut Albert sedikit sewot.

"serah lo!"

Setelah itu Calista menaiki satu persatu anak tangga, karena kamar tidurnya ada di atas.

"Dra lo punya no nya Lista ngga?" tanya Albert sebelum pulang.

CalistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang