cintanya di tolak

31 16 23
                                    

Biarpun kamu sudah lama pergi, tapi sapaan hangat mu masih terasa sampai kini.

⌛⌛⌛

Setelah melihat Calista sedikit marah, Raina langsung menyusul Calista.

"Bentar ya, wajar lagi datang bulan," bisik Raina sebelum naik ke lantai dua. Albert mengacungkan jempolnya.

Raina duduk di atas kasur, tepatnya di samping Calista yang sedang rebahan.

"Lo kenapa sih Cal?" Tanya Raina pura-pura tak mengerti.

"Ngga papa kok," sahut Calista jutek. 

"Jujur aja lah, lo kan temen deket gw, cerita dong," bujuk Raina. Calista menengok sebentar sambil membuang nafas panjang.

Albert mengumpat di balik tembok sambil mendengarkan curahan hati seorang Calista. 

"Ngga papa sih, tapi gw sebel aja sama si Albert, kenapa dia ngga ngehargain perasaan gw!" Gerutu Calista penuh penekanan.

"Emang perasaan lo tadi gimana?" Tanya Raina.

"Jangan-jangan, lo suka lagi sama si ka Albert," lanjut Raina. Calista langsung membuka matanya lebar dan menunjukkan lubang hidungnya ke arah Raina.

"Apaan si?! Bisa-bisanya lo mikir kaya gitu? Ngga ngotak!" Seru Calista membuat Albert menahan tawanya.

Albert masuk ke kamar Calista.

"Ta, masih marah?" Tanya Albert, membuat Calista melirik sinis.

"Suruh siapa lo masuk?!" Sela Calista. Ia langsung duduk.

"Emang gak boleh? Suatu saat nanti, ini kan kamar kita berdua," ucap Albert enteng.

"Ngga sudi!" Tolak Calista.

"Ra, besok berangkat sekolah bareng pasangan masing-masing," ujar Albert pada Raina.

"Ok kakak...." 

"Enak aja main bilang 'ok' nanti gw berangkatnya sama siapa?" Tanya Calista mengguncang lengan Raina.

"Lo pake motor gw aja," sahut Raina sambil melepaskan tangan Calista yang menempel pada lengannya. Calista mengerucutkan bibirnya.

"Kalo gitu, gw mau pulang. Bye," pamit Albert.

Calista menatap pundak Albert yang mulai menjauh.

"Al!" Pekik Calista membuat Albert menengok sambil mengangkat satu alisnya.

"Kenapa? Hmm," sahut Albert.

"Hati-hati di jalan," ujar Calista membuat jantung Albert sedikit berdegup kencang.

"Siap nyonya," canda Albert sambil membungkukkan badannya.

Calista tertawa kecil, melihat tingkah Albert.

"Gw liat, kayaknya si ka Albert suka sama lo tau," tutur Raina sambil berbisik di kuping Calista.

"Masa? Gw sih, OH aja," tukas Calista membuat Raina kesal.

✨✨✨

Calista bangun lebih awal dari Raina. Kini ia sedang merapikan rambut panjangnya di depan kaca. Untuk hari ini, Calista membiarkan rambut panjangnya tergerai indah.

CalistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang