"Bagaimana rancanganmu?"
Sebuah suara di ambang pintu membuat Sooyoung yang fokus dengan layar di laptopnya pun menoleh. Ia tersenyum begitu mendapati sosok Irene Kim. Wanita bertubuh jenjang yang merupakan mantan model ternama dan juga rekan kerjanya saat ini.
"Sejujurnya aku sedikit mengalami kendala."
Sahut wanita yang kini bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati sofa dimana Irene berada.
"Tolong seduhkan teh hijau untuk kami."
Ujar Sooyoung pada sekertarisnya kemudian terduduk di hadapan rekannya.
"Kali ini apa lagi?"
"Kau tau model dan pemain basket Moon Su In?"
"Ya. Aku sempat bekerja sama beberapa kali dengannya."
"Bagaimana pendapatmu tentangnya?"
"Kenapa? Kau tertarik dengannya?"
"Ah kak Irene."
Protes Sooyoung membuat Irene terkekeh ringan. Dengan menyilangkan kedua kakinya, wanita yang masih tampak belia di usianya yang menginjak 40 tahun itu sedikit mencondongkan tubuhnya.
"Apakah ia modelmu selanjutnya?"
"Ya. Ia adalah model kepercayaan majalah For Man dan yang akan mengenakan setelan jas rancanganku."
"Lalu apakah kau mengalami kendala karenanya?"
"Sedikit..?"
Sahut wanita itu ragu-ragu sementara Irene mengernyitkan kedua alisnya.
"Apa masalahnya?"
"Ia cukup pemilih untuk pakaian yang akan ia kenakan. Segala yang aku siapkan selalu di komentari. Keinginannya benar-benar berbanding terbalik dengan yang diinginkan pihak For Man."
"Yang aku dengar hubungan mereka sedang tidak baik. Bisa saja ia menyiksamu karena ingin mencari celah untuk mengakhiri kontrak dengan majalah itu."
"Jika begitu, maka ia hanya perlu mengakhiri kontrak dengan mengajukannya. Mengapa harus menyiksaku?"
"Mungkin ia tertarik padamu."
Goda Irene yang membuat Sooyoung menghela nafas ringan seraya memutar bola matanya malas.
"Pria muda sepertinya? Kepadaku yang sudah berkepala tiga?"
"Mungkin kau akan terkejut mendengar hal ini. Tapi usianya lebih tua dariku setahun."
"Yang benar saja."
Pekik Sooyoung dengan wajah terkejut. Keduanya kemudian beralih ketika sebuah ketukan ringan di pintu terdengar. Sepasang matanya kembali membulat begitu mendapati kehadiran sang suami di ambang pintu.
"Sehun."
"Apakah aku salah dengar atau ini memang benar adanya? Istriku sedang membicarakan pria lain saat ini."
Ujarnya dengan nada sarkas. Terdengar Irene berdehem pelan dan meminum secangkir teh hijau miliknya kemudian bangkit.
"Sepertinya aku harus kembali ke kantor. Sampai jumpa besok."
Pamit wanita jangkung itu dan berlalu pergi setelah sebelumnya melambaikan tangan pada Sehun. Sedangkan Sooyoung, dengan senyum kikuknya ia bangkit dan berjalan mendekati pria yang kini kembali menatapnya dengan tatapan curiga.
"Siapa Moon Su In?"
"Kau mendengarnya?"
"Dengan sangat jelas. Semuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Man [END]
Fanfiction{FANFICTION} Cinta yang selalu kau gaungkan itu adalah omong kosong paling sampah yang pernah aku dengar.