24

751 117 7
                                    

"Kau yakin tak perlu kutemani?"

Tanya Chanyeol yang kini memarkirkan mobilnya di halaman rumah Sooyoung. Wanita itu pun tersenyum dan mengangguk mantap. Sedangkan sang kakak hanya dapat menghela nafas pelan dan mengangguk setuju. Mengusap lembut puncak kepala adiknya. Hal yang akhir-akhir ini sering ia lakukan.

"Aku akan menunggu disini."

"Aku tak akan lama."

Sahutnya seraya membuka pintu mobil dan berjalan memasuki rumahnya.

"Sehun."

"Hm?"

"Ada yang harus kukatakan."

Ujar Sooyoung menahan langkah sang suami yang hendak menaiki tangga. Pria itu pun mengangguk setuju dan menggandeng Sooyoung hingga duduk di sofa.

"Katakan."

Sooyoung terdiam, menatap lekat sepasang mata sang suami. Cukup lama keduanya hanya saling memandang dalam keheningan hingga wanita itu kembali berucap.

"Ayo kita bercerai."

Ujarnya dengan hanya mengenakan tiga kata namun mampu mengubah suasana hangat diantara keduanya.

"Sooyoung."

"Aku ingin cerai."

Ucap wanita itu mengulangi perkataannya. Sehun menggeleng cepat dan mendekat. Menggenggam erat kedua tangan sang istri dengan buliran bening yang terjatuh dari pelupuk matanya.

"Tidak. Aku tak mau."

"Aku tak bisa menahannya lebih lama lagi."

"Jangan begini.."

"Aku pikir semuanya sudah baik-baik saja. Aku pikir dengan memaafkan dan memberimu kesempatan, kita bisa memulainya lagi dari awal. Tapi ternyata tidak."

"Sooyoung, aku mohon."

Tangisnya yang kini berlutut dihadapan sang wanita. Menenggelamkan wajahnya di punggung tangan Sooyoung dan menangis sejadinya. Namun wanita itu memilih membuang muka, enggan untuk berbelas kasih.

"Aku tak bisa menyembuhkan goresan luka dalam diriku. Semakin aku mencoba untuk mengobatinya, semakin busuk dan berbau lukaku."

"Izinkan aku untuk memperbaiki semuanya."

"Tak ada lagi yang perlu di perbaiki. Tidakkah kau menyadarinya? Rumah tangga kita sudah hancur sejak delapan tahun yang lalu. Kau yang menhancurkannya."

"Sayang.."

"Apa kau tau bagaimana perasaanku? Bagaimana penderitaan yang harus kulewati saat mengetahui kau mengulangi kesalahan yang sama? Bagaimana muaknya aku saat harus kembali berpura-pura bodoh dan menerimamu kembali? Rasanya sangat menjijikkan hingga membuatku ingin mengakhiri hidupku."

"Aku akan memperbaiki sikapku. Aku tak akan menyakitimu lagi. Aku akan memperlakukanmu lebih baik dari yang sebelumnya. Karena itulah jangan berpisah dariku Sooyoung. Beri aku kesempatan satu kali lagi."

Sahut pria itu kembali mendongak. Menatap wanita dihadapannya dan semakin mempererat genggaman tangannya.

"Sesalmu memang selalu terlambat. Aku berani bertaruh jika kau tak tertangkap basah, kau tak akan mengakhiri hubungan kalian."

Dengan tatapan dinginnya ia melepas paksa genggaman tangan Sehun dan mulai bangkit. Melewati pria itu begitu saja dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Tak lama setelahnya Sooyoung kembali dengan membawa koper besar di tangannya. Sehun yang melihatnya segera bangkit dan berjalan mendekat. Menahan pergerakan wanita itu.

"Sooyoung, apa yang kau lakukan? Kau mau kemana malam-malam begini? Jangan pergi."

"Minggir."

"Aku mohon jangan tinggalkan aku."

Pintanya dengan tangis yang tak dapat ia bendung. Mengabaikan permohonan Sehun, Sooyoung mendorong kasar pria itu dan meninggalkan koper yang ia bawa begitu saja seraya berjalan menuju pintu keluar. Mengabaikan sang suami yang memanggil namanya berulang kali.

Wanita itu bergegas memasuki mobil Chanyeol yang telah menunggunya di depan pintu rumah. Sementara Sehun mengetuk kaca mobil berulang kali. Memohon agar wanitanya itu berubah pikiran dan segera keluar dari mobil mercedes benz yang ia naiki.

Namun berbeda dengan Sooyoung yang tampak sedikit gundah, hal itu tak berlaku bagi Chanyeol yang kini mulai menancap pedal gas. Melajukan mobilnya meninggalkan halaman luas rumah Sehun. Meninggalkan pria yang kini jatuh berlutut dengan tangisnya yang terdengar nyaring.

Sementara itu di dalam mobil, walaupun Sooyoung membuang muka dengan menatap keluar jendela, Chanyeol cukup tau jika adiknya itu tengah menangis. Ia pun menyalakan musik jazz kesukaan Sooyoung untuk membuatnya merasa lebih baik.

"Kita ke appartemenku. Kau bisa tinggal disana untuk sementara."

"Em."

Sahut Sooyoung singkat tanpa berniat untuk menatap sang kakak.

-

Yerim berjalan tergesa-gesa memasuki gerbang keberangkatan bandara Incheon. Dengan mengenakan topi, kacamata, serta scarf yang menutupi wajahnya, gadis itu tampak berhati-hati dalam setiap pergerakannya.

Langkahnya terhenti begitu ia melihat sebuah pemberitaan di televisi bandara. 'Konglomerat Kim Jo Kwang di duga melakukan penggelapan dana dalam kerjasamanya dengan Mr. A yang merupakan mantan kekasih anaknya.' Begitulah bunyi headline news yang terpampang jelas di layar televisi.

"Hey, bukankah itu dia? Gadis simpanan CEO."

"Benar. Itu dia. Wah benar-benar tidak tau malu. Setelah apa yang terjadi dengan keluarganya, bagaimana bisa ia berani menampakkan diri disini? Benar-benar memalukan."

"Aku baru tau jika orang kaya juga bisa tak memiliki etika. Aku pikir mereka lahir sebagai orang berpendidikan. Bagaimana bisa ia merusak rumah tangga orang lain?"

"Apa kau tak tau jika ia sekarang bangkrut? Karena itulah ayahnya melakukan korupsi."

"Aku dengar mantan pacarnya bukan orang sembarangan. Bagaimana bisa ia lebih memilih pria beristri? Cinta memang membuatmu buta."

"Cinta pantatku. Ia hanya bodoh. Itu saja."

Samar-samar terdengar pembicaraan dengan diselingi tawa mengejek membuat Yerim memejamkan mata dengan kedua tangannya yang mengepal kuat. Memilih untuk mengabaikan mereka, gadis itu pun mempercepat langkahnya memasuki gerbang keberangkatan. Meninggalkan negara kelahirannya adalah pilihan yang ia ambil saat ini.

Sementara itu tak jauh darinya, Jaehyun terdiam di tempat. Memandang punggung Yerim dengan senyum tipisnya yang nyaris tak terlihat.

"Tuan."

"Sekarang semua telah kembali pada tempatnya sekretaris Im. Setidaknya aku telah membuatnya membayar kesalahan yang ia perbuat."

"Apa yang akan anda lakukan?"

"Tak ada. Aku hanya perlu melanjutkan hidupku."

Sahutnya yang kini berbalik dan melangkah pergi.

~~~

Her Man [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang