23. Pedagang Sumatra

5.8K 1.3K 261
                                    

.
.
.

    Sunwoo membuka pintu perpustakaan dan masuk ke dalam sambil mengamati tumpukan buku yang diletakkan di lantai dengan kondisi yang masih terikat dengan tali rafia. Benar kata Junkyu, buku buku baru itu kebanyakan tentang astronomi. Sunwoo mengambil salah satu buku dan duduk di kursi sambil menaikkan kakinya ke atas meja.

    Sunwoo mulai membaca buku itu. Seperti dugaannya, itu buku yang membosankan untuknya. Karena Sunwoo tak terlalu tertarik dengan hal hal tentang luar angkasa. Namun salah satu bab cerita menarik perhatiannya, tentang sebuah fenomena yang terjadi lebih dari satu abad lalu, ketika gunung Krakatau meletus dan menyebabkan fenomena meteorologi berupa senja merah tua dan ungu setelah matahari terbenam.

  "Kayaknya indah banget keadaan pas itu." Gumam Sunwoo ngebayangin keluar rumah pas maghrib dan liat langitnya warna ungu, cantik banget pasti.

  "Sunwoo? Kamu ngapain disini?" Tanya Jihoon yang baru masuk ke dalam perpustakaan.

  "Jangan nanyain aku kalo kamu juga kesini tanpa tujuan." Balas Sunwoo.

  "Aku ada tujuan kesini, jadi jangan samain aku ama kamu yang idupnya gabut kek keong."

  "Emang keong hidupnya gabut?" Tanya Sunwoo.

    Jihoon ketawa, "gatau juga, hehe. Kan, aku kuliah pendidikan agama, bukan kedokteran hewan."

  "Tapi sumpah aku gabut banget.." Sunwoo meregangkan otot ototnya yang kaku. Ditutupnya buku bacaan itu sebelum dia kembalikan ke tempat asalnya.

  "Hari ini gaada jadwal ke RS?" Tanya Jihoon.

  "Ada, nanti siang. Ba'da Dzuhur." Jawab Sunwoo.

  "Bareng Jungmo atau Haruto?" Tanya Jihoon lagi.

    Sunwoo nginget nginget, "ama Haru mungkin. Lupa. Tapi keanya pasti ama Haru, kan, sama sama skizofrenia."

    Jihoon mengangguk paham, "jaga kesehatan. Kamu pasti sembuh."

  "Jihoon,"

  "Iya?"

  "Rasanya kena Obsessive Compulsive Disorder itu gimana?" Tanya Sunwoo penasaran.

    Jihoon ketawa kecil, dia mendekati Sunwoo dan mengusak rambut kawannya itu. "Rasanya ga enak. Udah gitu aja, ga lebih parah dari skizofrenia kok.."

  "Aku belum pernah liat kamu kambuh gitu, kamu keliatan tenang, damai, tanpa beban. Itu kamu emang udah bisa kontrol diri atau... Kamu nahan diri biar nggak ngerepotin orang lain?" Tanya Sunwoo, suaranya memelan di akhir kalimatnya.

    Jihoon menggeleng, "aku baik baik aja, rajin minum obat, banyak ngelakuin hal hal positif, banyak ngaji, rutin ke psikiater, mungkin itu beberapa faktornya. Ayo balik, kita tadarus di Masjid, yuk? Nanti kita ajakin Junkyu juga, itung itung biar waktu kita ga mubazir buat gabut doang."

  "Jihoon,"

    Jihoon berbalik, memiringkan kepalanya sambil tersenyum teduh.

  "Kamu boleh ngetawain aku setelah ini, tapi aku ini pendengar yang baik, loh? Aku bakal jadi tempat curhatmu yang stand by 24/7 kalo kamu lagi banyak pikiran.. Aku kenal orang yang suka nyembunyiin perasaannya dan aku hampir kehilangan dia kalo aja nggak sadar."

    Jihoon setia mendengarkan.

  "Mungkin salah satu traumaku yang bikin skizofrenia bukan cuma kematian mamah ataupun kejadian di teluk Bali tiga setengah tahun lalu, tapi tentang ketakutanku ditinggalin orang yang aku sayang tanpa bisa aku cegah sama sekali... Aku cuma mau bilang, kamu bisa ngandelin aku, walau modelanku kek preman bajingan yang hobi mematahkan semangat gini, aku tau kalo ga semua orang punya tempat buat nyimpen seluruh beban hatinya. Ja-jadi, kamu tau maksudku, kan?"

[✔] Klub 513 | vol.1 | Ep.2 : Miss Me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang