29. Tarik Ulur Sampai Hancur

6K 1.3K 171
                                    

.
.
.

    Jaemin, Jeno, dan Hyunjin sedang duduk di salah satu bangku yang ada di kantin Rumah Sakit Cipta Sehat. Ketiganya sama sama diam sejak lima belas menit lalu, sama sama bingung darimana mereka harus memulai pembicaraan.

    Hyunjin udah cukup kaget mendapati kedatangan kedua manusia itu di RS nyariin dia, apalagi dengan fakta jika Yerin menyebut nama Salwa sebagai pelakunya.
 
  
  
  "Seberapa besar kemungkinan Salwa ini masih hidup?" Tanya Jeno meminum kopi yang tadi dia pesan.

  "Yang pasti nggak sampai satu persen. Gua, Lia, Jihoon liat sendiri kematiannya Salwa. Ga mungkin dia masih hidup ataupun malsuin kematiannya." Jawab Hyunjin.

  "Lu bisa pastiin itu?" Tanya Jaemin.

    Hyunjin mengangguk, "darahnya dimana mana, dan ga mungkin dia ngelakuin itu—"

  "Tapi kalian percaya ama orang nggak dikenal yang ngirim kalian pesan kalau Salwa yang berkhianat." Sela Jaemin tertawa sinis.

  "Hubungan macam apa itu, Hyunjin? Kalau lu percaya si Salwa ini orang baik—orang baik dalam melaksanakan tugasnya sebagai mafia, harusnya kalian percaya ama dia, kan? Bukan malah percaya ama orang yang nggak kalian kenal." Lanjut Jaemin.

  "Jihoon cerita ke Eric kalo si pengkhianat mengadu domba kalian. Berarti pengkhianatnya yang ngirim kalian pesan?" Tanya Jeno.

    Hyunjin mengangguk, "seenggaknya itu yang kami percaya hingga detik ini. Bermula dari Jihoon yang beranggapan jika seseorang yang mengirimi kami pesan itu adalah pengkhianatnya, dia melacak nomornya dan tanpa pikir panjang membunuh seorang buruh bangunan yang ternyata dijebak oleh si pengkhianat, dia menggunakan nomor si korban dan menjadikannya sebagai kambing hitam."

  "Si pengkhianat ini jadiin orang lain buat tumbal, ya? Mirip ama dalang masalah kita sekarang.." Ucap Jeno.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

  "Kalian mikirin apa yang gua pikirin?" Tanya Jeno.

  "Kalau pengkhianatnya juga dalang dari kasus kita ini, semua bakal jauh lebih jelas, termasuk keterlibatan otak Kak Lino di dalamnya." Jawab Jaemin.

  "Tapi keuntungan dari ngasih tau kita tentang dirinya sendiri apaan, coba?" Tanya Hyunjin, "jadi keinget Pak Siwon yang malah ninggalin buku harian yang berisi semua pengakuan dosanya di rak buku ruang Klub."

  "Dia pingin Esla ama Klub 513 ada di keadaan ini." Jawab Jaemin tersenyum miring.

  "Maksudnya?" Tanya Hyunjin.

  "Si pengkhianatnya pingin kalian tetap terikat walaupun dalam peraturan tak tertulis di setiap agen mafia, jika salah satu anggota mati, maka kelompok itu tak lagi diakui karena terbukti tak bisa melindungi satu sama lain.' Dan karena keadaan yang buruk itu, dia pingin Klub 513 juga terlibat di dalamnya. Well, dia antara gabut atau emang punya tujuan." Jelas Jeno.

  "Walaupun begitu..." Jeno membatin sambil menghela nafas panjang.

  "Kebetulan yang sangat mengerikan karena Hyunjin berada di dua kelompok yang sama sama terlibat." Ucap Jaemin mewakili isi hati Jeno.

    Hyunjin mengangguk setuju, "Kak Lino juga nyeremin banget, prediksinya itu loh."

  "Mungkin bukan prediksi. Gaada manusia yang bisa ngelakuin itu, bahkan kalopun Kak Lino punya predikat sebagai dukun paling hits pada masa globalisasi ini, tetep aja itu khayal banget kalo sampai beneran sebuah prediksi." Jelas Jaemin.

[✔] Klub 513 | vol.1 | Ep.2 : Miss Me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang