33. Subuh dan Titik Cerah

5.5K 1.3K 290
                                    

.
.
.

    Hongjoong, Jungwoo, Juyeon dan Moonbin ga habis pikir ada orang yang minta sumbangan sambil mengetuk pintu rumah mereka dengan ga selow pada jam setengah satu malam. Hongjoong yang kamarnya ada di lantai dua lantas turun ke lantai dasar dan nemuin Moonbin dan Juyeon udah siaga sambil bawa sapu di tangan masing masing.
 
 
  "Kalian mau mukul orang?" Tanya Hongjoong.

  "Malem malem itu orang identik ama maling." Jawab Moonbin.

  "Bisa gitu, ya.." Ucap Hongjoong menggelengkan kepalanya.

  "Emang ada maling yang mengetuk pintu dulu?" Tanya Jungwoo.

  "Ya, siapa tau malingnya sopan, jadinya ijin dulu, misi, mau ngerampok, boleh?—gitu." Jawab Juyeon.

  "Pinter sekali kau wahai manusia." Ucap Moonbin.

    Hongjoong berdecak lalu dengan santuy membuka kunci dan pintu itu, baru saja pintu terbuka mereka mendapati beberapa pemuda familiar tengah menatap mereka dengan raut muka penuh harap.

  "Ck, kalian ini gabisa baca jam atau gimana, sih? Jam setengah satu malem gedor gedor pintu rumah orang, sampai dikira maling. Minta sumbangan boleh tapi liat jam—"

  "Kak, kami mau minta bantuannya! Cuma kalian yang bisa bantu!" Sunwoo menyela ucapan Hongjoong sambil mencengkram kedua tangan Hongjoong. Tentu saja anak paling muda di Zahuwirya itu mengerutkan kening, antara kebingungan atau menahan sakit sebab cengkraman Sunwoo di tangannya.
  
  
  "Apa yang bisa kami bantu?" Tanya Juyeon sambil mendorong Sunwoo mundur guna melepas cengkramannya.

    Sunwoo malah baru sadar kalo itu Juyeon dan baru tau kalo nama belakangnya Juyeon itu Zahuwirya. Tapi sekarang dia ga peduli, yang paling penting adalah menyelamatkan Junkyu.

  "Sebenarnya, kami mendapat telpon dari seseorang, dia menyandera teman kami dan kami hanya diberi waktu hingga nanti subuh untuk menyelamatkannya.. Petunjuknya adalah tempat yang terlihat namun kau tak bisa menemukannya, dia juga bilang jika kami bisa meminta bantuan kalian karena salah seorang dari Zahuwirya tau tempat itu." Jelas Jeno sopan, beda jauh ama Sunwoo yang gayanya kek mau ninju orang.

    Keempat Zahuwirya itu saling tatap.

  "Sekarang, masuk dulu, ya? Ga enak kalo ngomong di depan rumah gini. Aku tau kalian keburu buru, tapi kalo kalian kebingungan kayak gini, kami juga bakal bingung." Ucapan lembut Jungwoo tak mendapat penolakan.

    Jaemin menangkap senyum Moonbin, namun dia tak bisa memastikan arti senyum itu. Walau senyum itu tak menanam kecurigaan di hati Jaemin, tetap saja cukup misterius untuk diterima sebagai senyum simpul tanpa arti.

 
  "Jadi," Hongjoong berucap, "kalian yakin ada Zahuwirya yang mengetahui tempat itu?"

  "Petunjuknya mengatakan itu." Ucap Jeno.

    Moonbin menaikkan kakinya ke atas sofa, "tempat yang terlihat tapi kalian tak bisa menemukannya? Kok ambigu gitu, ya?"

  "Tempatnya ghoib?" Tanya Juyeon.

  "Otak lu yang ghoib, Juy." Jawab Hongjoong.

  "Akhlak lu juga sama ghoibnya, Joong." Balas Juyeon.

    Eric menatap keempat orang itu satu per satu, dan dia tak menemukan kemiripan di antara mereka semua. Awalnya Eric mengira jika keempatnya punya hubungan keluarga sehingga sama sama memiliki nama Zahuwirya, namun, seberapa besar kemungkinan itu?

  "Tempat yang kita tau, ya? Moonbin kamu kan sering nge bolang ke pelosok negeri, kira kira tempat yang bisa dilihat tapi kamu gabisa menemukannya itu modelan gimana?" Tanya Jungwoo pada Moonbin.

[✔] Klub 513 | vol.1 | Ep.2 : Miss Me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang